BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat tersebut antara lain telah dijabarkan
dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan merupakan amanat konstitusi yang mendasari pembentukan peraturan perundang-
undangan dibidang perekonomian. Konstitusi mengamanatkan agar pembangunan ekonomi nasional harus didasarkan pada prinsip demokrasi yang mampu
menciptakan terwujudnya kedaulatan ekonomi Indonesia. Keterkaitan pembangunan ekonomi dengan pelaku ekonomi kerakyatan dimantapkan lagi
dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI MPR 1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka
demokrasi ekonomi sebagai sumber hukum matriil.
1
Dalam usaha mencapai tujuan tersebut maka negara memainkan peranan yang penting dalam menyusun laju perekonomian nasional. Dalam beberapa
dekade GBHN sejak tahun 1973, karakteristik perekonomian Indonesia dipersiapkan berdasarkan usaha bersama dengan orientasi kekeluargaan dimana
cabang produksi vital dikuasai oleh negara. GBHN yang disusun sejak tahun 1973 sampai tahun 1998 memberikan landasan normatif yang jelas mengenai peran
serta pemerintah dalam praktek persaingan usaha yang sehat.
2
1
Penjelasan atas UU NO 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
2
Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Di Indonesia, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2009, hal. 3.
Ketentuan diatas
1
Universitas Sumatera Utara
mengatur bahwa untuk mencapai tujuan perekonomian nasional haruslah melalui pemberian persamaan kesempatan bagi setiap pelaku usaha baik besar maupun
kecil. Artinya adanya kerjasama yang serasi antara usaha negara, koperasi, dan usaha swasta dan antara usaha besar, menengah dan kecil perlu dikembangkan
berdasarkan semangat kekeluargaan yang saling menunjang dan saling menguntungkan. Untuk itu perlu diciptakan iklim yang mendorong kerjasama
tersebut. Dalam pengembangan dunia usaha nasional harus dihindarkan terjadinya
pemusatan kekuatan ekonomi dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat. Dalam pengembangan dan pembinaan usaha nasional yang sehat dan
transparan harus dicegah penguasaan sumber daya ekonomi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada golongan masyarakat tertentu dan orang perseorangan
dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni serta bentuk pasar lainnya yang merugikan masyarakat terutama melalui pemantapan kerja sama usaha
berdasarkan kemitraan sepadan dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan antara pengusaha kecil, pengusaha
menengah dan pengusaha besar dan antara koperasi, usaha negara dan usaha swasta dalam membangun struktur usaha nasioanal yang andal dan tangguh.
3
Perekonomian dunia ditandai oleh kompetisi antarbangsa yang semakin ketat sehingga kebijakan penanaman modal harus didorong untuk menciptakan
daya saing perekonomian nasional guna mendorong integrasi perekonomian Indonesia menuju perekonomian global.
4
3
Ibid ., hal. 4.
4
Penjelasan atas UU NO 25 Tahun 2007 .Op.Cit. Alinea 11
Secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara didunia ini
Universitas Sumatera Utara
yang terlibat langsung dengan kegiatan ekonomi atau produksi dunia sehingga proses globalisasi ekonomi membawa perekonomian dunia yang bersifat
mendasar atau struktural semakin kuat dengan berlangsungnya juga proses perdagangan bebas dunia.
5
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografis dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi
semakin mengglobal menjadi satu proses yang melibatkan banyak negara. Globalisasi ekonomi biasanya dikaitkan dengan proses internasionalisasi
produksi, perdagangan dan pasar uang dan ini merupakan suatu proses yang berada diluar pengaruh dan kontrol pemerintah, karena proses tersebut terutama
digerakkan oleh kekuatan pasar global, bukan karena kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh sebuah pemerintah secara individu.
Perkembangan proses perdagangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan ekonomi dan juga
mempertajam persaingan antarnegara tidak hanya dalam bidang perdagangan internasional, tetapi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi.
6
Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua arus yang saling mempengaruhi atau memperkuat satu dengan yang lainnya, yang saat
ini sedang menghadang dunia dan kedua arus tersebut akan semakin kuat pada masa mendatang, seiring dengan kemajuan tekonologi serta peningkatan
pendapatan perkapita dan penambahan jumlah penduduk dunia.
7
Munculnya dua arus yang mengubah tatanan perekonomian dan perdagangan dunia jelas akan berpengaruh kuat terhadap setiap negara terutama
5
Tulus TH. Tambunan, Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hal. v.
6
Ibid., hal 1-2.
7
Ibid., hal v.
Universitas Sumatera Utara
yang menerapkan kebijakan perdagangan bebas atau ekonomi terbuka. Pengaruh tersebut tidak hanya pada kegiatan produksi didalam negeri tetapi juga pada
aspek-aspek kehidupan masyarakat sehari-hari.
