satu orang pejabat yang berasal dari instansi atau lembaga yang membidangi pertanian.
b. paling banyak 3 tiga orang yang berasal dari luar LPEI dan 1 satu
orang dari dalam LPEI.
118
Anggota dewan direktur sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diangkat dan diberhentikan oleh menteri atas usul instansi atau lembaga yang
bersangkutan.
119
Salah seorang dari anggota dewan direktur sebagaimana dimaksud pada ayat b ditetapkan oleh menteri sebagai ketua dewan direktur
merangkap direktur eksekutif.
120
Ketua dewan direktur sebagaimana dimaksud tidak mempunyai hak suara dalam rapat dewan direktur.
121
Direktur eksekutif sebagaimana dimaksud melakukan tugas secara penuh waktu dan dilarang merangkap jabatan eksekutif di tempat lain.
122
Anggota dewan direktur diangkat untuk masa jabatan 5 lima tahun dan hanya dapat diangkat
kembali untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya.
123
Bank atau lembaga keuangan yang membiayai ekspor mempunyai peranan yang besar dalam melancarkan transaksi ekspor dan impor guna memberikan
keuntungan baik bagi negara pengimpor ataupun pengekspor. Para eksportir menggunakan bank atau lembaga tersebut untuk membiayai produksi dan menjual
B. Fungsi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI
1. Pembiayaan
118
Ibid., Pasal 25 ayat 2.
119
Ibid., Pasal 25ayat 3-4.
120
Ibid., Pasal 25 ayat 5.
121
Ibid., Pasal 25 ayat 6.
122
Ibid., Pasal 25 ayat 7.
123
Ibid., Pasal 25 ayat 8.
Universitas Sumatera Utara
hasil produksinya. Sesungguhnya bank bank komersial dan lembaga pembiayaan yang menangani ekspor adalah jantung dari sistem pembiayaan.
124
Pembiayaan dapat diartikan sebagai fasilitas yang diberikan kepada badan usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong ekspor nasional.
125
dan dapat diberikan dengan prinsip syariah. Pembiayaan ekspor diberikan kepada
badan usaha baik berbentuk badan hukum ataupun tidak yang diberikan dalam bentuk modal kerja dan atau investasi.
126
Pembiayaan dalam bentuk pembiayaan modal kerja, antara lain pembiayaan untuk pengadaan bahan baku dan atau bahan penolong, pembelian bahan baku
dari luar negeri, penggantian dan atau pemeliharaan komponen dan sarana produksi
. Pembiayaan dalam bentuk pembiayaan investasi, antara lain
pembiayaan untuk modernisasi mesin, ekspansi usaha termasuk pembangunan dan perluasan pabrik baru, pembiayaan proyek, misalnya pembangunan proyek
konstruksi, infrastruktur, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, serta industri pendukung di dalam dan di luar negeri. Fasilitas pembiayaan modal kerja danatau
investasi juga dapat diberikan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia buyer’s credit.
127
Dalam melaksanakan transaksi perdagangan internasional kebanyakan eksportir dan importir membutuhkan pembiayaan yang didapatkan dari sumber
luar perusahaan. Bagi eksportir pembiayaan tersebut disebut pembiayaan ekspor export financing, terutama dibutuhkan untuk menutup kebutuhan dana modal
kerja mereka sebelum atau sesudah pengapalan barang. Sebelum pengapalan
124
Roselyne Hutabarat, Op.Cit, hal. 263.
125
Ibid., Pasal 1 Angka 1.
126
Ibid., Pasal 6.
127
Penjelasan atas UU No 2 Tahun 2009, Op.Cit. Pasal 6-7.
Universitas Sumatera Utara
barang eksportir membutuhkan dana untuk membiayai produksi atau pengumpulan barang yang dipesan oleh importir. Mereka juga memerlukan dana
untuk membiayai persediaan barang yang disimpan dalam gudang sebelum pesanan diterima dari luar negeri atau barang yang diberangkatkan.
128
Adalah pemberian fasilitas jaminan untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan pihak terjamin dalam hal pihak terjamin tidak dapat
memenuhi kewajiban perikatan kepada krediturnya. 2. Penjaminan
129
a. Penjaminan bagi eksportir Indonesia atas pembayaran yang diterima dari
pembeli barang dan atau jasa di luar negeri Bentuk penjaminan yang
diberikan meliputi:
b. Penjaminan bagi importir barang dan jasa Indonesia diluar negeri atas
pembayaran yang telah diberikan atau akan diberikan kepada eksportir Indonesia untuk pembiayaan kontrak ekspor atas penjualan barang
danatau jasa atau pemenuhan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh suatu perusahaan Indonesia
c. Penjaminan bagi bank yang menjadi mitra penyediaan pembiayaan
transaksi ekspor yang telah diberikan kepada eksportir Indonesia d.
Penjaminan dalam rangka tender terkait dengan pelaksanaan proyek yang seluruhnya atau sebagian merupakan kegiatan yang menunjang ekspor
seperti bid bond dan performance guarantee.
130
128
Siswanto Sutojo, Op.Cit. hal. 111.
129
UU No 2 Tahun 2009, Op.Cit. Pasal 1 Angka 12.
130
Ibid ., Pasal 7.
Universitas Sumatera Utara
3. Asuransi Adalah pemberian fasilitas berupa ganti rugi atas kerugian yang timbul
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti.
131
a. Asuransi atas risiko kegagalan ekspor yaitu asuransi yang diberikan
kepada bank atau pihak lain yang dirugikan karena kegagalan ekspor yang dilakukan eksportir.
Asuransi sebagaimana dimaksud dapat diberikan dalam bentuk :
b. Asuransi atas risiko kegagalan bayar yaitu asuransi yang diberikan kepada
bank atau pihak lain yang dirugikan karena kegagalan ekspor yang dilakukan eksportir. Asuransi ini diberikan kepada eksportir terhadap
kemungkinan tidak diterimanya pembayaran dari importir atau bank penerbit.
c. Asuransi atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar
negeri yaitu asuransi yang diberikan kepada investor Indonesia untuk menutup kerugian atas investasi yang dilakukannya di luar negeri.
d. Asuransi atas risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan ekspor
yaitu asuransi yang diberikan kepada eksportir untuk menutup kerugian yang timbul karena risiko politik yang terjadi di suatu negara, antara lain
nasionalisasi nationalization, ketaktertukaran mata uang currency inconvertibility,
hambatan transfer devisa exchange transfer restricted, dan pembatalan kontrak sepihak contract repudiation.
132
131
Ibid., Pasal 1 Angka 13.
132
Penjelasan atas UU No 2 Tahun 2009, Op.Cit. Pasal 8.
Universitas Sumatera Utara
C. Bentuk Pembiayaan Ekspor Usaha Kecil dan Menengah