oleh negara pengimpor.
73
Kelengkapan dokumen merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekspor. Dalam hal ini UKM memiliki kesulitan untuk
memenuhinya, sehingga menghambat kegiatan ekspornya. Hambatan tersebut terutama berkaitan dengan sertifikasi produk 71,43 persen, letter of credit 57,14
persen, NPWP 43,29 persen, dan lainnya 28,57 persen. Beberapa alasan yang dapat diidentiikasi sebagai penyebabnya adalah UKM merasakan kesulitan dalam
memenuhi persyaratan dan prosedur yang memakan waktu relatif lama, dengan biaya yang cukup memberatkan. Karena itu, perlu upaya untuk mengurangi
hambatan yang berkaitan dengan hal ini, yaitu dengan menerapkan persyaratan yang mudah, prosedur yang sederhana, dan biaya yang tidak memberatkan
UKM. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh UKM
dalam kegiatan ekspor yaitu kendala intern dan ekstern.
A. Kendala Intern
Kendala intern diartikan sebagai kendala yang berasal dari dalam kegiatan usaha kecil dan menengah itu sendiri. Kendala ini merupakan kendala yang sangat
mempengaruhi bagi kelangsungan UKM itu sendiri. Adapun kendala ini terdiri atas :
1. Persiapan-Persiapan Teknis
74
Keharusan perusahaan-perusahaan ekspor-impor untuk memenuhi syarat berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh-sungguh. Persiapan-
persiapan teknis yang seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yaitu mengejar hasil yang cepat dan nyata dari
73
Amir MS, Op.Cit.,hal. 84.
74
Jurnal Pengkajian, Op.Cit .,hal. 15.
Universitas Sumatera Utara
perdagangan itu sendiri, sehingga persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor dan impor itu terlupakan. Seperti yang diketahui
syarat-syarat umum ekspor ialah: a.
Harus merupakan badan hukum PT, CV, FA, PN, PERUM dan sebagainya
b. Importir harus memiliki surat izin usaha perdagangan atau mendapat izin
usaha dari Departemen Teknis Lembaga Pemerintah Non Departemen atau merupakan Eksportir Terdaftar ET bagi Eksportir yang telah
memperoleh pengalaman sebagai eksporir terdaftar. Dalam tahun sebelum Pakto, perusahan Ekspor- impor diharuskan memiliki izin ekspor dan
impor dalam bentuk kartu pengenal yaitu: Angka Pengenal Ekspor APE, Angka Pengenal Ekspor Sementara APES bagi Eksportir, dan Angka
Pengenal Impor API atau Angka Pengenal Impor Sementara APIS bagi importir dan khusus untuk ekspor dan impor dalam rangka PMA atau
PMDN memerlukan APET Angka Pengenal Ekspor Terbatas dan APIT Angka Pengenal Impor Terbatas yang syarat-syarat pemilikannya
ditentukan oleh instansi yang berwenang. c.
Importir harus memiliki Angka Pengenal Impor Sementara APIS atau Angka Pengenal Importir API atau Angka Pengenal Importir Terbatas
APIT Patut dicatat bahwa kemudahan persyaratan bagi eksportir tersebut diatas yang
hanya memerlukan SIUP sebagai pengganti Angka Pengenal Ekspor Sementara APES atau Angka Pengenal Ekspor APE atau Angka Pengenal Ekspor
Terbatas APET adalah dalam rangka usaha deregulasi untuk peningkatan usaha
Universitas Sumatera Utara
ekspor. Dengan demikian setiap orang dapat melakukan ekspor asal ada SIUP, kecuali untuk barang-barang yang kena kuota antara lain tekstil dan kopi. Khusus
untuk impor, untuk mendapatkan API atau APIS, perusahaan mengajukan permohonan dengan mengisi daftar isian permohonan pada kantor wilayah
departemen perdagangan. Persyaratan untuk memperoleh APIS tersebut adalah: a.
Memili Surat Izin Usaha Perdagangan Perubahan Besar dan Menengah b.
