Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai penambah wawasan bagi pelaku usaha ekspor terkhusus pelaku usaha ekspor usaha kecil
dan menengah, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor, lembaga pembiayan ekspor serta masyarakat yang ada di Indonesia dan Sumatera Utara
khususnya. Bagi pelaku usaha terkhusus pelaku usaha kecil dan menengah penelitian
ini bertujuan sebagai pemahaman bagi pelaku usaha kecil dan menengah atas hak- hak dan kewajibannya dalam melakukan kegiatan ekspor sebagaimana yang telah
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor penelitian ini bertujuan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan ekspor. Bagi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, penelitian ini berguna
sebagai bahan evaluasi bagi kinerja lembaga pembiayaan ekspor dalam menangani kegiatan ekspor dimasa mendatang. Bagi masyarakat, penelitian ini
bertujuan sebagai penuntun cakrawala berpikir mengenai pentingnya kegiatan ekspor bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi ini merupakan skripsi asli yang diangkat berdasarkan pemikiran sekaligus keingintahuan penulis sendiri terhadap topik permasalahan yang
diangkat. Penulis telah menelusuri terhadap seluruh judul skripsi Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan penulis belum melihat ada
penulis sebelumnya yang mengangkat topik permasalahan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Para penulis sebelumnya mengangkat topik kegiatan ekspor ditinjau dari segi sistem pembayarannya, sedangkan skripsi ini mengangkat topik kegiatan
ekspor dari segi Peranan Lembaga Pembiayaan Ekspor. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa skripsi ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan etika dan prinsip-prinsip ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
a. Pengertian Lembaga Pembiayaan Ekspor Untuk mendefinisikan Lembaga Pembiayaan Ekspor, ada beberapa istilah
yang harus diketahui yaitu: Pembiayaan Ekspor Nasional adalah fasilitas yang diberikan kepada badan
usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong ekspor nasional.
19
Lembaga Keuangan adalah lembaga keuangan non bank yang salah satu kegiatannya memberikan pembiayaan kepada eksportir.
20
Pembiayaan adalah kredit dan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang disediakan oleh Lembaga Pembiyaan Ekspor Indonesia.
21
Kredit adalah fasilitas pinjaman baik berbentuk tunai maupun non tunai, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi seluruh kewajibannya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga maupun imbalan jasa.
22
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa lembaga pembiayaan ekspor ialah lembaga yang memberikan fasilitas pembiayaan berupa kredit kepada
19
UU No 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.Pasal 1 Angka 1.
20
Ibid., Pasal 1 Angka 3.
21
Ibid ., Pasal 1 Angka 8.
22
Ibid ., Pasal 1 Angka 9.
Universitas Sumatera Utara
badan usaha atau perorangan eksportir yang melakukan kegiatan ekspor untuk mendorong kegiatan ekspor nasional dan dapat berbentuk syariah.
b. Kategori Usaha Kecil dan Menengah UKM merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
diberikan kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas- luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi
rakyat tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan lainnya. Usaha kecil dan menengah disinyalir mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan
pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini.
23
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
23
UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
24
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 lima puluh juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau
Kriteria usaha kecil adalah:
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih daari Rp300.000.000 tiga ratus
juta sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Kriteria usaha menengah: a.
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000 sepuluh milyar
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau b.
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000 lima
puluh milyar rupiah.
25
c. Landasan Yuridis Kegiatan Ekspor Landasan yuridis kegiatan ekspor artinya ialah dasar hukum yang menjadi
alas hukum dalam kegiatan ekspor. Dari penulusuran yang dilakukan oleh penulis terdapat berbagai macam peraturan yang mengatur bidang ekspor yang setiap
waktunya berubah mengikuti perkembangan yang ada. Namun akibat keterbatasan
24
Ibid ., Pasal 1 Angka 2
25
Ibid., Pasal 6
Universitas Sumatera Utara
penulis, penulis hanya menguraikan beberapanya saja. Adapun dasar hukum kegiatan ekspor ini adalah:
a. KUH Perdata yaitu Pasal 1447 mengenai jual beli, Pasal 1457 tentang
kewajiban penjual dan Pasal 1513 tentang kewajiban pembeli b.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972 tentang Bank Ekspor
Indonesia c.
Peraturan Pemerintah No 1Tahun 1982 yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 4 Tahun 1985 tentang Tata Cara Kegiatan
Ekspor d.
Paket Kebijaksanaan kemudahan-kemudahan Ekspor-Impor PAKEM 1986
e. Paket Kebijaksanaan Deregulasi PAKDES 1987
f. Paket Kebijaksanaan bidang Keuangan, Moneter, dan Perbankan
PAKTO 1988 g.
Paket Kebijaksanaan Bidang Industri, Perdagangan dan Perhubungan Laut PAKNO 1988
h. Surat Keputusan Menteri Keuangan No.210KMK.013 1989 tentang
penetapan kembali Tarif dan Tata cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Ekspor PE dan atau Pajak Ekspor Tambahan PET
i. Surat Keputusan Menteri Keuangan No.212KMK.00 1989 tentang
penetapan kembali Tata cara untuk memperoleh Pengembalian Pajak Ekspor PE dan atau Pajak Ekspor Tambahan PET
Universitas Sumatera Utara
j. Surat Keputusan Menteri Keuangan No.7KMK.05 1990 yang
menetapkan bentuk dan isi Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai PIUD sebagai pengganti Pemberitahuan Pemasukan Barang untuk Dipakai
PPUD k.
UU No 10 Tahun 1995 sebagaimana yang telah diubah menjadi UU No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan
l. UU No 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Dengan adanya UU No 2 Tahun 2009 ini, maka ketentuan mengenai pembiayaan ekspor yang diatur oleh Bank Ekspor Indonesia dicabut berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 1143KEP.GBI2009 tanggal 1 September 2009. Pencabutan izin usaha dilakukan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI dan memperhatikan surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 336KMK 062009 tanggal 24 Agustus 2009 tentang Penetapan
Tanggal Operasional LPEI serta surat BEI Nomor RS 0009DIR082009 tanggal 26 Agustus 2009 perihal Permohonan Pencabutan Ijin Usaha BEI. Dengan
pencabutan tersebut, seluruh aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum BEI beralih kepada LPEI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
26
1. Tipe Penelitian
F. Metode Penelitian