8
Perekonomian dunia juga diwarnai adanya blok perdagangan, pasar bersama, dan perjanjian perdagangan bebas yang didasarkan oleh sinergi
kepentingan antarpihak atau antarnegara yang mengadakan perjanjian tersebut. Hal itu terjadi dengan terlibatnya Indonesia dalam berbagai kerjasama
internasional yang terkait dengan penanaman modal dan perdagangan internasional baik bilateral, regional maupun multilateral World Trade
Organization yang memiliki konsekuensi yang harus dihadapi dan ditaati.
9
Khor
10
Grup pertama adalah sejumlah kecil negara yang mempelopori atau yang terlibat secara penuh dalam proses ini mengalami pertumbuhan dan perluasan
kegiatan ekonomi yang pesat yang pada umumnya adalah negara maju. Grup berpendapat globalisasi adalah suatu proses yang tidak adil dengan
distribusi keuntungan maupun kerugian yang juga tidak adil. Ketidakseimbangan itu tentu saja akan menyebabkan pengkutuban antara segelintir negara dan
kelompok yang memperoleh keuntungan, dan negara-negara maupun kelompok yang termarjinalisasi. Dengan demikian, globalisasi, pengkutuban, pemusatan
kesejahteraan dan marjinalisasi merupakan rentetan peristiwa menjadi saling terkait melalui proses yang sama. Secara umum menurutnya globalisasi ekonomi
mempengaruhi berbagai kelompok negara secara berbeda yang mana proses ini akan melahirkan kedalam tiga grup negara.
8
Ibid., hal. 5.
9
Penjelasan atas UU NO 25 Tahun 2007. Loc.Cit.
10
Martin Khor, Globalisasi Perangkap Negara- Negara Selatan, Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2002, hal. 18.
Universitas Sumatera Utara
kedua adalah negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sedang fluktuatif yakni negara-negara yang berusaha menyesuaikan diri dengan kerangka
globalisasi ekonomi atau liberalisasi perdagangan dan investasi yang pada umumnya adalah negara yang menuju negara maju. Grup ketiga adalah negara
yang termarjinalisasikan atau yang sangat dirugikan karena ketidakmampuan mengatasi tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut dengan
persoalan pelik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan globalisasi ekonomi seperti harga-harga komoditi primer yang rendah dan fluktuatif serta
utang luar negeri.
11
11
Ibid., hal. 32.
Sering dikatakan bahwa akibat perubahan dunia tersebut akan banyak negara yang dirugikan yakni negara-negara yang belum siap terutama dalam
teknologi, sumber daya alam SDA, sumber daya manusia SDM dan juga sosial masyarakatnya yang belum mampu menerima perubahan-perubahan dalam
kehidupan sehari-hari mereka sperti mengubah pola kerja atau etos dan disiplin kerja atau produktivitas. Kerugian tersebut akan tampak jelas dalam berbagai
bentuk seperti banyak industri didalam negeri tutup karena kalah bersaing dengan barang-barang impor atau bahkan kehilangan pasar ekspor karena masuknya
negara-negara pesaing baru, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, dan semakin banyaknya perusahaan asing didalam negeri yang mendominasi kegiatan
ekonomi domestik. Selain dampak negatif seperti diatas, dampak dari globalisasi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif tergantung kesiapan negara
tersebut dalam menghadapi peluang atau tantangan yang muncul dari proses tersebut seperti dalam bidang ekspor.
Universitas Sumatera Utara
Dalam beberapa tahun belakangan ada kecenderungan bahwa peringkat Indonesia dipasar dunia untuk sejumlah produk tertentu yang diekspor Indonesia
diunggulkan seperti barang-barang manufaktur tekstil, pakaian jadi, dan sepatu. Dibidang pertanian dan perkebunan seperti cokelat, kopi, biji-bijian, kelapa sawit,
karet dan lain-lain. Namun belakangan ini ekspor tersebut cenderung menurun, dan bukanlah hal yang mustahil jika suatu saat Indonesia akan terdepak dari pasar
dunia negara pengekspor hasil perkebunan tersebut.
12
Dapat dipastikan bahwa sekarang ini kinerja ekspor Indonesia dan prospeknya kedepan mendapat banyak perhatian baik dari masyarakat umum
maupun pemerintah dibandingkan pada periode pra krisis 1997-1998 karena dua alasan utama. Pertama, hingga saat ini ekonomi Indonesia belum sepenuhnya
pulih dari krisis dan hasil ekspor dalam bentuk valuta asing sangat diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama pembiayaaan pemulihan dan pembangunan
jangka panjang menggantikan peran dari pinjaman luar negeri. Kedua, sekarang ini Indonesia sudah masuk dalam AFTA dan WTO dalam era liberalisasi
perdagangan pada tingkat dunia yang mana Indonesia kini dihadapkan pada persaingan ketat dari negara-negara yang sudah lama maju dalam perdagangan
internasional seperti Jepang, Cina, Korea, Taiwan, AS, UE dan banyak lagi, tetapi juga negara sedang berkembang yang pangsa pasarnya meroket seperti Thailand,
Malaysia dan Vietnam. Jelas menghadapi persaingan ketat ini, prospek ekspor Indonesia, khususnya nonmigas atau nonpertambangan seperti manufaktur dan
pertanian juga sangat tergantung pada kemampuan Indonesia meningkatkan daya saing global dari produk-produk ekspornya.
