Hasil Uji Antiinflamasi Ekstrak n-heksan Lumut Hati Mastigophora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta salisilat dapat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk utuh dilambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian, asetosal memiliki mekanisme kerja dengan menghambat enzime sikloooksigenase secara ireversibel prostaglandin sintetase, yang mengkatalis perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan yang berperan mengganggu timbulnya reaksi peradangan Wilmana, 2007; Gunawan, 2008. Pengukuran volume udem dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam pengamatan pada telapak kaki kiri tikus yang telah diinduksi dengan karegenan. Setelah mendapatkan hasil pengukuran kemudian dapat dihitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari volume udem telapak kaki tikus.

4.1.5 Hasil Uji Antiinflamasi Ekstrak n-heksan Lumut Hati Mastigophora

diclados Tabel 4.3 Tabel Rata-rata volume udem kaki tikus setelah diinduksi karagenan pada masing-masing kelompok perlakuan selama 6 jam. No Perlakuan Rata-rata Volume Udem ml ± SD Selama 6 jam Pengamatan T T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 1 Kontrol negatif 0,024± 0,000 0,038± 0,000 0,041± 0,001 0,044± 0,002 0,042± 0,002 0,039± 0,001 0,037± 0,001 2 Kontrol positif 0,029± 0,001 0,033± 0,001 0,037± 0,002 0,04± 0,002 0,039± 0,001 0,037± 0,001 0,036± 0,001 3 Dosis 5 mgKgBB 0,027± 0,001 0,039± 0,002 0,04± 0,002 0,042± 0,002 0,041± 0,001 0,038± 0,002 0,037± 0,002 4 Dosis 10 mgKgBB 0,028± 0,002 0,032± 0,002 0,035± 0,002 0,037± 0,001 0,036± 0,002 0,035± 0,001 0,034± 0,001 5 Dosis 50 mgKgBB 0,028± 0,001 0,031± 0,002 0,033± 0,001 0,036± 0,002 0,035± 0,001 0,033± 0,001 0,033± 0,001 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1. Grafik hubungan rata-rata volume udem terhadap waktu Hasil dari grafik rata-rata volume udem telapak kaki tikus setelah diinduksi karagenan menunjukan kenaikan udem maksimal yang diperoleh pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dosis 5 mgKgBB, dosis 10 mgKgBB dan dosis 50 mgKgBB terjadi pada jam ke-3, yang kemudian mengalami penurunan pada jam keempat dan terus berangsung turun hingga jam keenam pengamatan. Dari hasil data volume udem telapak kaki tikus yang diperoleh tersebut, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus udem untuk mendapatkan persentase udem yang dihasilkan pada masing-masing tikus dari setiap kelompok perlakuan. Menghitung persen volume udem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besar udem dalam yang dihasilkan masing-masing tikus pada setiap kelompok perlakuan. Hasil rata-rata persen volume udem telapak kaki tikus yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut: 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04 0,045 0,05 jam 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 V olu m e m L u d em Waktu T Rata-rata Volume Udem Telapak Kaki Tikus Setiap Kelompok kontrol negatif kontrol positif dosis 5 dosis 10 dosis 50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.4 Tabel Rata-rata persentase udem kaki tikus setelah diinduksi karagenan pada masing-masing kelompok perlakuan selama 6 jam. No Perlakuan Rata-rata Persen Volume Udem ml ± SD Selama 6 jam Pengamatan T T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 1 Kontrol negatif 0±0 58,33± 0,000 69,45± 4,302 84,72± 6,275 76,39± 6,271 62,5± 4,568 54,17± 4,563 2 Kontrol positif 0±0 19,04± 3,687 31,27± 9,432 36,98± 8,228 34,6± 5,228 30,08± 6,633 25,4± 4,245 3 Dosis 5 mgKgBB 0±0 44,5± 5,189 50,6± 5,659 55,58± 3,936 50,73± 4,294 42,12± 8,386 37,18± 8,561 4 Dosis 10 mgKgBB 0±0 17,64± 3,718 22,33± 2,337 29,66± 6,613 26,25± 9,729 24,98± 7,342 21,47± 7,338 5 Dosis 50 mgKgBB 0±0 10,47± 3,843 15,15± 3,105 24,44± 3,925 23,33± 4,108 18,73± 7,636 14,04± 4,679 Gambar 4.2. Grafik hubungan persen rata-rata udem terhadap waktu 10 20 30 40 50 60 70 80 90 jam 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 P er se n ud em Waktu T Rata-rata Persen Udem Telapak Kaki Tikus Setiap Kelompok kontrol negatif kontrol positif dosis 5 dosis 10 dosis 50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil grafik rata-rata persentase udem pada telapak kaki tikus setiap kelompok menunjukan bahwa pada kelompok kontrol negatif pembentukan udem terbesar terjadi pada jam ketiga dengan persentase 84,72 kemudian berangsur turun pada jam keenam dengan persentase sebesar 54,17. Pada kontrol positif persentase udem tertinggi 36,27 pada jam ketiga dan mengalami penurunan udem pada jam keenam dengan presentase sebesar 25,4. Sedangkan pada kelompok dosis 5 mgKgBB persentase udem tertinggi terjadi pada jam ketiga sebesar 55,58 kemudian presentase terendah yang dihasilkan sebesar 37,18 pada jam keenam. Pada dosis 10 mgKgBB menunjukan udem tertinggi terjadi pada jam ketiga dengan persentase 29,66 dan berangsur mengalami penurunan udem pada jam keenam dengan persentase 21,47 dan hal yang sama tejadi pada dosis 50 mgKgBB persentase udem tertinggi sebesar 24,44 pada jam ketiga dan persentase udem terendah dengan persentase 14,04 pada jam keenam. Dari presentase tersebut dapat diketahui bahwa pembentukan udem optimal yang terjadi pada telapak kaki tikus setiap kelompok perlakuan terjadi pada jam ketiga yang kemudian mengalami penurunan persentase udem pada jam keenam. Hasil persentase volume udem yang diperoleh tersebut dihitung kembali untuk mendapatkan persen inhibisi udem pada masing-masing tikus dari setiap kelompok perlakuan. Menghitung persentase inhibisi udem bertujuan untuk mengetahui besar persentasi kemampuan ekstrak lumut hati Mastigophora diclados dapat menghambat udem pada telapak kaki tikus. Persentase inhibisi udem telapak kaki tikus dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.5 Rata-rata persentase inhibisi udem kaki tikus setelah diinduksi karagenan pada masing-masing kelompok perlakuan selama 6 jam. Gambar 4.3 Grafik hubungan persen rata-rata inhibisi udem terhadap waktu Hasil garfik diatas menunjukan bahwa inhibisi radang terbesar terjadi pada jam pertama. Pada kelompok kontrol positif menunjukan kemampuan menghambat udem terbesar mencapai 67,35 pada jam pertama dan kemampuan mengambat udem terkecil sebesar 51,81 pada jam keempat. Sedangkan pada 10 20 30 40 50 60 70 80 90 jam 0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 5 jam 6 P er se n in h ib isi Waktu T Rata-rata Persen Inhibisi Udem kontrol negatif kontrol positif dosis 5 dosis 10 dosis 50 No Perlakuan Rata-rata Persen Inhibisi Udem ml ± SD Selama 6 jam Pengamatan T T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 1 Kontrol negatif 0±0 0±0 0±0 0±0 0±0 0±0 0±0 2 Kontrol positif 0±0 67,35± 6,321 54,44± 15,329 56,14± 10,033 51,81± 7,428 51,94± 9,939 53,2± 6,481 3 Dosis 5 mgKgBB 0±0 23,7± 8,895 26,71± 10,632 34,2± 5,222 33,17± 8,534 32,89± 10,671 31,72± 13,279 4 Dosis 10 mgKgBB 0±0 69,76± 6,374 67,69± 4,429 65,17± 6,380 66,05± 10,619 67,59± 7,394 60,07± 14,382 5 Dosis 50 mgKgBB 0±0 82,04± 6,588 78,04± 5,174 71,19± 3,699 69,02± 7,650 69,9± 12,494 74,24± 7,750 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dosis 10 mgKgBB memperlihatkan kemampuan ekstrak n-heksan lumut Mastigophora dicados menghambat udem terbesar terjadi pada jam pertama dengan presentase sebesar 69,76 Dan penurunan kemampuan menghambat udem terjadi pada jam keenam dengan presentase sebesar 60,07. Pada dosis 50 mgKgBB kemampuan ekstrak n-heksan lumut hati Mastigophora diclados mengambat udem sebesar 82,04 pada jam pertama dan mengalami penurunan daya hambat pada jam keempat dengan presentase sebesar 69,02. Sedangkan terjadi perbedaan pada dosis 5 mgKgBB yang memiliki kemampuan menghambat udem terendah terjadi pada jam pertama dengan presentase 23,7 dan kemampuan terbesar terjadi pada jam ketiga dengan presentase 34,2. Dari hasil presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dosis 50 mgKgBB memiliki kekampuan mengambat udem terbesar jika dibandingkan dengan kontrol positif, yaitu sebesar 82,04 pada jam pertama. Dari hasil data persen inhibisi ekstrak n-heksan Mastigophora diclados yang diperoleh dalam uji antiinflamasi dianalisa secara analisis statistik dengan uji ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan nyata atau tidaknya pada tiap kelompok perlakuan. Uji statistik pertama dilakukan kolmogorof-smirnov untuk melihat normal atau tidaknya udem pada telapak kaki tikus pada tiap kelompok perlakuan, dari hasil uji diketahui bahwa pada jam ke-2, 3, 4, 5 dan 6 menunjukan semua kelompok terdistribusi normal, kecuali pada jam ke-1 yang tidak tedistribusi normal karena memilik i nilai sigifikansi p≤0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas Leneve untuk melihat data persen inhibisi udem pada telapak kaki tikus homogen atau tidaknya. Hasil uji menunjukan bahwa pada jam ke-1, 2, 4, 5, dan 6 tidak terdistribusi homogen, terkecuali pada jam ke-3 yang terdistribusi homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA Karena syarat normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa pada jam ke-3 memiliki perbedaa secara bermakna. Sedangkan pada jam ke- 1, 2, 4, 5, dan 6 dilanjutkan dengan uji Kruskawallis, hasil uji menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna. Selanjutnya seluruh kelompok perlakuan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil BNT dengan metode LSD. Hasil uji LSD menunjukan bahwa pada jam ke-1, kelompok kontrol negatif berbeda secara bermakna dengan seluruh kelomok perlakuan yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada kelompok dosis 5 mgKgBB, dosis 10 mgKgBB dan dosis 50 mgKgBB, terkecuali pada kontrol positif yang tidak memiliki perbedaan secara bermakna dengan dosis 10 mgKgBB. pada jam ke-2 kontrol negatif berbeda secara bermakna dengan kontrol positif dan seluruh kelompok uji dosis. Pada jam ke-3 kontrol negatif berbeda secara bermakna dengan kontrol positif dan kelompok uji dosis, terkecuali pada dosis 10 mgKgBB tidak terdapat perbedaan secara bermakna dengan dosis 50 mgKgBB. Pada jam ke-4 kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan secara bermakna dengan kelompok kontrol postif dan seluruh kelompok uji dosis, terkecuali pada dosis 10 mgKgBB yang tidak terdapat perbedaan secara bermakna dengan dosis 50 mgKgBB. Pada jam ke-5 kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan secara bermakna dengan kelompok kontrol postif dan seluruh kelompok uji dosis, terkecuali pada dosis 10 mgKgBB yang tidak terdapat perbedaan secara bermakna dengan dosis 50 mgKgBB. Pada jam ke-6 kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan secara bermakna dengan kelompok kontrol positif dan seluruh kelompok uji dosis, terkecuali pada kelompok kontrol positif yang tidak memiliki perbedaan secara bermakna dengan kelompok dosis 10 mgKgBB. Pada penelitian antiinflamasi ekstrak n-heksan Mastigophora diclados ini waktu terbentuknya udem akibat dari induksi karagenan terdiri dari dua fase. Fase pertama early phase, yaitu 1-2 jam setelah injeksi karagenan, menyebabkan trauma akibat radang yang ditimbulkan oleh karagenan. Trauma tersebut disebabkan oleh pelepasan serotonin dan histamin ke tempat radang serta terjadi peningkatan sintesis prostaglandin pada jaringan yang rusak. Sedangkan pada fase kedua late phase, 3 jam setelah diinjeksi karagenan, terjadi pelepasan prostaglandin dan dimediasi oleh bradikinin, leukotrien, sel polimorfonuklear, dan produksi prostaglandin oleh makrofag Arunachalam, et al, 2009. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dimungkinkan kemampuan ekstrak n- heksan Mastigophora diclados dalam menghambat udem terjadi pada fase pertama early phase, yaitu melalui penghambatan pelepasan mediator kimia serotonin dan histamin ke tempat terjadinya radang pada waktu pengamatan jam ke-1 sampai jam ke-2. Selain itu, juga penghambatan sintesis prostaglandin dengan cara menghambat kerja siklooksigenase COX yang berfungsi merubah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asam arakhidonat menjadi prostaglandin bila terjadi radang Hasanah dkk, 2011. penghambat antiinflamasi dimungkinkan juga berhubungan dengan kandungan terpenoid yang dapat menghambat beberapa faktor transkripsi yang berperan dalam pengaturan ekspresi gen yang terlibat dalam respon inflamasi Heras et al, 1999 serta adanya aktivitas sebagai antioksidan yang diketahui juga dari penelitian sebelumnya bahwa lumut hati Mastigophora diclados memiliki aktivitas sebagai antioksidan komala et al, 2010 yang dapat bekerja menghambat radikal bebas yang diketahui sebagai mediator dari berbagai penyakit antara lain karsinogenesis, jantung koroner, inflamasi, diabetes, dan penuaan Ali et al, 2011. Dari hasil penelitian tersebut dimungkinkan lumut hati Mastigophora diclados ekstrak n-heksan memiliki aktivitas antiinflamasi pada dosis 5, 10, dan 50 mgKgBB. Sedangkan hasil uji analisis statistik menujukan bahwa kelompok dosis 10 mgKgBB tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif sehingga dapat diasumsikan bahwa dosis 10 mgKgBB mempunyai efek yang hampir sama dengan kontrol positif atau memberikan efek yang lebih baik. 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut ddapat disimpulkan bahwa: 1. Ektrak n-heksan lumut hati Mastigophora diclados dengan dosis 5 mgKgBB, 10 mgKgBB, dan 50 mgKgBB dapat menghambat udem pada telapak kaki tikus yang diiduksi karagenan 1 secara signifikan dengan kontrol negatif, dan semua variasi dosis uji memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol positif, terkecuali pada dosis 10 mgKgBB tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif Asetosal pada taraf uji 0,05 p≥0,05 pada jam pertama dan jam keenam. 2. Persentase inhibisi pada dosis 5, 10, 50 mgKgBB sebesar 34,2, 60,07 dan 82,04, dosis 50 mgKgBB memiliki persen inhibisi tertinggi tetapi hasil uji statisitik menunjukan dosis 50 mgKgBB berbeda bermakna dengan kontrol positif Asetosal 125 mgKgBB, sedangkan dosis 10 mgKgBB tidak berbeda bermakna dengan kontrol postitif Asetosal 125 mgKgBB, dengan demikian hasil persentase inhibisi yang diperoleh tersebut menunjukan lumut Mastigophora diclados memiliki aktivitas antiinflamasi pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan 1 sebanyak 0,2 mL.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados (Bird. Ex Web.) Nees Terhadap Kualitas Sperma dan Densitas Sel Spermatogenik pada Tikus (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Secara in Vivo

0 18 72

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lumut Hati Mastigophora diclados (Bird. ex Web.) Nees secara In Vivo

0 12 94

Uji efek Antiinflamasi Ekstrak etil Asetat lumut hati Mastigophora diclados secara IN VIVO

1 23 100

Uji efek Antihiperglikemia ekstrak n-Heksan dari Lumut Hati(Mastigophora diclados) dengan metode Induksi Aloksan

0 3 70

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados Dengan Metode Induksi Aloksan

2 16 75

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0