Memiliki kemampuan dan keahlian yang lazim diperlukan untuk melaksanakan perdagangan impor
c. Memiliki referensi bank devisa
Selanjutnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemilik APIS untuk memperoleh API adalah :
a. Telah melakukan impor sekurang-kurangnya empat kali dan telah
mencapai nilai US 100,000 b.
Tidak pernah membatalkan ingkar kontrak impor kecuali karena keadaan memaksa yang diluar kemampuan Force Majeur.
Permasalahan yang selanjutnya dihadapi oleh UKM adalah kemampuan yang bersangkutan menyiapkan persyaratan-persyaratan dokumen-dokumen
pengapalan dan realisasi pengapalan barangnya, serta kejujuran dan kesungguhannya berusaha termasuk itikad baiknya dan yang terakhir ini juga
merupakan faktor penting untuk dimiliki importir. Sebagaimana yang diketahui beberapa nama perusahaan yang prestasinya buruk karena praktek-praktek
penyalahgunaan transaksi selalu diedarkan dikalangan bank dan instansi-instansi yang berkepentingan dan digolongkan dalam black list. UKM yang melakukan
kegiatan ekspor yang baik harus menjaga reputasinya disamping itu untuk
Universitas Sumatera Utara
menjamin kelangsungan izin usahanya maka kontinuitas aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan.
75
Dalam era perdagangan bebas menuntut setiap pelaku bisnis memiliki akses yang cukup terhadap pasar untuk meningkatkan daya saingnya. Akses
terhadap pasar merupakan kunci keberhasilan kegiatan ekspor. Justru hal inilah yang merupakan titik lemah yang dimiliki UKM pada umumnya. Sebagian besar
UKM masih mengalami kesulitan dalam menembus pasar ekspor, sehingga memerlukan fasilitasi pihak lain untuk meningkatkan akses pasar ekspornya, baik
pemerintah maupun mitra usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan temuan lapang bahwa sebagian besar UKM memperoleh akses pasar ekspor melalui
keikutsertaan pameran 85,71 persen dan informasi dari mitra usahanya 71,43 persen. Sedang sebagian kecil memperolehnya melalui media masa 28,57
persen dan internet 14,26 persen. Kondisi seperti uraian di atas, mengindikasikan bahwa UKM masih memerlukan upaya untuk meningkatkan
akses pasar ekspornya. UKM dituntut untuk proaktif dalam mengakses pangsa pasar ekspor produknya.
2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negeri
76
Keberhasilan dan kelancaran pelaksanan transaksi ekspor didukung oleh sejauh mana pengetahuan atau pemahaman UKM yang melakukan kegiatan
ekspor dalam pengenalan transaksi ekspor itu sendiri. Yang pertama yang perlu dikuasai adalah dasar-dasar transaksi ekspor, tata cara pelaksanaannya, pengisian-
75
Roselyne Hutabarat, Op.Cit. hal. 7-8.
76
Jurnal Pengkajian, Op.Cit. hal.14.
Universitas Sumatera Utara
pengisian formulir yang diperlukan, peraturan-peraturan pemerintah dalam maupun luar negeri dimana rekan dagangnya berada.
77
Dengan pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas maka UKM yang berorientasi ekspor tidak akan melakukan kekeliruan yang merugikan dan dapat
melihat lebih jauh kedepan tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan tranksaksi. Selain itu yang bersangkutan dapat
memanfatkan kesempatan-kesempatan serta fasilitas-fasilitas yang tersedia pada bank atau pada instansi-instansi yang lain. Mereka juga akan mampu
menghindarkan kerugian-kerugian yang mungkin terjadi karena ulah dari pihak rekan dagang diluar negeri. Jelaslah bahwa eksportir ataupun importir perlu
membekali diri dengan pengetahuan teori dan praktek transaksi perdagangan ekspor dan impor.
