Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi Kerangaka Teori

3. Menemukan cara yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam penyelesaian Kredit Macet pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat, baik secara praktis maupun teoritis, yaitu : 1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi praktisi bank dalam hal penanganan kredit bermasalah dengan kebijakan dalam pengambilan keputusan sehingga terjadinya proses restrukturisasi kredit serta dapat berguna bagi penulis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hukum yang penulis miliki serta dapat mengaplikasikan pengalaman-pengalaman yang penulis peroleh selama masa kuliah dan selama mengadakan penelitian. 2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut dalam upaya penanganan kredit bermasalah serta alasan atas keputusan yang diambil dalam penanganan masalah tersebut serta semoga dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terutama bagi almamater dan bagi instansi terkait dilingkungan Bank maupun pada lingkungan investor pemilik modal dengan berlatar belakang hukum dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan Penulis di lingkungan kepustakaan Universitas Sumatera Utara, sudah pernah ada beberapa penelitian yang Universitas Sumatera Utara mengkaji tentang Penyelesaian Kredit Macet dan Restrukturisasi Kredit oleh Mahasiswa Program studi Magister Kenotariatan sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh TIONG SUN, dengan judul penelitian “ANALISIS PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KREDIT USAHA KECIL DI PT. BPR DUTA ARDIATA KANTOR PUSAT DI MEDAN”, dimana dalam penelitian tersebut titik berat pembahasannya adalah mengenai cara penyelesaian kredit macet oleh bank BPR Duta Ardiata. 2. Penelitian yang dilakukan oleh LINDA HALIM, dengan judul penelitian “RESTRUKTURISASI UTANG UNTUK MENCEGAH KEPAILITAN”, dimana dalam penelitian tersebut titik berat pembahasannya adalah mengenai bagaimana caranya untuk mempertahankan usaha seseorang yang mengalami kerugian sedangkan disaat itu masih ada kewajiban yang harus diselesaikan yaitu utang atau kredit. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Saudara KARTONO KURNIAWAN, dengan judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN KREDIT MACET PT. BNI PERSERO TBK. KANTOR WILAYAH 0I MEDAN DALAM KAITANNYA DENGAN PRAKTEK PUPN CABANG SUMATERA UTARA”, dimana dalam penelitian tersebut titik berat pembahasannya adalah mengenai Penyelesaian Kredit Macet yang dikaitkan dengan praktek PUPN cabang Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas dalam kaitannya dengan penelitian ini, penelitian ini menitikberatkan pembahasannya tentang cara penyelesaian kredit macet melaui restrukturisasi di PT. Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang. Dengan demikian dapat dikatakan penelitian ini asli dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya secara akademis.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

