Identifikasi variabel Variabel independen : Variabel dependen : Rencana Definisi

25 oksigen 3 Lmenit nasal prong. Tindakan anestesi spinal dilakukan oleh PPDS anestesi semester 2 keatas. Untuk menilai tinggi blok dilakukan oleh relawan. h. Dilakukan pencatatan dan pengamatan pada pasien: kriteria menggigil dan temperatur membran timpani setiap 15 menit setelah tindakan anestesi spinal sampai tindakan pembedahan selesai. Skor menggigil Crossley Mahajan 4 = Skor MENGGIGIL Tidak ada menggigil 1 Piloereksi atau peripheral vasokonstriksi 2 Aktifitas otot hanya pada satu grup otot 3 Aktifitas otot lebih dari satu grup otot 4 Seluruh tubuh menggigil Efek samping yang timbul 21 i. Kedua hasil kriteria menggigil, mual, muntah, dan temperatur pada pra dan selama operasi dibandingkan secara statistik. j. Penelitian dihentikan bila subjek menolak berpartisipasi, terjadi blok total spinal, kegawatan jalan nafas, jantung, paru dan otak yang mengancam jiwa.

3.7 Identifikasi variabel

a. Variabel independen :

a. Pethidin intrathecal 0,1mgkgBB YA TIDAK MUAL MUNTAH Universitas Sumatera Utara 26 b. Pethidin intrathecal 0,2mgkgBB

b. Variabel dependen :

a. Skor menggigil b. Temperatur core c. Mual muntah d. Perubahan hemodinamik

3.8 Rencana

manajemen dan analisa data a. Data yang akan terkumpul dianalisa dengan program software SPSS versi 18. b. Pengujian kenormalan dilakukan dengan Kolmogorov‐Smirnov. c. Analisa data menggigil dan temperatur bila distribusinya normal dengan t test tidak berpasangan dan bila distribusinya tidak normal dengan MannWithney. d. Untuk data efek samping yang sudah dikelompokkan diuji dengan chi‐square. e. Batas kemaknaan yang ditetapkan 5. f. Interval kepercayaan yang dipakai 95

3.9 Definisi

operasional Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah keadaan tekanan darah, nadi, nafas, skor menggigil, temperatur membran timpani dan axila, mual, dan muntah setelah pemberian tramadol spinal anestesi. • Anestesi intratekal: tindakan anestesi dengan cara memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid. Tehnik ini cukup efektif dan mudah dikerjakan. Obat anestesi lokal yang banyak digunakan adalah bupivakain 0,5 hiperbarik Buvanest R kalbe farma, oleh karena bupivakain memiliki lama kerja blokade sensorik dan motorik yang cukup panjang. • Pethidin R kimia farma: merupakan suatu opioid yang memiliki efek mekanisme pethidin sebagai antishivering mungkin bisa dijelaskan oleh kerja pethidin inhibisi terhadap re‐uptake biogenic monoamine,antagonis reseptor NMDAN‐ methyl d‐aspartate atau stimulasi dari reseptor‐α 2. Pethidin menurunkan ambang rangsang menggigil dua kali dibandingkan dengan ambang vasokonstriksi. • Tekanan darah : hasil kali cardiac output dan tahanan perifer sistemik. Nilai normalnya untuk sistolik 90–120 mmHg, dan diastolik 60 – 90 mmHg. Diukur Universitas Sumatera Utara 27 dengan monitor standar non invasif. Bila terjadi hipotensi tekanan darah sistolik 90mmHg akan diterapi dengan pemberian Efedrin R ethica 5‐10mg intravena dan pemberian cairan Ringer Laktat 2mlkgBB. • Laju nadi : jumlah pulsasi denyut dan pasang surut arteri yang dirasakan pada suatu arteri permenit. Normalnya sekitar 60 – 90 x per menit. Bila terjadi bradikardi laju nadi50xmenit dimana akan diterapi dengan sulfas atropin R ethica 0,5mg intravena. • Laju nafas : jumlah satu siklus inspirasi dan ekspirasi dalam satu menit. Normalnya sekitar 12‐20 x per menit. Bila terjadi bradipneu10xmenit akan diberi bantuan nafas dengan ventilasi positif dan bila diperlukan akan diterapi dengan naloxon R fahrenheit 0,25mcgkgBBjam intavena. • Kriteria menggigil : mengukur aktifitas otot akibat mekanisme tubuh untuk meningkatan temperatur inti sesuai dengan kriteria dari Crossley Mahajan. Bila terjadi menggigil dengan derajat 3 dan 4 akan diterapi dengan petidin 25mg intravena. • Temperatur : derajat panas tubuh yang dapat diukur melalui kulit, oral, axila, rectal dan membran timpani. Suhu tubuh inti dapat digambarkan dari membran timpani. Temperatur inti diukur menggunakan thermometer membran timpani infra red merk CE dengan sensitifitas + 0,2 C. • Mual disebut juga nausea merupakan sensasi yang timbul sebelum terjadi muntah, ditandai dengan perasaan khusus didaerah lambung dan penolakan makanan. Bila terjadi mual akan diterapi dengan metoklopramide R ethica 10 mg intravena. • Muntah : mengeluarkan cairan yang ada didalam lambung. Bila terjadi muntah akan diterapi dengan metoklopramide R ethica 10 mg intravena.

3.10 Masalah

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

4 93 98

Perbandingan Propofol 2 Mg/Kgbb-Ketamin 0,5 Mg/Kgbb Intravena Dan Propofol 2 Mg/Kgbb-Fentanil 1µg/Kgbb Intravena Dalam Hal Efek Analgetik Pada Tindakan Kuretase Kasus Kebidanan Dengan Anestesi Total Intravena

0 38 101

Perbandingan Efektifitas Dexamethason 0,2 MG/kgBB I.V Dengan Lidokain 2% 1,5 MG/kgBB I.V Untuk Mencegah Nyeri Tenggorokan Setelah Intubasi Endotrakeal Pada Anestesi Umum

3 38 121

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Tramadol 0.5 Dan 1 Mg/Kgbb Iv Dalam Mencegah Menggigil Dengan Efek Samping Yang Minimal Pada Anestesi Spinal

0 51 87

Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal

1 38 69

Perbandingan Pemberian Ondansetron 8 mg dengan Tramadol 1 mg kgBB Intravena untuk Mencegah Menggigil Pascaanestesi Umum pada Operasi Mastektomi Radikal atau Modifikasi | Oktavian | Jurnal Anestesi Perioperatif 231 924 1 PB

0 0 9

Perbandingan Penambahan PePerbandingan Penambahan Petidin 0,25 mg kgBB dengan Klonidin 1 µg kgBB pada Bupivakain 0,25% untuk Blok Infraorbital pada Labioplasti Anak terhadap Analgesia Pascaoperasi | Ramadani | Jurnal Anestesi Perioperatif 302 1040 1 PB

0 0 9

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

0 0 16

PERBANDINGAN LAMA ANALGESIA BUPIVAKAIN HIPERBARIK + MORFIN INTRATEKAL DENGAN BUPIVAKAIN HIPERBARIK + NaCl INTRATEKAL PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI DENGAN ANESTESI SPINAL - Repository UNRAM

0 0 12