Penyelesaian melalui pihak lain

adalah adanya keterbatasankemampuan bank dalam menilai prospek usaha debitor, disamping adanya kecendrungan debitor kurang bersungguh-sungguh untuk mengembangkan usahanya kembali.

2. Penyelesaian melalui prosedur hukum

Untuk mendapat kepastian hukum, bagi bank swasta penyelesaiannya melalui Pengadilan Negeri, yaitu mengajukan masalahnya sebagai suatu perkara perdata. Bagi bank-bank pemerintah sesuai ketentuan, penagihan kredit bermasalah dilakukan melalui BUPLN.

3. Penyelesaian melalui pihak lain

Selain cara tersebut diatas, bank-bank swasta banyak menempuh penyelesaian melalui bantuan jasa pihak lain yaitu “penagih swasta yang independen debt collector”, yang biasanya penyelesaiannya dapat lebih cepat dan efektif. Namun demikian penyelesaian melalui jasa pihak ketiga ini seringkali menimbulkan permasalahan baru bagi bank. Hal ini disebabkan cara-cara yang ditempuh oleh “debt collector” tersebut dinilai kurang etis karena seringkali menggunakan kekerasan sehingga debitor merasa dirugikan. Dalam hal restrukturisasi, Kualitas kredit harus setinggi-tingginya “Kurang Lancar” untuk kredit yang sebelum direstrukturisasi memiliki kualitas Diragukan atau Macet dan tidak berubah, untuk kredit yang sebelum direstrukturisasi memiliki kualitas Lancar atau Kurang Lancar. Walaupun restrukturisasi ini diperbolehkan dan telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia akan tetapi terdapat larangan dalam hal restrukturisasi ini. BPR Universitas Sumatera Utara dilarang melakukan restrukturisasi kredit apabila bertujuan hanya untuk menghindari: 23 1. Penurunan Kualitas Kredit; 2. Peningkatan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP; danatau 3. Penghentian pengakuan pendapatan bunga accrual pendapatan yang belum diterima tetapi sudah diakui dibukukan sebagai pendapatan bank. Bank Perkreditan Rakyat wajib menerapkan perlakuan akuntansi Restrukturisasi Kredit, termasuk namun tidak terbatas pada pengakuan kerugian yang timbul dalam rangka Restrukturisasi Kredit, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK dan Prinsip Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI yang berlaku. 24 Dengan kata lain restrukturisasi ini dilakukan guna untuk meminimalkan potensi kerugian yang lebih besar akibat dari memburuknya kondisi Debitor.

B. Konsepsi

Konsepsi digunakan untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. Oleh karena itu, dalam rangka penelitian ini, perlu dirumuskan serangkaian defenisi operasional atas beberapa variabel yang digunakan, sehingga demikian tidak akan menimbulkan perbedaan penafsiran atas sejumlah istilah dan masalah yang dibahas. Disamping itu, dengan adanya penegasan kerangka konsepsi ini, diperoleh suatu 23 Peraturan Bank Indonesia Nomor : 819PBI2006, Pasal 17, hal.16 24 Peraturan Bank Indonesia Nomor : 819PBI2006, Pasal 19, hal.17 Universitas Sumatera Utara persamaan pandangan dalam menganalisa masalah yang diteliti, baik dipandang dari aspek yuridis, maupun dipandang dari aspek sosiologis. Selanjutnya, untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan pemahaman yang berbeda tentang tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka kemudian dikemukakan konsepsi dalam bentuk defenisi operasional sebagai berikut : a. Restrukturisasi Kredit adalah upaya yang dilakukan oleh Bank dalam rangka perbaikan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitor yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. b. Kredit Macet adalah Kredit yang tidak dibayarkan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan dan telah melebihi dari 4 kali angsuran . c. Debitor adalah nasabah perorangan, perusahaan atau badan yang memperoleh satu atau lebih fasilitas kredit selain itu debitor juga dapat diartikan pihak yang berhutang kepada pihak lain yang dijanjikan untuk dibayar kembali pada masa yang akan datang d. Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutanya disebut BPR adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. Universitas Sumatera Utara

G. Metodologi Penelitian

1. Sifat Penelitian