A. Kerangaka Teori

Teori adalah merupakan suatu prinsip atau ajaran pokok yang dianut untuk mengambil suatu tindakan atau memecahkan suatu masalah. Landasan teori merupakan ciri penting bagi penelitian ilmiah untuk mendapatkan data. Teori merupakan alur penalaran atau logika flow of reasoninglogic, terdiri dari seperangkat konsep atau variabel, defenisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. 7 Teori berasal dari kata “theoria” dalam bahasa latin yang berarti perenungan, yang pada gilirannya berasal dari kata “thea” dalam bahasa Yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan realitas. Dalam banyak literatur, beberapa ahli menggunakan kata ini untuk menunjukkan bangunan berfikir yang tersusun sistematis, logis rasional, empiris kenyataannya, juga simbolis. 8 Kamus 7 J.Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal.194 8 HR.Otje Salman S dan Anton F Susanto, Teori Hukum, Bandung:Refika Aditama, 2005, hal.21 Universitas Sumatera Utara Umum Bahasa Indonesia menyebutkan, bahwa salah satu arti teori ialah : “…. pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.” 9 Dengan lahirnya beberapa peraturan hukum positif di luar KUHPerdata sebagai konsekuensi dari asas-asas hukum yang terdapat lapangan hukum dan kekayaan hukum perikatan inilah diperlukan kerangka teori yang akan dibahas dalam penelitian tentang restrukuturisasi kredit pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang ini dengan aliran hukum positif yang analitis dari Jhon Austin, yang mengartikan : Hukum itu sebagai a command of the lawgiver perintah dari pembentuk undang-undang atau penguasa, yaitu suatu perintah mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan, hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersifat tertutup closed logical system . Hukum secara tegas dipisahkan dari moral dan keadilan tidak didasarkan pada penilaian baik-buruk. 10 Hukum positif merupakan aliran yang berpandangan bahwa studi tentang wujud hukum seharusnya merupakan studi tentang hukum yang benar-benar terdapat dalam sistem hukum dan bukan hukum yang seyogianya ada dalah norma-norma moral. John Austin, eksponen terbaik dari aliran ini, mendefinisikan hukum sebagai perintah dari otoritas yang berdaulat di dalam masyarakat. Suatu perintah yang merupakan ungkapan dari keinginan yang diarahkan oleh otoritas yang berdaulat, yang mengharuskan orang atau orang-orang untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu 9 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1985, hal.1055 10 Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2002, hal.55. Universitas Sumatera Utara hal. Perintah itu bersandar karena adanya ancaman kejahatan, yang akan dipaksakan berlakunya jika perintah itu tidak ditaati. 11 Selain menggunakan teori positivisme hukum dari Jhon Austin dalam menganalisis tesis ini, juga cenderung digunakan teori sistem yang dikemukakan Mariam Darus Badrulzaman, bahwa sistem adalah kumpulan asas-asas hukum yang terpadu, yang merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum. 12 Hal yang sama juga dikemukakan Sunaryati Hartono, bahwa sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. 13 Jadi, dalam sistem hukum terdapat sejumlah asas-asas hukum yang menjadi dasar dalam pembentukan norma hukum dalam suatu perundang-undangan. Dengan demikian, pembentukan hukum dalam bentuk hukum positif harus berorientasi pada asas-asas hukum sebagai jantung peraturan hukum tersebut. 14 Oleh sebab itu, pemahaman akan asas hukum tersebut sangatlah penting dalam menganalisis restrukturisasi kredit di Bank Perkreditan Rakyat. Dengan sistem hukum tersebut maka analisa masalah yang diajukan adalah lebih berfokus pada 11 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1986, hal.48 12 Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1983, hal.15. 13 C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni, Bandung, 1991, hal.56. 14 Lihat, Satjipto Rahardjo, Op. Cit., hal.15, menyatakan bahwa disebut demikian karena dua hal yakni, pertama, asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum, artinya peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Kedua, sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Universitas Sumatera Utara sistem hukum positif khususnya mengenai substansi hukum, yakni dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang restrukuturisasi kredit. Menurut Kerlinger seperti yang dikutip oleh J.Supranto dalam bukunya, mengatakan bahwa “ a theory is a set of inter-related constructs concepts, defenitions, and proporsitions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explanning and pedicting the phenomena ”. 15 Otje Salman dan Anton F Susanto akhirnya menyimpulkan pengertian teori menurut pendapat dari berbagai ahli, dengan rumusan sebagai berikut : “Teori adalah seperangkat gagasan yang berkembang disamping mencoba secara maksimal untuk memenuhi kriteria tertentu, meski mungkin saja hanya memberikan kontribusi parsial bagi keseluruhan teori yang lebih umum. 16 Dalam penelitian ini, menetapkan suatu kerangka teori adalah merupakan suatu keharusan. Hal ini dikarenakan, kerangka teori itu digunakan sebagai landasan berfikir untuk menganalisa permasalah yang dibahas dalam tesis ini, yaitu mengenai perbankan dalam menjalankan usahanya, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat, Kualitas Aktiva Produktif KAP diatur dalam SK Direksi Bank Indonesia yakni sebagai berikut : 1. Lancar; 2. Dalam Perhatian Khusus; 3. Kurang lancar; 15 J.Supranto, Op.Cit, hal 194 16 HR.Otje Salman S dan Anton F Susanto, Op.cit,hal 22 Universitas Sumatera Utara 4. Diragukan; 5. Macet. Kolektibilitas Kurang Lancar adalah untuk tunggakan kredit selama 3 bulan, kolektibilitas Diragukan adalah untuk tunggakan kredit dalam jangka waktu 6 bulan sedangkan untuk kolektibilitas macet adalah untuk tunggakan kredit dalam jangka waktu 12 bulan. Kredit yang semacam ini sering disebut dengan Kredit Bermasalah. Jika dihubungkan dengan kredit macetbermasalah, maka ada tiga macam perbuatan yang tergolong wanprestasi, yakni antara lain : 17 a. Debitor sama sekali tidak membayar angsuran kredit beserta bunganya. b. Debitor membayar sebagian angsuran kredit beserta bunganya. Pembayaran angsuran kredit tidak dipersoalkan apakah nasabah telah membayar sebagian besar atau sebagian kecil angsuran. Walaupun nasabah kurang membayar satu kali angsuran, tetap tergolong kreditnya sebagai kredit macet. c. Debitor membayar lunas kredit beserta bunganya setelah jangka waktu yang diperjanjikan berakhir. Hal ini tidak termasuk nasabah membayar lunas setelah perpanjangan jangka waktu kredit yang telah disetujui bank atas permohonan nasabah karena telah terjadi perubahan perjanjian yang disepakati bersama” Disamping itu kredit macet dapat terjadi apabila : 18 17 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta : Djambatan 1996, hal 131 18 M.Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, Citra Aditya, 1993,hal.251 Universitas Sumatera Utara 1. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan atau 2. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelematan kredit, atau 3. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara, atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit. Kedit yang telah masuk kategori macet merupakan piutang bagi pihak Perbankan. Padahal jika kredit tersebut merupakan kredit lancar, maka pihak bank dapat memberikan kreditnya pada nasabah lain yang juga ingin memiliki fasilitas kredit yang lainnya. Sesuai dengan akta kredit macet, dapat digambarkan bahwa nasabah sudah sulit diharapkan untuk dapat memenuhi kewajibannya dengan sukarela sebagaimana yang diperjanjikan. Terjadinya kredit bermasalah ini ditinjau dari sudut bank dapat dikemukakan berbagai faktor penyebab yang dapat diidentifikasikan dan dikelompokkan kedalam 2 dua faktor yaitu Faktor internal dan eksternal, sebagai berikut : 19

1. Faktor Internal, yaitu disebabkan: