BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Persampahan merupakan isu penting dalam masalah perkotaan yang harus mendapat perhatian serius oleh Pemerintah Kota. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk, peningkatan konsumsi masyarakat, dan aktivitas masyarakat perkotaan, menimbulkan bertambahnya volume serta karakteristik sampah.
Menurut Arianto Wibowo T Djajawinata 2002, persampahan menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di
Indonesia. Pesatnya pertambahan penduduk yang disertai derasnya arus urbanisasi telah meningkatkan jumlah sampah di perkotaan dari hari keharinya, sementara itu
Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Langsa memiliki keterbatasan kemampuan dalam menangani permasalahan tersebut.
Jumlah timbulan sampah Kota Langsa dalam kurun waktu lima tahun mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 10
pertahun. Timbulan sampah pada tahun 2012 lebih dari 324 m³ per hari, sementara daya angkut sampah hanya mencapai 22 persen dari total keseluruhan sampah
tersebut. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
Universitas Sumatera Utara
lingkungan, terlihat dari adanya tumpukan-tumpukan sampah yang tidak terangkut di pinggir-pinggir jalan ditengah kota.
Secara teknis pengelolaan sampah Solid Waste Management merupakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan sampah perkotaan. Pengelolaan sampah
yang dimulai dari sumber sampah, pengumpulan, pengangkutan sampai pada masalah pembuangan Disposal, harus ditanggani dengan serius dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu. Penyelenggara pengelolaan sampah dalam hal ini dilaksanakan oleh sebuah
Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Langsa yang memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah,
menyelenggarakan pengelolaan sampah sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja
pengelolan sampah, menetapkan lokasi tempat penampungan sementara TPS, tempat pengolahan sampah dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah di Indonesia menurut Enri Damanhuri 1993;394,
terbagi menjadi 5 lima komponen sub sistem yang saling mendukung yaitu teknis operasional, pembiayaan, kelembagaan, dan organisasi, peraturan hukum dan peran
serta masyarakat. Kelima komponen tersebut saling terkait dan harus berjalan secara terpadu. Kegiatan teknis operasional berkaitan dengan penanggulangan timbulan
Universitas Sumatera Utara
sampah pewadahan proses pengangkutan hingga proses pembuangan akhir yang keseluruhan proses tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan Badan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Langsa sebagai pelaksana dalam mengelola kebersihan lingkungan di Kota Langsa. Pada teknis operasional ditemukan beberapa
kendala yang menyebabkan belum optimalnya pengelolaan sampah di Kota Langsa, seperti kesiapan sarana dan prasarana sampah mulai dari pewadahan yang
kapasitasnya masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat sehinggga menyulitkan warga untuk membuang sampah pada lokasi pembuangan sampah. Rute dan waktu
pengangkutan sampah yang tidak teratur menyebabkan tumpukan sampah yang terlambat diangkut menimbulkan permasalahan lingkungan yang mengganggu
kenyamanan dan keindahan pada beberapa ruas jalan ditengah kota. Berdasarkan beberapa permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian tentang
optimasi teknis operasional pengelolaan sampah kota dengan studi kasus di Gampong Jawa yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan teknis
operasioanal sistem pengelolaan sampah di Kota Langsa.
1.2 Rumusan Masalah