“aku gak ke dokter melahirkan dek, melahirkan sendiri aku dek, tali pusar anakku dipotong sama mamakku,
karena bidan jauh dari tempat kami jaraknya 8 km dari kota” Suriana, 26 tahun
Berbeda halnya dengan Ibu R. Sinaga, Salah satu informan yang peneliti temukan di lapangan mengatakan bahwa:
“dek disini gak ada yang namanya melahirkan pakek dukun beranak, semua udah ke dokter atau ke bidan
kalau melahirkan”.Ibu R. Sinaga,50 tahun
Bahkan data yang peneliti peroleh dari mantan Kepling ditempat peneliti melakukan penelitian membenarkan kata-kata Ibu R. Sinaga. Melihat data
dilapangan dan hasil survey yang peneliti peroleh, ternyata masyarakat Kelurahan Keramat Kubah sudah memiliki pemahaman mengenai persalinan yang aman
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan seperti dokter bidan kelurahan yang ada.
3.2.3. Memberi Bayi ASI Eklusif
ASI adalah makanan alami berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening bewarna kekuningan dan sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
ASI Eklusif merupakan pemberian ASI Air Susu Ibu sedini mungkin setelah persalinan, ASI diberikan tanpa ada batas waktu, ASI diberikan sampai
bayi berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan lain, setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain tetapi tetap memberikan ASI sampai umur 2
Universitas Sumatera Utara
tahun. Biasanya bayi yang diberikan ASI eklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula.
Pemberian ASI akan bertambah sesuai dengan bertambahnya usia bayi karena kapasitas perut mereka akan menjadi lebih besar, sedangkan bayi yang
baru lahir yang hanya mengenal susu formula akan memulai minum susu formula kira-kira 3-4 jam selama beberapa minggu.
Pemberian ASI eklusif merupakan faktor penunjang kecerdasan si bayi, selama 6 bulan bayi belum bisa diberikan makanan lain selain ASI oleh karena itu
ibu harus lebih memberikan perhatian yang ekstra pada si bayi. Namun sering sekali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eklusif selesai dan bayi
sudah bisa mengkonsumsi makanan lain selain ASI, si ibu tidak memberikan lagi ASI pada si bayi. Menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di
sapih setelah usianya 2 tahun. Pemberian ASI eklusif sangat penting dan harus menjadi perhatian, dan
tanggung jawab sebagai orangtua akan pertumbuhan anaknya, jika pemberian ASI eklusif tidak diberikan secara maksimal pada bayi pertumbuhan bayi pada usia 0-6
bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi tidak sehat. Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari lingkungan
sekitar, agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan atau budaya yang harus di lestarikan.
Universitas Sumatera Utara
Karena meskipun ada susu formula yang sering diandalkan sebagai pengganti ASI eksklusif tidak akan sebaik ASI. Karena banyak sekali kandungan
susu formula yang tidak terdapat pada ASI, ASI memiliki fungsi menyeluruh pada bayi sedangkan susu formula hanya memacu sebagian saja.
Pemberian ASI eklusif sangat banyak keuntungannya pada bayi antara lain
22
1. ASI mengandung antibodi dalam jumlah yang besar yang berasal
dari tubuh seorang ibu, antibody tersebut dapat membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit selain itu juga dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh bayi. :
2. Hormon yang terdapat didalam ASI akan menimbulkan rasa kantuk
dan rasa nyaman, hal ini dapat membantu menenangkan kolik atau bayi yang sedang tumbuh gigi dan membantu bayi tertidur setelah
makan. 3.
Membantu perkembangan otak, bayi yang diberikan ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
diberi susu formula. 4.
Secara psikologi bagi bayi yang menyusu akan meningkatkan ikatan dengan ibu.
22
http: Memberikan Bayi ASI Eksklusif.htm diakses tanggal 1422014, pukul 12.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
Bukan hanya bayi saja yang memperoleh keuntungan dari pemberian ASI eklusif, bahkan si ibu juga mendapatkan keuntungan dari menyusui antara lain
23
1. Menurunkan berat badan, menyusui dapat membakar ekstra kalori
sebanyak 200-250 per hari . :
2. Hemat biaya, dengan menyusui tidak perlu mengeluarkan biaya
seperti biaya susu formula selain itu jika dengan menyusui tidak perlu membeli perlengkapan seperti dot, botol susu dan
sebagainya. 3.
ASI selalu tersedia tanpa harus menunggu dan menghangatkan kembali pada saat bayi menangis.
4. ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami.
5. Memberikan rasa tenang, nyaman dan menunjukkan cinta pada
bayi pada saat pemberian ASI. 6.
Menyusui bagus untuk kesehatan, wanita yang menyusui lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa kanker termasuk kanker
payudara dan kanker ovarium.
Bagi masyarakat Kelurahan keramat kubah pemberian bayi ASI eksklusif sangat penting bagi pertumbuhan bayi, agar bayi dapat tumbuh dengan kuat dan
tahan terhadap penyakit. Namun tidak semua pemikiran ibu rumah tangga yang ada di Kelurahan Keramat Kubah ingin memberikan ASI pada bayi mereka, ada
23
http: Memberikan Bayi ASI Eksklusif.htm diakses tanggal 1422014, pukul 12.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
beberapa alasan mengapa tidak memberikan ASI pada bayi mereka, salah satunya si ibu tidak memiliki ASI yang cukup buat bayinya, ada juga yang mengatakan
bahwa si bayi tidak suka dengan air susu ibu jika diberikan pada si bayi, si bayi menolak untuk meminum air susu ibunya.
Informan yang peneliti temukan, seorang ibu rumah tangga yang berusia 20 tahun, Ibu Nur ainur, ibu ini sudah memiliki 2 orang anak dan anak kedua baru
berusia 2,5 bulan, bayinya tidak bisa memperoleh ASI yang cukup dari ibu, bayi hanya diberikan susu formula untuk membantu pertumbuhan si bayi. Pada saat
peneliti menanyakan mengapa si bayi tidak bisa memperoleh ASI yang cukup dari ibu, si ibu tersenyum kecil sambil berkata:
“gimana lah ya dek, air susu kakak tak cukup untuk adek ini udah kakak pompa pun untuk mengeluarkan
ASI-nya tapi tetap aja tak keluar airnya, makanya kakak kasih aja dia susu kaleng dek.” Nur ainur, 20
tahun
Peneliti mendengarkan setiap keluh kesah si ibu karena tidak bisa memberikan ASI pada bayinya, pada saat itu bayinya digendong dipangkuan si
ibu, peneliti melihat ada yang aneh pada kulit si bayi kulitnya dibagian pipi, daun telinga, dan leher berwarna merah seperti keringat buntat tetapi membentuk pola
seperti lingkaran, karena keingintahuan peneliti menanyakan kepada ibu kenapa kulit bayi seperti ini, si ibu tersenyum sambil melihat wajah peneliti yang penuh
dengan tanda tanya.
Universitas Sumatera Utara
“oh.tak apa-apanya ni dek, ni kenak air susu kakak makanya merah-merah tak tahan adik ini kena air
susu kakak dek. Nur Ainur, 20 tahun
Peneliti hanya mengangguk saja mendengar perkataan si ibu, dalam konsep pemikiran mereka yang menyebabkan kulit bayi menjadi iritasi berasal
dari susu ibu. Namun tidak banyak juga ibu-ibu rumah tangga yang memberikan ASI pada bayinya hingga usia 2 tahun ada juga sebagian ibu-ibu memberikan ASI
hingga usia anaknya diatas 2 tahun disebabkan tidak adanya biaya untuk membeli susu formula.
Pada Masyarakat Keramat Kubah tidak terdapat upaya atau cara tradisional untuk melancarkan ASI, karena kehidupan yang ingin instan, jika ASI
ibu tidak lancar maka akan langsung beralih pada susu formula untuk buah hati mereka. Pada pengamatan peneliti ketika berada dilapangan menemukan salah
satu balita yang sudah berusia lebih dari 1 tahun, dimana anak ini hanya sebentar saja minum ASI setelah itu hanya mengkonsumsi susu formula untuk
pertumbuhannya. Tidak ada upaya yang dilakukan sang ibu untuk menambah air susu dengan cara tradisional, karena tidak ingin direpotkan sang ibu memberikan
susu formula untuk pertumbuhan anaknya.
Seperti yang diungkapkan ibu Simarmata yang memberikan ASI pada anaknya hingga usia diatas 2 tahun, karena beliau tidak memiliki uang untuk
membeli susu formula. Ketika peneliti melontarkan pertanyaan apakah penting air susu ibu untuk anak bayi mereka, salah satu ibu menjawab:
Universitas Sumatera Utara
“pentinglah,, karena Asi membantu perkembangan macam makanlah Asi itu jadi penting, walaupun tidak
makan tapi Asi membantu tetapi karena usianya sekarang sudah 1,5 bulan tak cukup diberikan
Asisaja” Diana, 26 tahun
Mendengar pernyataan si Ibu, dalam hati peneliti bergumam bahwa ibu ini sangat memperhatikan perkembangan si anak, namun pujian tersebut mulai sirna
ketika peneliti bertanya pada si Ibu sampai berapa bulan pemberian ASI kepada sang anak, ibunya menjawab:
“ pemberiaan Asinya hanya sampai umur 4 bulan dek sambil tersenyum, di umur 4,5 bulan udah dikasih
makanan nasi tim. Dokter marah karena sudah diberi nasi tim padahal belum lagi mencukupi umurnya tapi
karena sudah terlebih dulu dikasih bubur tim jadi tetap diberi nasi tim lah dek..” ungkap Ibu Diana,26 tahun
Beliau mengungkapkan bahwa Ia telah memberikan bubur tim pada anaknya usia 4,5 bulan karena Beliau mengira bahwa anaknya sudah bisa diberi
nasi tim, namun ketika dibawa ke dokter, dokter marah kepada Beliau karena belum waktunya untuk diberi bubur tim, namun Beliau mengatakan bahwa Ia
sudah terlanjur memberi bubur tim pada anaknya sehingga tidak mungkin lagi tidak memberikan bubur tim pada anaknya.
Mendengar pernyataan sang ibu peneliti hanya bisa tersenyum. Berdasarkan data kuesioner yang peneliti sebarkan dari 8 kuesioner hanya 2 orang
yang tidak memberikan ASI pada anaknya, berarti sekitar 25 yang tidak memberikan ASI eklusif pada anak.
Universitas Sumatera Utara
Dari data yang ada diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Keramat kubah mengerti dan peduli akan pertumbuhan bayi mereka masing-masing.
Namun masih ada sebagian ibu rumah tangga yang belum mengerti sampai kapan ASI akan diberi kepada bayi mereka.
3.2.4. Menimbang Balita Setiap Bulan