Gambar 4.6 Timbulan Sampah Permukiman Gampong Jawa Tengah Sumber: Observasi Juni 2013
b. Sampah pasar, merupakan sampah dari kegiatan pasar, baik sisa bahan
pembungkus maupun sisa bahan-bahan yang diperjual belikan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur dan
buah-buahan Gambar 4.7.
c.
Gambar 4.7 Timbulan Sampah Pajak Pisang Kota Langsa Sumber: Observasi Peneliti, September 2013
c. Sampah pasar modern
Sampah pasar modern ini berasal dari pertokoan, warung kopi atau daerah perdagangan dan daerah pertokoan lain. Sampah dari kawasan ini biasanya
Universitas Sumatera Utara
berupa sampah kertas plastik pembungkus, kertas dan sebagainya. Gambar 4.8 merupakan salah satu TPS dengan pemisah antara sampah basah dan
kering yang disediakan oleh pemerintah dan tempat sampah dari bambu yang disediakan oleh masyarakat di kawasan pertokoaan.
Gambar 4.8 Timbulan Sampah Pasar Modern Sumber: Observasi Peneliti 2013
d. Sampah hotel dan penginapan
Sampah ini berasal dari semua kegiatan hotel atau penginapan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah kertas, makanan, sampah dapur dan lain-
lain. Pada Gambar 4.9 TPS yang digunakan oleh salah satu hotel yang berada di Jalan Ahmad Yani Kota Langsa, timbulan sampah pada hotel dan
penginapan ini juga bercampur dengan timbulan sampah yang berasal dari pemukiman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Timbulan Sampah Hotel dan Penginapan Sumber: Observasi Peneliti, 2013
e. Sampah jalan
Timbulan sampah jalanan merupakan sampah yang berasal dari pejalan kaki, pengendara kendaraan, sampah pada ruang terbuka umum seperti dedaunan,
sampah dari taman, dan lapangan dengan aktifitas masyarakat yang ramai pada sore dan malam hari. Gambar 4.10 adalah taman bambu runcing
merupakan salah satu taman di Kota Langsa yang selalu ramai dikunjungi warga, berada di sebelah lapangan merdeka Kota Langsa.
Gambar 4.10 Timbulan Sampah Jalan Sumber: Observasi Peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
4.9 Metode Pembuangan Akhir Disposal
Berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah sudah sangat tegas menyatakan bahwa saat ini metode pembuangan sampah dengan metode open
dumping sudah tidak diperkenankan lagi dipakai dalam pengelolaan sampah akhir. Berdasarkan hal tersebut seyogyanya Kota Langsa harus melakukan kebijakan untuk
merubah metode pembuangan yang digunakan dari metode open dumping dengan membuang sampah pada area yang ditentukan menjadi sanitary landfill metode
pengelolaan sampah pada tempat pembuangan sampah akhir. Saat ini Kota Langsa telah memiliki TPA Tempat Pembuangan Akhir sampah
yang terletak di Gampong Pondok Keumuning Kecamatan Langsa Baro dengan luas areal TPA 7,5 Ha, lahan TPA tersebut berada didalam kawasan hutan bekas lahan
perkebunan sawit dan karet. Pengelolaan sampah Pada TPA secara berkala dikurangi dengan cara
pembakaran dan belum dilakukan pengolahan lebih lanjut, hal ini dikarenakan belum tersedianya peralatan yang mendukung seperti alat muat mekanis dan desain dari
tempat pembuangan sampah pada kolam sanitary land fill Gambar 4.11 yang terlalu curam yang mengakibatkan supir truk sampah tidak mau membuang sampah pada
kolam yang disediakan Gambar 4.12, hal ini disebabkan umur pemakaian truk yang telah melebihi 5 tahun pemakaian dan kurangnya pengawasan dari pihak BLHKP
yang menjaga dan mengawasi supir truk pada area TPA sehingga terjadi pembuangan pada tempat yang tidak seharusnya Gambar 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Kolam sanitary land fill TPA Kota Langsa Sumber: Observasi Peneliti 2013
Gambar 4.12 Pembuangan Sampah di Luar TPA Kota Langsa Sumber: Observasi Peneliti 2013
Gambar 4.13 Pembuangan Sampah yang Curam Menuju Kolam Sumber: Observasi Peneliti 2013
Universitas Sumatera Utara
TPA Kota Langsa dibangun oleh Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi NAD dan Nias saat ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, dikarenakan kondisi TPA yang
telah rusak kembali sebelum proses serah terima antara BRR dan Pemerintah Kota Langsa, sehingga kondisi ini menyebabkan areal TPA tersebut tidak dimanfaatkan
dengan optimal sulitnya akses menuju TPA mengakibatkan truk sampah tidak dapat bekerja pada musim hujan karena medan jalan yang berlumpur dan tidak bisa dilalui
oleh truk sampah, sehingga sampah dibuang di luar area TPA. Namun sejak tahun 2009 kegiatan fungsionalisasi TPA telah mendapat
perhatian dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan Pemerintah Kota Langsa sendiri, pada tahun 2013 ini telah memperbarui jalur menuju TPA dengan
pembebasan lahan menuju TPA sehingga dapat dilakukan peningkatan jalan dari perkerasan jalan sampai direncanakan pengaspalan pada tahun berikutnya, sehingga
kedepannya akses menuju TPA tidak terhambat walaupun kondisi medan hujan, hal ini tentunya akan berpengaruh pada efisiensi dalam pengangkutan dan pengelolaan
sampah juga akan dapat meningkatkan pelayanan persampahan k ota.
Dengan belum dilakukan pengolahan pada TPA maka akan menyebabkan timbulnya permasalahan baru pada masa yang akan datang. Pemerintah Kota Langsa
harus segera mengambil kebijakan dan melakukan upaya yang serius dalam pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan sampah
akhir. Perlunya perubahan paradigma bahwa sampah sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat menjadi produk yang memiliki banyak peluang seperti pada pengolahan
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan pada kota–kota maju yang telah melakukan pengolahan sampah, sehingga TPA bukan hanya menjadi tempat pembuangan sampah tapi menjadi tempat
pengolahan sampah yang dapat menghasilkan nilai jual ekonomis yang tentunya akan menjadi nilai pendapatan bagi Pemerintah Kota Langsa dan peningkatan kualitas
hidup warganya.
4.10 Program Pengelolaan Sampah Padat Kota Langsa