Dalam pelaksanaannya, program restrukturisasi kredit yang dilaksanakan selama ini mengalami berbagai kendala dan salah satunya adalah berupa adanya
ketentuan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang. Sehubungan dengan
permasalahan tersebut serta dengan mempertimbangkan bahwa restrukturisasi kredit pada gilirannya dapat memperbaiki sisi aktiva perbankan dan mendorong pergerakan
sektor riil maka perlu dilakukan penyesuaian ketentuan kehati-hatian khususnya mengenai batas waktu penarikan Penyertaan Bank dalam rangka restrukturisasi
kredit.
1. Kriteria Kredit Macet
Pengertian kredit macet ialah kredit yang telah jatuh tempo, namun belum dilunasi, dan tunggakan angsruan lebih dari 270 hari atau 9 bulan. Kemudian
dikatakan kredit macet ialah debitor tidak mampu lagi untuk mengangsur hutan pokok dan bunganya dari hasil usaha yang dimodali dari fasilitas kredit.
65
Kriteria untuk menentukan suatu kredit itu macet, sebenarnya telah diatur dalam peraturan yang sebenarnya telah diatur didalam peraturan yang dikeluarkan
bank Indonesia tentang kolektibilitas kredit, yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Hal ini baru terjadi apabila debitor tidak
melakukan pembayaran angsuran atau kewajiban lainnya selama lebih kurang 9 Sembilan bulan. Namun dapat juga dilihat dari segi cara pembayaran hutangnya,
65
S.Mantayborbir, Imam Jauhari, Agus Hari Widodo., Pengurusan Piutang Negara Macet Pada PUPNBUPLN Suatu Kajian Teori dan Praktik,
Pustaka Bangsa, Medan, 2001, hal 88.
Universitas Sumatera Utara
demi kelancaran usaha yang dibiayai dengan kredi itu, dan demi niatkejujuran dari pihak debitor.
Namun demikian, apabila debitor tidak memenuhi ketentuan yang telah dibuat dalam perjanjian kredit atau debitor telah melalaikan janji, atau dengan kata lain
debitor tidak melakukan pembayaran angsuran atas hutang pokok dan bunga dalam jangka waktu tertentu.
Ukuran untuk menentukan kredit macet adalah berdasarkan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak antara debitor dan kreditor. Adapun upaya
penyelematankebijakan dari bank apabila debitor masih potensial, maka pihak bank melakukan kompensasi dengan cara membuka akad kredit yang baru, atau dengan 3
R yaitu : 1.
Reschceduling Penjadwalan kembali,
2. Reconditioning
Persyaratan Kembali, dan 3.
Restructuring Penataan Kembali.
66
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet
Pada dasarnya kredit bermasalah yang dihadapi bank-bank saat ini tidak terlepas dari “the three C’s of problem loan”, yaitu Caracter, Capacity dan
Condition. Ketiga faktor ini berlaku baik pada faktor intern maupun intern bank.
1. Caracter
66
Ibid, hal 92.
Universitas Sumatera Utara
i. Faktor Intern, kredit bermasalah yang timbul sebagai akibat dari
apaadanya itikad buruk dari pejabat bank atau pemilik atau pengurus. Misalnya, pemberian kredit kepada suatu debitor fiktif atau terhadap
suatu usaha yang sudah diketahui olehnya tidak memnuhi syarat-syarat bank teknis, tetapi tetap diberikan, tentu dengan suatu kolusi.
ii. Faktor ekstern, kredit bermasalah yang timbul sebagai akibat dari bad
caracter , dimana debitor yang bersangkutan pada waktu mengajukan
permohonan kreditnya ia pada dasarnya telah berniat untuk tidak melaksanakan kewajibannya untuk mengembalikan kredit yang
diterimanya. Termasuk dalam kategori ini adalah debitor yang spekulatif.
2. Capacity
a. Faktor Intern, kredit bermasalah yang timbul sebagai akibat dari
kurangnya kemampuan teknis dari pada pejabat bank terutama pejabat perkreditan, yaitu antara lain tentang prosedur perkreditan, sistem
administrasi perkreditan, sistem pengawasan control termasuk loan review,
serta sistem informasi kredit. b.
Faktor Ekstern, kredit bermasalah timbul sebagai akibat dari kurangnya kemampuan debitor untuk melaksanakan kewajibannya
membayar kembali kredit yang diterimanya. Kurangnya kemampuan debitor disini termasuk kurangketidakmampuan debitor dalam hal
Universitas Sumatera Utara
mengelola bisnisnya, baik disebabkan kelemahan manajemen maupun kurang struktur permodalan.
3. Condition
a. Faktor intern, kredit bermasalah yang timbul sebagai akibat dari suatau
kondisi perekonomian yang mengakibatkan iklim persaingan perbankan yang kurangtidak sehat. Kondisi ini dapat berakibat bank-
bank saling memacu untuk melempar kredit tanpa pertimbangan yang matang dari segi bank teknis.
b. Faktor ekstern, kredit bermasalah yang timbul sebagai akbita dari
suatu kondisi yang tidak menguntungkan yang membuat hilangnya kemampuan debitor ang bersangkutan untuk membayar kewajibannya.
Misalnya, terjadi perubahan kondisi perekonomian, seperti ‘tight money policy’
atau kegagalan usaha debitor karena terjadinya bencana alam termasuk musibah atas meninggalnya debitor perorangan.
67
Di dalam dunia perbankan, faktor utama dalam perkreditan adalah apa yang disebut dengan “Five C”. dari masing-masing unsur tersebut sangat berkaitan erat
satu sama lainnya bila salah satu unsur tersebut kurang maka akan mempengaruhi unsur yang lain.
67
H.R. Daeng Naja.,Op.Cit, hal 330-331.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian pada Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia
68
adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbul permasalahan dalam suatu kredit yakni :
1. Faktor Administrasi, meliputi ketelitian petugas bahagian kredit di dalam
melakukan kelengkapan data dan kebenarannya. 2.
Faktor Sumber Daya Manusia SDM, ketidakmampuan petugas analisis kredit untuk membaca laporan keuangan calon debitor yang banyak
direkayasa sehingga kesimpulannya salah dan ini sangat berbahaya. 3.
Faktor kesengajaan, suatu kredit bila diawali dengan niat tidak baik, ditambah lagi keterlibatan pihak bank KKN dengan calon debitor, sudah pasti bahwa
kredit tersebut akan macet. Sekalipun dibawa ke pengadilan pasti akan banyak kendala sebagai penghambat lancarnya penyelesaian, yang pasti pihak bank
sangat dirugikan. 4.
Dari segi kepemilikan tanah, tanah yang dijaminkan bukan atas nama debitor melainkan atas nama orang lain.
5. Kelalaian bank dalam melakukan pemeriksaan lokasi tanah. Misalnya
mengenai informasi hatga riel atas tanah tersebut, serta informasi mengenai rencana tata guna tanah. Apabila tanah terkena proyek untuk kepentingan
umum. 6.
Pengelolaan kredit oleh debitor tidak mencapai target. Dalam hal ini ada 3 faktor penyebabnya yakni :
68
Wawancara., Pegawai Bank Perkreditan Rakyat, tanggal 14 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
a. Usaha nasabah macet
Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang memberikan fasilitas kredit kepada debitor guna membantu nasabah
merealisasikan proyeknya. Dengan fasilitas kredit tersebut diharapkan debitor
dapat mengembangkan
usahanya sehingga
memperoleh keuntungan maksimal.
Dari keuntungan itu diharapkan debitor dapat dengan lancar membayar angsuran dan bunganya kepada Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya
Mulia Selatpanjang. Ini jika usaha debitor tersebut berhasil, tapi ada kalanya usaha tersebut mengalami kegagalan.
Bila ini terjadi maka nasabah tentu akan mengalami kesulitan untuk membayar angsuran dan bunga kepada Bank Perkreditan Rakyat Terabina
Seraya Mulia Selatpanjang. Kemacetan usaha debitor dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Karena kejenuhan pasar.
Dimana adanya produk-produk tertentu yang sudah terlalu banyak volumenya di pasaran dan jika debitor menghasilkan produk yang
sama, maka pasaran produk tersebut akan mengalami tingkat kejenuhan dan merugikan nasabah.
2. Kesulitan dalam pemasaran Aspek pemasaran memegang peranan penting untuk kemajuan
perusahaan. Perusahaan dapat berjalan lancar bila memperoleh
Universitas Sumatera Utara
keuntungan atas penjualan produknya. Tapi penjualan suatu produk mengalami kelesuan di pasaran sehingga mengakibatkan produk dari
perusahaan tersebut menumpuk di gudang yang akan mengganggu kelancaran usaha debitor.
3. Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan keuangan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan atau kebocoran dana. Setiap
penggunaan uang harus dikontrol dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan serta perkembangan perusahaan debitor, misalnya
pengeluaran dana untuk relasi yang kurang beralasan. 4. Ketidakmampuan pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan yang
tepat. Keberhasilan suatu perusahaan akan banyak bergantung pada kemampuan pimpinan dalam mengambil kebijaksanaan. Oleh karena
itu pimpinan perusahaan harus orang yang benar-benar mampu capable. Dan jika perusahaan rugi tentu tidak akan mampu
membayar angsuran kredit dan bunganya. b.
Penyalahgunaan kredit yang diberikan. Kredit yang diberikan oleh Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya
Mulia adalah untuk membiayai usaha debitor baik yang sudah berjalan maupun sebagai modal awal dari usaha yang akan dijalankan oleh calon
debitor. Tapi mungkin saja kredit yang diberikan tidak dipergunakan untuk tujuan tersebut, melainkan untuk kepentingan pribadi, sehingga
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan debitor tidak mampu untuk membayar angsuran kreditbunganya.
c. Perubahan kondisi perekonomian dan perdagangan
Kemacetan disini terjadi bila debitor mengalami kesulitan dalam menyesuaikan terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Kebijaksanaan tersebut sebelumnya tidak terjangkau oleh analisa debitor. Sehubungan dengan faktor penyebab kredit di atas, dapat diketahui bahwa
dasar dari kredit itu diberikan adalah kepercayaan antara pihak kreditor dengan pihak debitor. Namun hal ini belum cukup bagi kreditor untuk dapat memberikan
debitornya pinjaman kredit. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, dijelaskan bahwa :
“Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas
itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitor untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan. Menurut S.Mantayborbir faktor-faktor penyebab kredit itu macet adalah
sebagai berikut : 1.
Penyalahgunaan fasilitas oleh debitor. 2.
Kurangnya pengawasan dan bimbingan pihak bank kepada debitor. 3.
Gagalnya usaha debitor atau bangkrut yang diakibatkan persaingan yang tajam. Profesionalisme yang kurang dari akibat diluar kemampuan manusia.
4. Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan dunia usaha.
Universitas Sumatera Utara
5. Itikad yang kurang baik dari debitor itu sendiri.
6. Memang usaha debitor tidak mampu lagi untuk membayar angsuran maupun
pelunasannya. 7.
Terjadinya krisis moneter yang menyebabkan usaha debitor tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
8. Perangkat hukum atau peraturan tidak mendukung pelaku ekonomi.
9. Lingkungan yang tidak aman untuk berusaha.
10. Kebijakan moneter dan fiskal.
11. Debitor
tidak mampu untuk mengelola kredit yang diterimanya atau kemampuan manajemen debitor kurang lemah.
69
Dari uraian di atas, maka penyebabnya sangat multi faktor baik dari faktor intern maupun faktor ekstern yang terjadi. Bila dilihat dari faktor kealpaan dari pihak
kreditorbank memang ada sebab kreditor tidak hati-hati atau kurang selektif dalam memberikan kredit dan nilai agunan terlalu rendah harganya bila dibandingkan
dengan jumlah kredit yang diperoleh. Kemudian pihak kreditor maupun debitor kadang-kadang secara sengaja menimbulkan kredit macet dan hal ini sangat erat
kaitannya dengan kolusi pada saat proses kredit. Dalam hal ini ditambah lagi dengan debitor yang nakal, maksudnya debitor
tidak mempunyai itikad yang baik untuk menyelesaikan hutangnya, hal ini banyak terjadi dan terbukti dengan dilelangnya barang jaminan hutang, ternyata debitor
mampu melunasi hutangnya. Penyebab terjadinya kredit macet apabila dibandingkan
69
S.Mantayborbir., Op.Cit,hal 89.