Selanjutnya yang bersangkutan harus mengembangkan pengetahuan dengan mempelajari liku-liku pelaksanaan transaksi tersebut secara lebih luas dan
memanfaatkan segala informasi yang diterima, melakukan tukar pikiran dengan instansi-instansi yang berwenang atau bank-bank dan rekan-rekan pedagang, dan
rajin memperdalam pengetahuannya dengan membaca buku-buku, publikasi- publikasi dagang dan surat-surat kabar dalam dan luar negeri serta menggunakan
kesempatan untuk turut dalam seminar-seminar transaksi luar negeri yang diadakan oleh bank atau badan-badan tertentu.
78
77
Ibid., hal.13.
78
Roselyne Hutabarat, Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembiayaan Pembiayaan merupakan masalah penting yang tidak jarang dihadapi oleh
para pengusaha eksportir. Tidak jarang hal ini dapat mengakibatkan keinginan eksportir menjadi terhambat bahkan eksportir sampai tidak akan melakukan
kegiatan usahanya lagi. Masalah yang acapkali dialami yaitu apakah kita cukup membiayai transaksi keuangan sendiri ataukah perlu bantuan bank atau badan
keuangan lainnya, jenis fasilitas pembiayaan mana yang paling tepat dan yang paling murah dan sampai sejauh mana dapat diperoleh pembiayaan-pembiayaan,
merupakan pemikiran-pemikiran pokok bagi para pengusaha eksportir.
79
Biaya yang tidak sedikit harus dikeluarkan dalam kegiatan ekspor, merupakan hambatan yang dialami UKM. Hal ini menjadi faktor yang
menurunkan daya saing ekspor produk UKM karena harga jual produk menjadi relatif tinggi dibandingkan eksportir produk sejenis dari negara lain. Temuan
lapang menunjukkan bahwa pengeluaran biaya dalam kegiatan ekspor, yang menjadi hambatan paling besar bagi UKM adalah justru komponen biaya lainnya
85,79 persen, yaitu berupa pungutan tidak resmi atau biaya siluman. Kemudian, biaya yang berkaitan dengan perizinan dan transportasi 71,43 persen serta risiko
atau jaminan produk sesuai pesanan 50,00 persen. Karena itu, seyogianya menjadi perhatian pihak terkait dalam membuat peraturan, yang memiliki
konsekuensi biaya yang harus dibayar pelaku bisnis dalam kegiatan ekspor. Apabila hal ini dibiarkan terus terjadi, maka kegiatan ekspor, khususnya yang
dilaksanakan oleh UKM, akan menjadi makin sulit karena makin rendahnya daya saing pelaku bisnis.
80
79
Roselyne Hutabarat, Loc.Cit.
80
Jurnal Pengkajian, Op.Cit. hal 15
Universitas Sumatera Utara
Financing problem terjadi karena terbatasnya modal yang dimiliki UKM
serta finance and guarantee institution problem, yakni rendahnya dukungan lembaga pembiayaan dan penjaminan ekspor terhadap UKM. Kondisi tersebut
mengakibatkan strategi pemasaran UKM cenderung menunggu pembeli, sehingga mekanisme perdagangan yang terjadi umumnya adalah buyer’s market.
81
Sumber pembiayaan yang dilakukan oleh UKM lebih banyak diperoleh dari pembiayaan sendiri dan down payment pemberi order. Sedangkan
penggunaan jasa perbankan hanya untuk transaksi jasa ekspor untuk pembayaran barang yang telah dikirim melalui L C. Rendahnya penggunaan jasa perbankan
sebagai sumber pembiayaan atau permodalan, disebabkan beratnya persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi UKM, prosedur pinjaman kredit yang cukup
lama dan tingginya suku bunga yang diterapkan.
82
Oleh karena itu diperlukan fasilitasi yang diarahkan pada pengembangan jaringan bisnis UKM agar UKM dapat meningkatkan akses pasar produknya.
Dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya, UKM memerlukan fasilitasi dari pihak lain, termasuk pemerintah, untuk meningkatkan aksesibiltas terhadap pasar
ekspor. Upaya ini dapat dilakukan melalui penyediaan dan penyebarluasan informasi, yang sesuai dengan kebutuhan UKM dalam kegiatan ekspor, terutama
yang berkaitan dengan spesikasi produk dan negara tujuan ekspor serta sumber pembiayaan yang dapat menunjang kegiatan ekspor.
83
Kurangnya pemahaman atas sumber-sumber informasi atas pembiayaan ini pula yang kemudian akan melahirkan ketergantungan pelaku usaha untuk
meminjam modal pada pemilik modal individu non formal yang pada umumnya
81
Ibid., hal .6.
82
Agus Kuncoro, Jurnal Empirika, diakses tanggal 9 Februari 2010.hal 5.
83
Jurnal Pengkajian, Op.Cit. hal.14.
Universitas Sumatera Utara
akan merangkap sebagai pemasok bahan baku serta pembeli hasil produk. Hal in jelas akan menimbulkan keterikatan secara ekonomis dimana pelaku usaha
diwajibkan untuk menjual hasil produksinya kepada pemberi pinjaman. Hal ini kemudian akan melahirkan masalah baru yakni lemahnya posisi tawar UKM
dalam menentukan harga produk yang mereka hasilkan karena hanya ditentukan oleh salah satu pihak.
84
Dalam hal ini diperlukan pengusaha-pengusaha yang mampu mengatur keuangannya sendiri secara bijaksana dan mempelajari serta memanfaatkan
kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan tranksaksi- transaksi yang dilakukan. Berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan antara lain
mengusahakan fasilitas dari rekan dagang dinegara lain sehingga syarat-syarat pembayaran dapat diatur seringan mungkin, dan bila menggunakan LC maka
syarat-syarat LC diusahakan agar dimungkinkan adanya fasilitas atau kemudahan pihaknya dan yang lebih umum lagi yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan
fasilitas-fasilitas pembiayaan yang tersedia pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang mana fasilitasnya dapat disesuaikan dengan jenis transaksi yang
dilakukan.
85
Manajemen yang diterapkan UKM masih banyak yang bersifat tradisional. Hampir 60 UKM menggunakan teknologi tradisional dan hampir 70 dari
usaha sektor tersebut melakukan pemasaran langsung ke konsumen. Hal ini sangat mempengaruhi pengelolaan dan perkembangan UKM dalam pembuatan disain
4. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang
84
Mahmul Siregar, Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal Studi Kesiapan Indonesia dalam Perjanjian Investasi Multilataral
, Medan: Pasca Sarjana USU, 2008, hal. 376.
85
Roselyne Hutabarat, Op.Cit. hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
produk maupun orientasi penjualan yang hampir sama dari tahun ke tahun. Pelaku bisnis dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan selera
konsumen atau permintaan pasar, yang memiliki kecenderungan cepat berubah, sehingga peredaran suatu produk di pasar memiliki siklus yang relatif pendek. Hal
ini akan lebih memicu kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produk.
Seringkali UKM mengalami kesulitan dalam menghasilkan spesifikasi produk yang sesuai dengan perkembangan selera konsumen. Temuan lapang
memperlihatkan bahwa sebagian besar UKM mengalami hambatan dalam desain 92,86 persen dan kemasan 64,29 persen, sedangkan sebagian kecil mengalami
hambatan pada warna 28,57 persen dan bentuk 14,29 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UKM mengalami hambatan dalam
menghasilkan produk dan kreativitas untuk menghasilkan inovasi produk sesuai dengan selera konsumen. Karena itu, UKM memerlukan pelatihan dan magang
untuk meningkatkan keterampilan dalam menghasilkan produk yang berdaya saing. UKM memerlukan fasilitasi yang berkaitan dengan kebutuhan peralatan
teknologi dalam upaya meningkatkan kualitas dan inovasi produk.
86
Dengan demikian, UKM memiliki kemampuan untuk menghasilkan diversifikasi produk, sehingga tidak bertumpu pada produk-produk tradisional
yang memiliki keunggulan komparatif, seperti pakaian jadi dan beberapa produk tekstil lainnya, barang barang jadi dari kulit, seperti alas kaki, dan dari kayu,
termasuk meubel furnitur. Hal ini terjadi karena kegiatan produksi pada jenis produk ini memerlukan keahlianketerampilan khusus, yang hanya dimiliki secara
86
Jurnal Pengkajian, Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
terbatas oleh tenaga kerja tertentu pula. Apabila dikaitkan dengan rata-rata omzet per tahun, terdapat kecenderungan produk yang memerlukan keahlian khusus
memiliki nilai jual yang tinggi. Karena itu, pelaku UKM perlu mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk jenis ini karena potensial
dikembangkan lebih lanjut untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan nilai tambah.
Kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik bagi kelangsungan hubungan transaksi
dengan rekan dagang diluar negeri. Masalah-masalah yang timbul adalah akibat dari hal-hal berikut yaitu:
a. Pengiriman barang terlambat karena kesulitan administrasi dan
pengaturan angkutan, peraturan peraturan pemerintah dan sebagainya b.
Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan yang diperjanjikan
c. Kontinuitas penyediaan jumlah barang ekspor sesuai yang
diperjanjikan tidak dapat dipenuhi d.
Pengepakan yang tidak memenuhi syarat e.
Kelambatan dalam pengiriman dokumen-dokumen pengapalan.
87
5. Kebijaksanaan dalam Pelaksanaan Ekspor Kebijaksanaan perdagangan internasional dibidang ekspor diartikan
sebagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah baik secara langsung ataupun tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur, komposisi dan arah
87
Ibid., hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu negara.
88
Khususnya dalam peraturan yang dikeluarkan bulan April 1985, yakni Inpres No 4 1985, dimana ditetapkan beberapa penyempurnaan dalam tata cara
pelaksanaan ekspor-impor tertentu terutama yang berkaitan dengan pemeriksaan barang yang harus disertai dilengkapi LKP Laporan Kebenaran Pemeriksaan
oleh Surveyor S.G.S dinegara tujuan ekspor dan dinegara asal impor, perlu diberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan kepada rekan dagang diluar
negeri agar tidak terjadi keterlambatan-keterlambatan transaksi. Selanjutnya tata cara permohonan pengembalian bea masuk atau pembebasan bea masuk bea
masuk tambahan dalam kaitan PAKEM 1986 serta kelonggaran-kelonggaran yang diberikan dengan ekspor impor dalam PAKDES 1987 perlu diperhatikan untuk
menangani supaya tidak terjadi kekeliruan-kekeliruan dan kerugian-kerugian dalam penanganan transaksi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan
Kelancaran transaksi ekspor pada hakikatnya tergantung dari peraturan-peraturan yang mendasarinya.
Peraturan-peraturan yang sering berubah-ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah pengertian dan kekeliruan, baik dipihak pengusaha didalam
maupun diluar negeri. Karena itu biasanya diperlukan waktu atau masa transisi dimana semua pihak telah siap dengan perubahan-perubahan yang ada. Selain itu
diperlukan penjelasan-penjelasan yang cukup tentang latar belakang perubahan- perubahan dan tujuannya sehingga masing-masing pihak dapat memakluminya.
88
Hamdy Hady, Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, hal. 63.
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang sudah semestinya yang paling memikirkannya ialah petugas- petugas pelaksana ekspor dan impor.
89
Untuk mengoptimalkan peluang kegiatan ekspor tersebut pemerintah melakukan kebijakan penurunan tarif bea masuk atas komponen bahan baku dan
sebagainya agar dapat meningkatkan daya saing industri nasional dalam memasuki dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang lebih terbuka
dipasaran luar negeri.
90
Oleh karena itu setiap UKM yang berorientasi pada ekspor harus selalu siap mempelajari dan mengikuti setiap perubahan-perubahan peraturan serta
sistem atau prosedur yang berlaku dalam transaksi ekspor dan impor juga tidak bisa dipungkiri untuk mengeliminasi berbagai hambatan UKM dalam kegiatan
ekspor tersebut diperlukan dukungan pemerintah melalui suatu kebijakan yang implementatif.
91
Salah satu faktor ekstern yang paling penting untuk menjamin terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir adalah kepercayaan. Dua
pihak yang tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu
B. Kendala Ekstern