debitor hampir tidak pernah dilakukan, sehingga diketahui tiba-tiba usaha debitor sudah macet dan sulit untuk diselamatkan lagi.
e. Lemahnya sistem informasi kredit bermasalah.
Bank memiliki kecenderungan untuk melaporkan gambaran yang lebih baik mengenai kondisi kreditnya kepada Bank Indonesia dengan harapan akan
mendapatkan penilaian tingkat kesehatan yang baik. Sementara itu secara intern bank sendiri tidak mengadministrasikan kondisi kredit yang
sebenarnya, sehingga bank seringkali terlambat dalam mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah.
2. Faktor Eksternal, yaitu disebabkan :
a. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit.
Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat suku bunga kredit dapat menyulitkan debitor dalam memenuhi kewajibannya kepada bank, karena
beban bunga yang ditangggung debitor terlalu berat. b.
Iklim persaingan tidak sehat Adanya iklim persaingan yang ketat setelah Pakto 1988 sering membuat
perbankan memberikan kemudahan dan keringanan serta fasilitas yang berlebihan kepada debitor, sehingga mendorong debitor untuk menggunakan
kelebihan dana tersebut kepada tujuan yang bersifat spekulatif. c.
Kegagalan usaha debitor Kegagalan usaha debitor dapat menyebabkan debitor tidak mampu memenuhi
kewajibannya kepada bank. Hal ini biasanya karena kegiatan usaha debitor sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
d. Musibah yang menimpa kegiatan debitor Force Mejeuer.
Keadaan yang tidak terduga sering menyebabkan kredit menjadi bermasalah, seperti adanya kebakaran yang menimpa tempat usaha debitor sementara
tempat tersebut lalai diasuransikan oleh bank, seperti gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya yang dapat menimbulkan kerugian.
Dari jumlah kredit bermasalah yang timbul telah dilakukan beberapa upaya penyelesaian yang ditempuh perbankan. “Upaya adalah usaha untuk memecahkan
persoalan atau mencari jalan keluar,
20
sedangkan Penyelesaian dalam penelitian ini adalah proses atau cara yang digunakan Bank Perkreditan Rakyat dalam
menyelesaikan kredit macet yang tidak dilunasi oleh debitor”.
21
Penanggulangan kredit bermasalah memerlukan konsep yang terpadu dan terarah dimulai dengan upaya mengurangi hambatan-hambatan sampai kepada upaya
perbaikan yang terjadi dari aspek hukum, kelembagaan maupun dari sudut sistem pembinaan dan pengawasan bank di Indonesia. Karena itu dalam menanggulangi
penyelesaian kredit bermasalah diperlukan 2 tindakan penyelesaian yaitu menuntaskan kredit bermasalah yang sudah ada dan melakukan tindakan pencegahan
timbulnya kredit bermasalah baru.
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990 , hal.995
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990 , hal.801
Universitas Sumatera Utara
Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang ditempuh perbankan dewasa ini serta hambatan-hambatan yang dihadapi antara lain sebagai berikut :
22
1. Penyelesaian langsung oleh bank