Universitas Sumatera Utara
antara krisis moneter dengan kejahatan debitor, maka lebih banyak disebabkan dari krisis moneter itu sendiri.
Krisis moneter sebetulnya lebih banyak disebabkan oleh debitor itu sendiri, karena sering memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit 3L
legal, landing, limit kepada kelompok pengusaha tertentu, disamping itu debitor tidak mampu mengelola kredit yang diterimanya cukup besar jumlahnya.
Proses pemberian kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang tidak terlepas dari perjanjian kredit dengan pengikatan jaminan
khususnya mengenai hak tanggungan. Dalam butir 3 tiga penjelasan umum UUHT dinyatakan hak tanggungan merupakan lembaga hak jaminan atas tanah yang kuat
harus memiliki ciri-ciri khusus antara lain mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Dengan demikian secara teoritis eksekusi hak tanggungan dapat dilaksanakan
secara mudah dan cepat, akan tetapi dalam praktek ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Begitu juga bagi pihak kreditor biasanya terjadi karena adannya
penyimpangan dalam pelaksanaan pemberian kredit, sedangkan bagi pihak debitor adanya penyimpangan dalam penggunaan dana kredit yang diperoleh.
Ada beberapa kendala yang dihadapi Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang dalam penyelesaian kredit macet yakni :
1. Apabila nilai jaminan collateral tidak mencukupi untuk melunasi
pinjamannya karena dana yang diperoleh debitor tersebut digunakan untuk keperluan usaha yang lain sehingga terjadi tunggakan-tunggakan kredit yang
Universitas Sumatera Utara
akibatnya menjadi kredit macet, sedangkan ketentuan pihak bank nilai yang diperoleh debitor sebesar ±70 dari nilai jaminan. Untuk itu pihak bank
mengalami kesulitan dan keraguan, yang disebabkan karena lama-kelamaan kredit akan membengkak melebihi dari nilai jaminan.
2. Jaminan dan aspek legal mencukupi tetapi debitor tidak koperatif, biasanya
menghadapi permasalahan seperti ini pihak bank akan mengalami kesulitan besar, apapun yang dilakukan pihak seperti memanggil debitor melakukan
upaya-upaya penyelamatan seperti rescheduling penjadwalan kembali. Menghadapi kondisi debitor seperti ini biasanya jalan terakhir yang ditempuh
oleh pihak bank adalah melalui pengadilan sekalipun disadari bahwa jalur ini memakan waktu dan biaya.
3. Adanya kolusi antara debitor dan pihak terkait bank sekalipun persyaratan
terpenuhi dengan baik tetapi dengan adanya kolusi seperti ini akan terdapat permasalahan dalam kredit tersebut dan ini sulit diselesaikan oleh bank.
Kasus seperti ini terungkap apabila kredit sudah berjalan dan akhirnya bermasalah, dengan ini pihak bank akan sulit bertindak tegas terhadap debitor
tersebut. 4.
Perjanjian kredit dilakukan terhadap tanah yang belum bersertifikat dan permohonan sertifikat belum terbit masih dalam proses, akan tetapi debitor
sudah macet, sedangkan sertifikat hak tanggungan sebagai tanda bukti adanya hak tanggungan belum dapat dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan.
Universitas Sumatera Utara
5. Debitor susah untuk dijumpai.
Bagi Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Mulia Selatpanjang dalam mengurusmenyelesaikan kredit macet melalui jalur pengadilan selalu
dihindari karena memakan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar dan umumnya akan merugikan pihak bank tersebut.
H. PENYELESAIAN KREDIT MACET
1. Penyelesaian Kredit Macet