Pengelolaan Sampah Perkotaan Negara Lain

2.5 Pengelolaan Sampah Perkotaan Negara Lain

2.5.1 Pengelolaan sampah di Taiwan Taiwan adalah salah satu negara yang berhasil dalam melibatkatkan peran masyarakat dalam mengurangi sampah, kesadaran masyarakat ini karena pemerintahnya menerapkan metode municipal waste sampah rumah tangga yaitu kebijakan pemerintah Taiwan yang tidak menggunakan tempat sampah komunal sehingga menyebabkan masyarakat secara aktif membuang sampah rumah tangga dengan menunggu truk sampah yang telah terjadwal baik pada pagi dan malam hari seperti yang terlihat pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Aktivitas Warga Taiwan Membuang Sampah Sumber: httptaiwan culture portal.com Pemandangan warga Taiwan berduyun-duyun menunggu truk sampah yang dibuat menarik karena diiringi dengan musik sebagai penanda jadwal pembuangan sampah, selain itu kepedulian terhadap lingkungan yang tinggi juga dapat kita lihat Universitas Sumatera Utara dari kebijakan penggunan plastik belanjaan yang tidak gratis, sehingga masyarakat berbelanja membawa kantong plastik sendiri. Kebanyakan tempat sampah di Taiwan sudah diklasifikasikan menurut sampahnya: organik, kertas, kaleng, botol, e-waste sampah elektronik, baterai, dan general waste. Jika tidak komplit pun, tempat sampah yang paling standar biasanya ada dua: recyclable dan non-recyclable. Dalam pemprosesan akhir sampah Taiwan memiliki pembakaran incineration adalah metode utama pengolahan municipal waste, terutama yang padat, sedangkan metode landfill di gunakan tidak sebagai prioritas, Taiwan memiliki lebih dari 20 incinerator Curitiba adalah ibukota Provinsi Parana Brazil. Kota ini terletak di Brazil bagian tenggara, jaraknya sekitar 1.081 km dari ibu kota Brazil. Luas Kota Curitiba 430 kilometer persegi. Sensus tahun 2010 menunjukkan penduduk Kota Curitiba berjumlah 2.469.489 jiwa di seluruh penjuru pulau, dan semuanya adalah tipe waste-to-energy, panas yang dihasilkan dikonversi menjadi listrik dan dijual kembali, incinerator tersebut terbuka untuk umum dan anak-anak sehingga mereka bisa belajar tentang pengolahan sampah. 2.5.2 Pengelolaan sampah di Kota Curitiba Brazil http:wikipedia.orgwikiCuritiba. Sebagaimana kota-kota besar lain diseluruh dunia, Kota Curitiba juga mengalami berbagai permasalahan urban, antara lain pertambahan populasi dan Universitas Sumatera Utara sampah. Jumlah penduduk Kota Curitiba yang besar menghasilkan volume sampah yang besar pula. Namun demikian Kota Curitiba tidak terpuruk dalam permasalahan sampah. Pada tahun 1989 Kota Curitiba memulai inovasi pengelolaan sampah yang ekonomis dan berwawasan lingkungan yang diberi tajuk “Garbage that is not Garbage” Sampah yang Bukan Sampah. Inovasi pengelolaan sampah tersebut dapat mendaur ulang 70 sampah Kota Curitiba dan 90 penduduknya berpartisipasi dalam program daur ulang sampah. Upaya tersebut diapresiasi oleh United Nations Environment Programme UNEP yang pada tahun 1990 memberikan penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup pada Kota Curitiba Keuhn 2007, Fazzano Weiss 2004. Adapun inovasi tersebut antara lain adalah: 1. Pembelian sampah dari masyarakat Pada tahun 1989, Kota Curitiba membutuhkan pabrik daur ulang sampah. Sayangnya pendirian pabrik tersebut membutuhkan dana 70 juta US dollar sementara itu pemerintah Kota Curitiba tidak memiliki dana sebesar itu. Sebagai solusinya, pemerintah melakukan kampanye pemilahan sampah berdasarkan kategori organik dan non organik. Pelaksanaan kampanye program tersebut dibantu oleh Institute for Social Integration. Program ini selain bertujuan untuk memelihara kebersihan kota juga dapat mengurangi pengangguran karena melibatkan 16.000 pengumpul sampah independent yang dibayar setiap akhir pekan atau akhir bulan setelah mengumpulkan sampah dari 25 area tertentu yang the garbage purchase Universitas Sumatera Utara sulit diakses truk pengangkut sampah. Setiap bulan ada 555 ton sampah yang dibeli melalui program ini. Pengumpul sampah independent berfungsi untuk membantu 2.000 petugas kebersihan resmi yang dipekerjakan oleh pemerintah Kota Curitiba. Di Curitiba pengumpul sampah independent mendapat posisi terhormat karena bekerja keras menjaga kebersihan kota dan mereka merupakan komponen ekonomi yang penting Rabinovitch Leitman, 1996; Keuhn, 2007. 2. Penukaran sampah Program yang dimulai pada tahun 1991 ini ditujukan bagi masyarakat berpendapatan rendah. Kegiatannya adalah mengumpulkan, memilah dan menukar sampah rumah tangga dengan barang kebutuhan sehari-hari seperti tiket bis, buku tulis bagi anak sekolah, dan bahan makanan. Disediakan 97 lokasi penukaran sampah yang berpindah setiap dua minggu sekali. Dalam perkembangannya pemerintah Kota Curitiba mengeluarkan kebijakan menukar sampah dengan buah dan sayuran segar, terlihat pada Gambar 2.11. Gambar 2.11 Aktivitas Warga Curitiba Menukar Sampah Sumber http: green kompasiana.com29 september 2012 the green exchange Universitas Sumatera Utara Pemerintah Kota Curitiba membeli buah dan sayuran segar dari petani lokal. Melalui program ini setiap hari ada sekitar 9 ton sampah yang berhasil dikumpulkan masyarakat Kota Curitiba Martins 2007 dalam Keuhn, 2007; Fazzano Weiss, 2004. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian