BAB III KENDALA-KENDALA DALAM KEGIATAN EKSPOR USAHA
KECIL DAN MENENGAH
Pelaksanaan transaksi ekspor dan impor pasti akan menghadapi berbagai masalah baik oleh eksportir ataupun importir, baik yang bersifat ekstern ataupun
intern. Setiap masalah dalam kegiatan ekspor itu bukanlah persoalan yang berdiri sendiri tetapi hanyalah sebagai ujung dari suatu kegiatan ekonomi yang
menyangkut bidang yang amat luas atau dapat dikatakan sebagai salah satu dari mata rantai aktivitas perekonomian pada umumnya. Berhasil tidaknya usaha-
usaha untuk meningkatkan transaksi perdagangan antara lain tergantung pada sejauh mana eksportir ataupun importir yang bersangkutan tanggap dan sanggup
menangulangi masalah-masalah yang dihadapinya.
68
UKM yang berorientasi ekspor, diklasifikasikan menjadi dua, yakni Produsen Eksportir Direct Exporter dan Eksportir Tidak Langsung Indirect
Exporter . UKM Produsen Ekspor adalah UKM yang menghasilkan produk
ekspor dan menjualnya secara langsung kepada pembeli dari luar negeri buyer atau importir. Sementara itu, UKM Eksportir Tidak Langsung adalah UKM yang
menghasilkan produk ekspor, yang melakukan kegiatan ekspor secara tidak secara langsung dengan buyerimportir, tetapi melalui agen perdagangan ekspor atau
eksportir dalam negeri.
69
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi UKM berorientasi ekspor tidak dapat melakukan ekspor secara langsung, yaitu export trading problem dan
68
Roselyne Hutabarat, Op.Cit.hal. 3.
69
Mangara Tambunan, ”Tiga Kendala Besar Pengembangan UKM Berorientasi Ekspor”, Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21 September 2004,
Hotel Bumi Karsa, Jakarta. Diakses tanggal 8 Februari 2010.
61
Universitas Sumatera Utara
financing export . Trading problem terjadi karena tingginya risiko kegiatan ekspor
baik risiko pembayaran maupun pengiriman barang, adanya tenggang waktu time lag dalam pembayaran, dan tingginya biaya ekspor. Sedangkan financing
problem terjadi karena terbatasnya modal yang dimiliki UKM serta finance and
guarantee institution problem , yakni rendahnya dukungan lembaga pembiayaan
dan penjaminan ekspor terhadap UKM. Kondisi tersebut mengakibatkan strategi pemasaran UKM cenderung menunggu pembeli, sehingga mekanisme
perdagangan yang terjadi umumnya adalah buyer’s market.
70
UKM merupakan pelaku bisnis yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. Berdasarkan data BPS 2003, populasi
usaha kecil dan menengah UKM jumlahnya mencapai 42,5 juta unit atau 99,9 persen dari keseluruhan pelaku bisnis di tanah air. UKM memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6 persen. Sementara itu, kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto PDB sebesar
56,7 persen. Peran UKM dalam ekspor nonmigas mengalami peningkatan, yaitu sebesar Rp 75,45 triliun atau 19,4 persen terhadap total ekspor nasional pada
tahun 2000, menjadi Rp 75, 86 triliun atau 19,9 persen terhadap total ekspor nasional pada tahun 2003. Berdasarkan data tersebut sebenarnya UKM
mempunyai prospek yang cukup baik dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini didukung dengan beberapa produk UKM yang selama ini
dikenal sebagai produk ekspor nonmigas dari negara kita, antara lain produk
70
Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1 tahun 1 2006, “Hambatan Usaha Kecil dan Menengah dalam Kegiatan Ekspor”, Diakses tanggal 8 Februari 2010, hal 6.
Universitas Sumatera Utara
pertanian, perkebunan, perikanan, tekstil dan garmen, furniture, produk industri pengolahan, dan barang seni.
71
Permasalahan yang dihadapi UKM memang sangat kompleks, sehingga dibutuhkan berbagai pendekatan yang dapat mengurangi hambatan yang ada.
Keputusan politik pemerintah di semua lini dan tingkatan akan sangat mempengaruhi UKM dalam melakukan kegiatan ekspor. Hal yang penting dan
mendasar adalah memberikan peluang yang lebih besar kepada para UKM dengan menekan atau mereduksi hambatan-hambatan yang muncul. Pendekatan yang
perlu dilakukan dalam mengurangi hambatan UKM dalam kegiatan ekspor, dapat ditempuh melalui upaya meningkatkan kemampuan finansial dan manajerial
UKM, membangun jaringan pemasaran produk ekspor UKM, dan meningkatkan promosi produk ekspor UKM. Kebijakan peraturan pemerintah yang kondusif
dan keberpihakan yang signifikan terhadap dunia usaha, merupakan kunci keberhasilan dalam mereduksi hambatan UKM dalam kegiatan ekspor.
Namun, peran ekspor UKM relatif masih kecil, yang disebabkan UKM menghadapi berbagai hambatan dalam kegiatan ekspor tersebut. Oleh karena itu,
produk UKM dalam kegiatan ekspor lebih banyak dilaksanakan oleh pengusaha- pengusaha besar atau eksportir yang mampu mereduksi, bahkan mengeliminasi
hambatan-hambatan tersebut.
72
Kendala ekspor adalah semua hal yang menghalangi kelancaran ekspor baik yang bersumber dari dalam negeri sendiri ataupun yang disengaja diadakan
71
Jurnal Pengkajian, Loc.Cit
72
Ibid., hal .7.
Universitas Sumatera Utara
oleh negara pengimpor.
73
Kelengkapan dokumen merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekspor. Dalam hal ini UKM memiliki kesulitan untuk
memenuhinya, sehingga menghambat kegiatan ekspornya. Hambatan tersebut terutama berkaitan dengan sertifikasi produk 71,43 persen, letter of credit 57,14
persen, NPWP 43,29 persen, dan lainnya 28,57 persen. Beberapa alasan yang dapat diidentiikasi sebagai penyebabnya adalah UKM merasakan kesulitan dalam
memenuhi persyaratan dan prosedur yang memakan waktu relatif lama, dengan biaya yang cukup memberatkan. Karena itu, perlu upaya untuk mengurangi
hambatan yang berkaitan dengan hal ini, yaitu dengan menerapkan persyaratan yang mudah, prosedur yang sederhana, dan biaya yang tidak memberatkan
UKM. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh UKM
dalam kegiatan ekspor yaitu kendala intern dan ekstern.
A. Kendala Intern