2. Usaha Persekutuan.
Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan
dalam menjalankan bisnis. Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam,
dan lain sebagainya. 2.
Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya. 3.
Usaha informal, seperti: pedagangan kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.
2.2.9. Klarifikasi Usaha Mikro dan Kecil
Usaha Mikro dan Kecil mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah
investasi yang relatif kecil, maka usaha mikro dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. Usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan ekternal
dan karenanya dapat tanggap menangkap peluang untuk subsitusi impor dan meningkatkan supply persediaan domestik.
Pengembangan Usaha mikro dan kecil dapat memberikan kontribusi pada diversifikai ekonomi dan percepatan perubahan struktur sebagai pra-kondisi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Di samping itu dalam kaitan dengan investasi modal di usaha mikro dan kecil jauh lebih tinggi dari
pada yang terjadi di perusahan besar. Berdasarakan hal tersebut maka pengembangan
Universitas Sumatera Utara
usaha mikro dan kecil merupakan elemen kunci dalam setiap strategi penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Usaha mikro sebagai pemasok input komponen suatu
produk dan jasa mempengaruhi daya saing perusahaan besar, sehingga pengembangan Usaha mikro dan kecil sebagai elemen terpadu dalam strategi daya saing Nasional dan
terkait dengan kebijakan kegiatan promosi investasi. Usaha mikro dan usaha kecil telah menjadi fokus pemberdayaan baik dari aspek
manajemen usaha, jiwa kewirausahaan dan pendanaan untuk mengembangkan usahanya, karena berbagai pertimbangan, dimana usaha mikro dan kecil merupakan
terbesar dari kegiatan perekonomian masyarakat. Apabila dirangkum secara umum ciri-ciri usaha mikro dan kecil juga mencirikan
kelemahan yang perlu diatasi oleh semua pihak, adalah: 1.
Banyak berlokasi di pedesaan, sub-urban dan kota-kota kecil, 2.
Status usaha milik pribadi atau keluarga, 3.
Sumber tenaga kerja dari lingkungan keluarga atau lingkungan sosial budaya setempat,
4. Pola kerja sering paruh waktu atau usaha sampingan,
5. Memiliki kemampuan terbatas dalam menerapkan teknologi, atau teknologi
sederhanatradisional, 6.
Pada umumnya manajemen usaha sederhana, tidak ada perencanaan usaha, 7.
Administrasi keuangan sederhana, atau tidak ada pemisahan antara keuangan keluarga dan usahabisnis khususnya usaha mikro,
8. Modal lebih banyak swadana dan berasal dari lingkungan pribadi,
9. Izin usaha sering tidak dimiliki dan persyaratan legal lainnya tidak dimiliki,
Universitas Sumatera Utara
10. Interaksi usahabisnis sangat terbatas antara sektor hulu dan hilir,
11. Orientasi usaha lebih bersifat subsistem,
12. Pelaku adalah rakyat dengan status sosial ekonomi rendah, khususnya dalam
bidang pendidikan, 13.
Jaringan usaha baik dengan pelaku ekonomi lain, pemerintah, asosiasi bisnis, lembaga pendidikan maupun lembaga keuangan relatif terbatas atau tidak ada
sama sekali. Tetapi terdapat keunggulan usaha mikro dan kecil dalam menghadapi guncangan
krisis ekonomi, dimana terbukti masih menjadi penyelamat ekonomi nasional yaitu: 1.
Penyedia lapangan kerja, 2.
Penyedia barang-barang murah untuk konsumsi rakyat, 3.
Efisiensi dan fleksibilitas menjadi kekuatan yang mampu bertahan hidup, 4.
Usaha kecil sebagai pencetak wirausahawan baru. Dilihat dari kepentingan perbankan usaha mikro dan kecil adalah segmen pasar
yang cukup potensial untuk dilayani dalam meningkatkan intermediasinya, karena usaha mikro dan kecil mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu
dimiliki usaha non-mikro antara lain: 1.
Perputaran usaha turn over umumnya cepat. Kemampuannya menyerap dana dana yang relatif mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan bisnis usahanya tetap
berjalan bahkan mampu berkembang karena biaya manajemennya yang relatif rendah,
2. Pada umumnya para pelaku usaha mikro dan kecil tekun, sederhana, serta dapat
menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan tepat, Batasan UMKM di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia berdasarkan pada dua unsur utama, yaitu jumlah aset yang dimiliki, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, hasil penjualan pertahun dan jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan.
2.2.10. Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro dan Kecil