14 pada
pasien hipotermik. Karena alasan‐alasan itulah, mempertahankan pasien pada suhu normal
merupakan baku perawatan.
6
2.3 ETIOLOGI
Etiologi menggigil masih belum jelas, tetapi, diperkirakan bahwa hipotermia selama
pembedahan dan gangguan pada pusat termoregulator merupakan faktor penyebab yang
utama. Penelitian
elektromiografi menunjukkan bahwa menggigil paska tindakan anestesi berbeda
dengan menggigil yang disebabkan oleh flu. Faktor
lain yang diperkirakan sebagai modulator
menggigil meliputi penggunaan obat anestesi, dan respon febril. Menggigil
merupakan respon terhadap hipotermia selama pembedahan dengan anestesi regional dan
general yang terjadi karena perbedaan antara suhu darah dan kulit dengan suhu inti tubuh.
Setiap pasien yang menjalani pembedahan berada dalam resiko untuk mengalami
hipotermia
1
. Ahli anestesi menempatkan menggigil pada posisi ke‐8 sebagai yang sering
terjadi dan ke‐21 sebagai komplikasi yang perlu dicegah.
9
Pada manusia suhu inti tubuh dipertahankan
dalam batas 36.5 ‐ 37.5°C.
10,11
Walaupun literatur yang ada saat ini tidak memberikan
definisi yang jelas tentang normotermia ataupun hipotermia tetapi para ahli menyatakan
bahwa normotermia berada pada temperatur inti yang berkisar antara 36ºC‐ 38ºC
96.8ºF‐100.4ºF. Hipotermia terjadi bila temperatur inti kurang dari 36ºC 96.8ºF. Hipotermia
dapat terjadi diluar temperatur tersebut jika pasien mengeluh merasa kedinginan
atau menampilkan gejala hipotermia seperti menggigil, vasokonstriksi perifer, dan
piloereksi.
1
Hipotermia sering terjadi sebagai efek samping dari anestesi.
2
Yang mana anestesi spinal menyebabkan vasodilatasi dan hambatan pada pusat pengaturan suhu dan
transfer panas antar kompartemen. Faktor yang mendukung kejadian hipotermia bervariasi, meliputi berikut ini :
1
• Usia ekstrim Anak‐anak dan orangtua • Kehamilan
• Suhu ruangan • Lama dan jenis prosedur bedah
• Kondisi yang ada sebelumnya kehamilan, luka bakar, luka terbuka, dll • Status hidrasi
• Penggunaan cairan dan irigasi yang dingin
Universitas Sumatera Utara
15 • Pemberian anestesia umum
• Pemberian anestesia regional
2.4 Mekanisme Pertukaran Panas