25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Determinasi Tanaman
Tanaman lumut hati yang digunakan diperoleh dari Gunung Slamet Purwokerto. Kemudian dilakukan determinasi di Herbarium Bogoriense, Bidang
Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor untuk mengetahui kebenaran tanaman tersebut. Hasil determinasi tanaman lumut hati Mastigophora diclados
menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanaman lumut hati spesies Mastighopora diclados Brid. Nees.
4.1.2 Pembuatan Ekstrak
Tanaman lumut hati Mastigophora diclados diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Metode ini dipilih karena peralatan yang
digunakan sederhana, mudah dan dapat mencegah terjadinya degradasi pada senyawa yang bersifat termolabil Sarker, et al, 2006. Proses maserasi dilakukan
dengan menggunakan teknik maserasi bertingkat dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda yaitu n-heksan, etil asetat dan metanol. Teknik
maserasi bertingkat ini bertujuan untuk memaksimalkan proses ekstraksi dimana senyawa akan terekstraksi berdasarkan tingkat kepolarannya.
Lumut hati Mastigophora diclados dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, dan dihaluskan dengan menggunakan blender
hingga memperoleh serbuk halus, pembuatan serbuk bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan sampel sehingga diharapkan pelarut lebih mudah
masuk ke dalam sel dan menagkap komponen aktif yang larut keluar dari dalam sel Sarker, et al, 2006. Simplisia lumut hati Mastigophora diclados yang
digunakan untuk maserasi sebanyak 2103 gram. Hasil maserasi dengan pelarut n- heksan di pekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental sebanyak 46 gram, dan rendemen yang dihasilkan sebesar 2,18.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik ekstrak dilakukan untuk mengetahui mutu dari ekstrak yang akan digunakan sebagai bahan uji. Hasil karakteristik ekstrak dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1. Tabel Karakteristik Ekstrak
No. Parameter
Ekstrak n-heksan 1.
Organoleptik : a. Bentuk
Gumpalan Kasar b. Warna
Hitam c. Bau
Jamu 2.
Kadar air 0,048
3. Kadar abu
0,636 Pengujian kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral
internal dan eksternal yang berasal dari proses awal hingga terbentuk ekstrak Depkes RI, 2000. Hasil kadar abu menunjukan bahwa jumlah kandungan
mineral Ekstrak Mastigophora diclados masih dibawah ambang batas dari peraturan Depkes RI, 1980 yaitu tidak lebih dari 14.
4.1.3 Penapisan Fitokimia