Kuli Kontrak Perempuan Jawa

33 semakin turun menjadi f 75. Hal ini berlanjut pada tahun 1939 yaitu f 35,75 untuk kuli Jawa lajang dan f 47,15 untuk kuli Jawa dengan istri dan dua orang anak. 62 Biaya yang semakin murah inilah yang menyebabkan meningkatnya perekrutan kuli Jawa ke perkebunan. Salah satu faktor terjadi peningkatan yang signifikan kuli Jawa di Perkebunan Senemba h Ma a tscha ppij adalah keberhasilan pihak perkebunan dalam menjalin hubungan antara kuli kontrak di perkebunan dengan keluarga yang ditinggalkan di Jawa. Hal ini dapat dilihat semakin meningkatnya pengiriman paket dan uang ke Jawa oleh kuli kontrak setiap tahun. Menurut laporan dari Deli Pla nters Vereniging D.P.V., tahun 1916 telah dikirim 113 paket dan uang f 415, tahun 1920 meningkat menjadi 3.014 paket dan uang f 2.682. Pada tahun 1930 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 7.287 paket dan uang f 17.461. 63

2.1.3 Kuli Kontrak Perempuan Jawa

Pada masa awal perkembangan perkebunan, tenaga kerja perempuan tidak menjadi perhatian bagi perkebunan karena pekerjaan pada waktu itu adalah membuka hutan secara besar-besaran yang menuntut persyaratan khusus dalam hal kekuatan dan ketahanan fisik. Seiring dengan kegiatan perawatan tanaman dan produksi perkebunan yang bertambah, seperti mencari ulat tembakau, menyortir, memilah, 62 Ibid., hal. 65-66. 63 Ibid., hal. 66. Universitas Sumatera Utara 34 menggantung dan mengikat daun-daun tembakau maka mulai dibutuhkan tenaga kerja perempuan. 64 Ada beberapa faktor tenaga kerja perempuan mulai banyak didatangkan ke perkebunan. Salah satunya adalah upah pekerja perempuan yang lebih murah daripada pekerja lelaki. Selain itu, pekerja perempuan juga didatangkan untuk memikat pekerja lelaki agar betah atau tetap tinggal di perkebunan setelah masa kontrak selesai. 65 Upah yang murah menyebabkan banyak kuli perempuan yang menjadi pelacur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menyebabkan banyak perempuan yang terjangkit penyakit kelamin seperti syphilis. 66 Jumlah kuli perempuan Jawa di Perkebunan Senemba h Ma a tscha ppij pada akhir abad XIX dan awal abad XX dibandingkan dengan kuli lelaki baik kuli Cina maupun Jawa adalah 1:5. Perbandingan kuli perempuan Jawa dengan kuli Cina terdapat perbedaan yang mencolok karena kuli Cina memang masih tetap menjadi pilihan yang utama pada pergantian abad tersebut. Jumlah perbandingan kuli perempuan Jawa dan kuli Cina adalah 1:3 ½ sedangkan antara kuli perempuan Jawa dengan kuli Jawa yaitu 1:2. Jumlah kuli Cina, kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa antara tahun 1897 sampai 1907 dapat dilihat dari tabel berikut dibawah ini. 67 64 Jan Bremen, op.cit., hal. 100. Untuk lebih jelas melihat aktivitas kuli perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Maatschappij lihat lampiran III. 65 Mubiyarto, Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1992, hal. 110. 66 Aan Laura Stoler, Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatera, 1870- 1979, Yogyakarta: KARSA, 2005, hal. 49-50. 67 Untuk mengetahui jumlah kuli di setiap onderneming pada Perkebunan Senemba h Maatschapij lihat lampiran IV. Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 3. Jumlah Kuli Cina, Kuli Jawa dan Kuli Perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Maatschappij Tahun 1897-1907. Tahun Kuli Cina Kuli Jawa Kuli Perempuan Jawa Jumlah 1897 2.279 878 718 3.824 1898 2.386 1.054 589 4.029 1899 2.517 1.306 507 4.330 1900 2.633 1.033 501 4.167 1901 2.757 1.225 608 4.590 1902 2.760 1.476 896 5.132 1903 3.212 1.722 975 5.909 1904 3.283 1.497 896 5.656 1905 3.032 1.795 857 5.684 1906 2.944 1.668 1.054 5.666 1907 3.273 2.036 1.194 6.503 Jumlah 31.076 15.690 8.744 55.510 Sumber: W. A. P Schuffner dan W. A. Kuenen, De Gezondheidstoesta nd van de Arbeiders, Verbonden aa n de Senembah-Ma a tscha ppij op Suma tra , Gedurende de Ja ren 1897 tot 1907, Amsterdam: De Bussy, 1910, hal. 22. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kuli di Perkebunan Senemba h Ma a tscha ppij selama tahun 1897-1907 adalah 55.510, dengan rincian 31.076 kuli Cina, 15.690 kuli Jawa dan 8.744 adalah kuli perempuan Jawa. Setiap tahun baik kuli Cina, kuli Jawa maupun kuli perempuan Jawa perkembangannya fluktuatif walaupun selalu mengalami peningkatan. Kecuali bagi kuli perempuan Jawa antara tahun 1898 sampai 1900 terjadi penurunan 8 sampai 20 , tetapi pada tahun selanjutnya terjadi Universitas Sumatera Utara 36 peningkatan kembali sampai tahun 1907. Berikut diagram perbandingan antara kuli Cina, kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Ma a tscha ppij tahun 1897-1907. Gambar 1. Diagram Perbandingan Antara Jumlah Kuli Cina, Kuli Jawa dan Kuli Perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Maatschappij Tahun 1897-1907. Sumber: W. A. P Schuffner dan W. A. Kuenen, De Gezondheidstoesta nd va n de Arbeiders, Verbonden aa n de Senembah-Ma a tscha ppij op Suma tra , Gedurende de Ja ren 1897 tot 1907, Amsterdam: De Bussy, 1910, hal. 22. Perubahan jumlah kuli terjadi setelah dasawarsa kedua abad XX. Mayoritas jumlah kuli di perkebunan adalah kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa. Jumlah kuli Cina, kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa selama rentang waktu antara 1928-1933 adalah 107.105. Peringkat pertama adalah kuli Jawa dengan jumlah 49.522 kuli, disusul dengan kuli perempuan Jawa dengan jumlah 32.295 kuli. kuli Cina yang pada 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 Kuli Cina Kuli Jawa Kuli Perempuan Jawa Universitas Sumatera Utara 37 pergantian abad XX merupakan mayoritas, pada rentang antara tahun 1928-1933 berjumlah 25.288 kuli. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Jumlah Kuli Cina, Kuli Jawa dan Kuli Perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Maatschappij Tahun 1928-1933. Tahun Kuli Cina Kuli Jawa Kuli Perempuan Jawa Jumlah 1928 5.212 9.487 5.525 20.224 1929 5.206 10.288 5.944 21.438 1930 4.533 11.053 5.944 21.871 1931 4.153 7.835 5.818 17.806 1932 3.379 5.847 5.007 14.233 1933 2.805 5.012 3.716 11.533 Jumlah 25.288 49.522 32.295 107.105 Sumber: Versla g over het boekja a r N.V. Senembah Ma a tscha ppij, Amsterdam: De Bussy, 1929-1934, dirangkum dari tahun 1928 sampai 1933 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kuli Cina setiap tahun cenderung menurun jika dibandingkan dengan kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa. Berbeda dengan kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa yang terus meningkat sampai tahun 1930. Baru setelah tahun 1930 terjadi penurunan jumlah kuli yang sangat drastis. Faktor utama terjadinya penurunan jumlah kuli tersebut disebabkan oleh krisis malaise pada tahun 1930. Krisis ini membuat Perkebunan Senembah Ma a tschappij mengalami kemerosotan finansial sehingga harus memulangkan dan memutuskan kuli kontrak dan menghentikan proses pengiriman kuli kontrak yang baru. Untuk lebih jelas Universitas Sumatera Utara 38 perkembangan fluktuatif jumlah kuli Cina, kuli Jawa dan kuli perempuan Jawa dapat dilihat dari diagram berikut ini. Gambar 2. Diagram Perbandingan Antara Jumlah Kuli Cina, Kuli Jawa dan Kuli Perempuan Jawa di Perkebunan Senembah Maatschappij Tahun 1928-1933. Sumber: Versla g over het boekja a r N.V. Senembah Ma a tscha ppij, Amsterdam: De Bussy, 1929-1934, dirangkum dari tahun 1928 sampai 1933

2.3 Barak dan Pola Permukiman