b. Melakukan wawancara, dilakukan secara langsung dan tidak terstruktur
kepada responden dan nara sumber atau instansi terkait, dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara dan dilakukan secara bebas
terpimpin, agar mendapatkan informasi yang lebih fokus sesuai permasalahan yang diteliti.
Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan lapangan tersebut selanjutnya akan dipilah-pilah guna memperoleh pasal-pasal terkait yang berisi
kaedah-kaedah hukum kemudian dihubungkan dengan permasalahan dan disistematisasikan sehingga menghasilkan klasifikasi yang selaras dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut akan dianalisis secara induktif kualitatif untuk sampai pada kesimpulan, sehingga
pokok permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini akan dapat dijawab.
63
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif yakni pemilihan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin, dan pasal-pasal di dalam undang-undang terpenting yang
relevan permasalahan. Membuat sistematika dari data-data tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini. Data yang dianalisis secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis pula, selanjutnya semua data diseleksi, diolah kemudian
dinyatakan secara deskriptif sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud.
63
Bambang Sunggono., Op. cit., hal. 195-196.
BAB II PERANAN KEJAKSAAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA
KORUPSI DI LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
A. Fungsi, Tugas dan Wewenang Kejaksaan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia
Negara Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan itu, maka salah satu prinsip penting negara hukum adalah adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang
di hadapan hukum equality before the law. Oleh karena itu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.
64
Dalam usaha memperkuat prnsip di atas, maka salah satu substansi penting amandemen UUD 1945 adalah mempertegas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, salah satunya adalah Kejaksaan
Republik Indonesia.
65
Dasar hukum mengenai keberadaan institusi Kejaksaan Republik Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan UU
Kejaksaan. Menurut ketentuan dalam Pasal 2 ayat 1 UU Kejaksaan, disebutkan
64
Marwan Effendy., Kejaksaan Republik Indonesia, Posisi dan Fungsinya dari Perspektif Hukum, Op. cit., hal. 127.
65
Ibid. Sejalan dengan perubahan UUD 1945, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan beberapa undang-undang yang baru, serta berdasarkan perkembangan
kebutuhan masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan, diadakanlah perubahan UU Kejaksaan dimaksudkan untuk lebih memantapkan kedudukan dan peran Kejaksaan Republik Indonesia sebagai
lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus bebas dari pengaruh pihak manapun, yakni dilaksanakan secara merdeka terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintahdan
pengaruh kekuasaan lainnya.