Berbeda dengan pernyataan salah satu ibu yang memiliki 2 orang anak, Beliau memiliki alasan tersendiri mengapa anaknya tidak dibawa ke posyandu
untuk ditimbang “ anakku terakhir ditimbang pada umur 1 tahun, karena
tak ingat membawa anakku untuk ditimbang. Dekatnya posyandu tapi itulah sering kelupaan jadinya anak tak
ditimbang”. Suriana, 26 tahun
Sebagian besar ibu rumah tangga sudah mengetahui hal penimbangan balita 1x sebulan, namun pada pelaksanaannya mereka tidak dapat dilaksanakan
yang disebabkan oleh alasan-alasan yang mereka lontarkan beserta ketakutan untuk membawa anaknya untuk ditimbang ke posyandu.
3.2.5. Menggunakan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari, air digunakan sebagai pelarut, pembersih dan keperluan lain dalam rumah tangga,
industri maupun usaha lainnya. Untuk keperluan rumah tangga air digunakan untuk minum, bahkan kegiatan M-C-K, sedangkan untuk keperluan industri air
berfungsi sebagai pendingin mesin, bahan baku, maupun pembersih atau penggelontor limbah.
Di samping itu air juga berfungsi untuk usaha pertanian, perikanan, olahraga, rekreasi, pemadam kebakaran dan sebagainya, demikianlah eratnya
hubungan air dengan kehidupan manusia, namun air juga dapat berperan sebagai
Universitas Sumatera Utara
penularan penyakit maupun gangguan kesehatan karena kandungan bahan tertentu yang terdapat didalam air.
26
Tubuh manusia terdiri dari kurang lebih 30-50 triliun sel dan tersusun oleh banyak air, air membuat manusia sehat air akan membersihkan tubuh dan menjaga
kesehatan
.
80 tubuh manusia terdiri atas cairan, menurut beberapa ilmuan 95 otak manusia tersusun atas air, 82 darah tersusun atas air, 75 terdapat pada
jantung, 86 terdapat pada ginjal, inilah yang menyebabkan air lebih penting dari nutria apapun di dalam tubuh manusia, air merupakan komponen yang ke-2
yang paling penting untuk manusia setelah oksigen
27
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah
tangga. karena itu air minum sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa peroses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Adapun jenis air minum meliputi:
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
3. Air dalam kemasan.
4. Air yang didistribusikan untuk produksi bahan makanan dan
minuman yang disajikan kepada masyarakat, yang semuanya harus
26
Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc., Kesehatan Lingkungan Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2010, hal. 165.
27
Puspitarini Muyosaro, Terapi Air Putih Jakarta: Dunia Sehat, 2012, hal 1
Universitas Sumatera Utara
memenuhi syarat kesehatan air minum keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 907 MENKESSKVII 2002
28
Menurut Departemen Kesehatan ada syarat air minum yang dapat dikonsumsi yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak bewarna dan tidak mengandung
logam berat, walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia terdapat resiko bahwa air telah tercemar oleh bakteri atau zat-zat yang berbahaya.
Wagner 1985 menjelaskan bahwa air membawa penyebab penyakit yang berasal dari kotoran faeces, kemudian masuk ke dalam tubuh orang lain
melalui mulut bersama makanan, susu, sayur mayur, dan bahan makanan lain setelah mengalami kontaminasi baik dengan jalan dijamah seseorang atau lalat
yang telah berhubungan dengan ekskreta, maupun oleh air yang tercemar sehingga akhirnya menimbulkan sakit pada manusia yang sehat.
Penyakit dapat ditularkan melalui air yaitu dengan cara: 1.
Menelan air ,air yang telah mengandung bakteri kemudian masuk lewat mulut bersama minuman dan makanan, seperti penyakit
cholera, dan hepatitis. 2.
Melalui kontak dengan air, penyakit menular dengan cara kontak langsung dengan organism dalam air, contohnya penyakit jamur
dan panu sering menular melalui air dalam kolam renang.
28
Prof. H. Didik Sarudji, M.Sc, Kesehatan Lingkungan Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2010, hal. 167
Universitas Sumatera Utara
3. Melalui vector yang bersarang dalam air. Air berperan sebagai
habitat vector, air sebagai tempat perindukan nyamuk yang akan mempengaruhi meningkatnya penyakit yang ditularkan vector
seperti malaria, DBD dan sebagainya. 4.
Air sebagai pembersih, karena kurangnya kebersihan seseorang sehingga terjadi kontaminasi benda yang dipegang seperti
makanan. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang berkelanjutan sedangkan
kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih semakin hari semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan.
Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk. Dilihat dari kondisi lingkungan di Kelurahan Keramat Kubah air bersih
sangat sulit ditemukan disetiap rumah, karena masyarakat setempat masih mengandalkan air sungai untuk melakukan kegiatan M-C-K Mandi- Cuci-
Kakus hanya beberapa rumah saja yang sudah menggunakan air PAM untuk melakukan kegiatan M-C-K, hal ini disebabkan karena tidak adanya biaya untuk
memasukkan aliran air PAM ke dalam rumah mereka sehingga mereka mau tidak mau harus menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan M-C-K.
Berdasarkan penelitian di lapangan terdapat kendala untuk menggunakan air PAM pada masyarakat Keramat Kubah, salah satunya adalah keadaan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
yang kurang memadai dan konsep pemikiran masyarakat yang mana air sungai yang mereka pergunakan merupakan air bersih menurut pemikiran mereka.
Dilihat dari air sungai yang mereka gunakan jauh dari standar air bersih dan tidak layak untuk digunakan, air sungai di Kelurahan Keramat Kubah ditutupi
dengan sampah dari limbah rumah tangga, selain untuk kegiatan M-C-K sungai dipakai juga sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat di Kelurahan
Keramat Kubah, karena di tempat penelitian tidak terdapat tong sampah baik itu di di depan rumah masyarakat maupun disepanjang jalan dan gang juga tidak
tersedia tempat pembuangan sampah.
Gambar 1.1: keadaan lingkungan masyarakat Kelurahan Keramat Kubah yang dipenuhi
dengan sampah dan tidak terdapat pembuangan sampah, seperti tong sampah dan sebagainya.
Air sungai tidak mereka gunakan untuk memasak dan minum, masyarakat memperoleh air bersih ada yang membelinya dari Musholla ada juga yang
Universitas Sumatera Utara
membelinya dari tetangga yang telah memakai air pet PAM. Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat setempat untuk memperoleh informasi lebih dalam
lagi mengenai pemakaian air bersih di Kelurahan Keramat Kubah. Salah satu informan yang peneliti jumpai adalah seorang mantan kepling
Kepala Lingkungan yang sudah menjabat selama 31 tahun di lingkungan tempat peneliti melakukan penelitian, Beliau merupakan salah satu pengguna air sungai
untuk kegiatan Mandi- Cuci- Kakus M-C-K. Beliau sudah tinggal di Kelurahan Keramat Kubah sejak tahun 1975.
Beliau mengatakan bahwa: ”Mau bagaimana lagi lingkungannya sudah begini disini
jadi mau tidak mau kami tetap menggunakan air sungai untuk kegiatan M-C-K, air bersih disini agak sulit didapat
sehingga masyarakat disini masih mengandalkan air sungai untuk kegiatan MCK”R.Silitonga, 68 tahun
Pada saat peneliti menanyakan masalah mengenai sampah yang dibuang dalam sungai, karena melalui pengamatan peneliti sungai bukan hanya digunakan
sebagai sarana MCK, tetapi juga sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat Kelurahan Keramat Kubah.