13
12
Tulus TH. Tambunan.Op.Cit. hal. 25.
13
Ibid., hal.136.
Universitas Sumatera Utara
Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri sejak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor
Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15 persen atau menjadi USD 12,3 miliar bila
dibandingkan dengan Agustus 2008.
14
Dalam situasi dan kondisi ekonomi yang belum kondusif ini, pengembangan kegiatan usaha kecil dan menengah selanjutnya disebut UKM
dianggap sebagai suatu alternatif penting yang mampu mengurangi beban berat yang dihadapi perekonomian nasional dan daerah. Usaha kecil dan menengah
UKM memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha establishment maupun penciptaan lapangan kerja.
Argumentasi dibelakang ini yakni karena UKM merupakan kegiatan usaha dominan yang dimiliki oleh bangsa ini. Selain itu pengembangan kegiatan UKM
relatif tidak memerlukan kapital yang besar dan dalam periode krisis selama ini UKM tahan banting terutama UKM yang berkaitan dengan kegiatan usaha
pertanian. Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika telah menyebabkan UKM dalam sektor pertanian dapat menggeruk keuntungan yang relatif besar.
Sebaliknya UKM tergantung pada input impor mengalami kerterpurukan dengan adanya gejolak depresiasi rupiah ini.
15
Berdasarkan survei yang dilakukan BPS dan kantor Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menegkop dan UKM,
usha-usaha kecil termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro yaitu usaha
14
www.bps.depperin.go.id.” Kegiatan ekspor UKM”, Diakses Tanggal 13 November 2009
15
www.depkop.go.id. “Potensi dan Kontribusi UKM terhadap Perekonomian : Suhendar Sulaiman”. Diakses tanggal 17 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah total penjualan turn over setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar, pada tahun 2000 meliputi 99,9 dari total usaha usaha yang bergerak di
indonesia. Sedangkan usaha-usaha menengah yaitu usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara 1 milyar sampai dengan 50 milyar meliputi hanya
0,14 persen dari jumlah total usaha. Dengan demikian, potensi UKM sebagai keseluruhan usaha meliputi 99,9 persen dari total jumlah usaha yang bergerak di
Indonesia.
16
LPEI sebagai agen pemerintah dapat membantu memberikan pembiayaan pada area yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan komersial fill
the market gap yang tidak memiliki kemampuan pembiayaan yang kompetitif
dan kemampuan menyerap risiko dengan tingkat bunga kompetitif guna pengembangan usaha yang menghasilkan barang dan jasa ekspor dan atau lain
Besarnya peran UKM ini mengindikasikan bahwa UKM merupakan sektor usaha dominan dalam menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu kebijakan
pemerintah terhadap sektor ini acapkali memberi dampak terhadap laju perkembangan UKM itu sendiri terkhusus dibidang ekspor. Berbagai hambatan
serius akan dihadapi oleh UKM dalam bidang ekspor dan apabila tidak ada penanganan yang baik bukanlah hal yang mustahil jika suatu saat UKM ini juga
mengalami stagnansi. Hal ini pulalah yang mendorong pemerintah untuk membentuk suatu lembaga yang memberikan berbagai kemudahan dalam hal
pembiayaan kepada pelaku usha kecil dan menengah dalam melakukan kegiatan usahanya khususnya dibidang ekspor yaitu Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia LPEI.
16
Ibid., hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
yang menunjang kegiatan ekspor. LPEI juga menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan baik oleh lembaga
pembiayaan keuangan komersial maupun oleh LPEI itu sendiri untuk menunjang kebijakan program ekspor nasional.
17
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia secara kelembagaan tidak tunduk pada pada peraturan perundang-undangan tentang perbankan, Badan Usaha Milik
Negara atau perusahaan pembiayaan dan usaha perasuransian. Namun dalam menjalankan kegiatan usahanya LPEI tunduk pada ketentuan hukum matriil
tentang pembiayaan, penjaminan dan asuransi sebagaimana diatur oleh Bab Ketiga Belas Buku Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang pinjam
meminjam, Bab Ketujuh Belas Buku Ketiga Kitab Undang- Undang Hukum Perdata tentang penanggungan utang dan Bab Kesembilan Buku Kesatu Kitab
Undang- Undang Hukum Dagang tentang asuransi atau pertanggungan.
18
17
Penjelasan atas UU No 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
18
Ibid., Alinea 12.
Peran strategis yang diemban LPEI dalam rangka mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan ekspor nasional, mempercepat
peningkatan ekspor nasional, membantu peningkatan kemampuan produksi nasional yang berdaya saing tinggi serta mendorong pengembangan usaha kecil
dan menengah yang berorientasi pada ekspor lah yang kemudian mendorong penulis untuk mengangkat bagaimana peranan lembaga pembiayaan ekspor dalam
kegiatan ekspor UKM mengingat sektor ini merupakan mata pencaharian sebahagian besar rakyat Indonesia.
B. Perumusan Masalah