Hal ini disebakan kurangnya akses pemerintah untuk memberikan tempat sampah beserta pengangkutan sampah di Kelurahan Keramat Kubah karena
melihat situasi dan kondisi menuju kedalam Kelurahan ini agak sulit dimasuki
Universitas Sumatera Utara
oleh mobil pengangkutan sampah. Seperti yang dilontarkan oleh mantan Kepling Kelurahan Keramat Kuabah yakni:
”iya..iya.., ada mobil kuning namanya pengangkat sampah, tapi hanya di jalan besar itu sampai disitu dijalan besar
itu, tidak ada pengangkutan sampah yang masuk kedalam, ada penyuluhan dari saya sebagai kepala lingkungan
kepada msyarakat untuk tidak buang sampah ke dalam sungai, tapi masyarakat itu katakanlah mungkin dari
sumber daya manusia atau SDM-nya itu masih jauh dari yang kita harapkan, kita sosialisasikannya kebetulan saya
guru SMA-nya namun sudah pensiun.”ungkap Bapak R.Silitonga, 68 tahun
Dari pembicaraan peneliti dengan Bapak R. Silitonga, peneliti menemukan bahwa kepala lingkungan sudah memberikan penyuluhan agar tidak membuang
sampah ke dalam sungai, mungkin hal ini sudah menjadi kebudayaan pada masyarakat Kelurahan Keramat Kubah yang mungkin agak sulit menghilangkan
kebiasaan untuk membuang sampah ke dalam sungai, dan mungkin juga karena ketiadaan akses pengangkutan sampah di daerah lingkungan mereka, seperti yang
diungkapkan oleh salah satu warga yang ada disana. “jauh kali tempat pembuangan sampahnya dek, capek
kalau jalan kesana hanya untuk membuang sampah dek, karena udah biasa kami buang sampah di sungai jadinya
kami buang sampah di sungai ajalah dek” Ibu Arani, 30 tahun.
Dalam konsep pemikiran masyarakat Kelurahan Keramat Kubah, membuang sampah di sungai merupakan hal yang sudah biasa, menurut mereka
Universitas Sumatera Utara
sampah yang dibuang ke sungai tidak akan terendap di sungai namun akan hilang terbawa arus sungai.
Berdasarkan data lapangan yang peneliti temukan, masyarakat setempat masih sangat jauh mengerti akan kesehatan air yang mereka gunakan tidak
mengetahui sanitasi dan kebersihan air yang mereka gunakan. Namun ketika ditanya oleh peneliti apakah di wilayah ini sering terkena
penyakit kulit atau sejenisnya, peneliti terkejut juga ketika salah satu masyarakat mengatakan bahwa di daerah ini jarang terkena penyakit kulit, karena mereka
sudah tahan terhadap kondisi lingkungan dan air disini, seperti yang dilontarkan salah satu masyarakat, berikut isi pernyataannya:
“tidak ada penyakit disini, walaupun keadaan lingkungannya seperti ini” L.br Regar, 32 tahun
Berdasarkan pengamatan peneliti kondisi tubuh masyarakat di Kelurahan Keramat Kubah termasuk kebal akan penyakit walaupun berada di lingkungan
yang kurang bersih dan tidak mendukung kesehatan. Dari pengamatan peneliti selama berada di Kelurahan Keramat Kubah, tidak satupun penyakit, seperti alergi
ataupun gatal-gatal yang peneliti temukan di daerah tersebut. Di daerah-daerah kumuh dengan sanitasi yang tidak memadai, praktek
kebersihan yang buruk, serta air yang telah terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat selain itu masyarakat yang miskin dan
Universitas Sumatera Utara
kurang berpendidikan akan cenderung melakukan praktek kebersihan yang buruk yang berkontribusi penyebaran penyakit .
Hal inilah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Keramat Kubah yang tidak peduli dan memperhatikan keadaan lingkungan sekitar mereka
pada air sungai yang mereka gunakan untuk kegiatan MCK, tanpa mereka sadari mereka telah mencemari air sungai dan berkontribusi di dalam penyebaran
penyakit melalui air yang mereka gunakan.
3.2.6. Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun