Value dan Lifestyle VALS Kerangka Berpikir

Pernyataan-pernyataan dalam AIO ini dapat berupa pernyataan-pernyataan umum dan pernyataan-pernyataan spesifik lebih berhubungan dengan produk-produk tertentu atau merek produk tertentu.

c. Value dan Lifestyle VALS

Aplikasi yang paling populer dari penelitian psikografik oleh manajer pemasaran adalah program VALS SRI Consulting Business Intelligences SRIC-BI. Di kenalkan pada tahun 1978 dan di revisi pada tahun 1989. VALS menyediakan klasifikasi yang sistematik pada orang Amerika dewasa ke delapan segmen yang berbeda. VALS yang diperbarui mempunyai dasar-dasar psikologis yaitu aktivitas dan minat Hawkins, Best, Coney, 2004. Luspentry 2009 menyatakan ada beberapa cara melihat gaya hidup, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Gaya Hidup Teknik Kelebihan Kekurangan Nas dan v.d. Sande Dapat menghasilkan deskripsi gaya hidup yang sangat terperinci mengenai kelompok subjek. • Tidak memberikan aturan ketat mengenai bagaimana bermacam- macam dimensi dapt dirangkum • Penggunaan metode kualitatif melalui biografi, sangat menyita waktu dan tenaga VALS 1 dan VALS 2 Teknik ini paling banyak digunakan karena segmentasi yang dihasilkan dipercaya bersifat universal dan dapat ditetapkan pada populasi untuk produk apa saja. • Walaupun VALS sangat popular, tetapi system ini sedikit sekali dievaluasi oleh kalangan akademisi kaena formula untuk mendapatkan tipologi ini merupakan rahasia dagang • Sulit digunakan untuk meramalkan perilaku konsumen • VALS dapat digunakan untuk peramalan tetapi tidak dapat digunakan untuk pemahaman AIO AIO memiliki kemampuan untuk mendefinisikan kegiatan dan minat yang sangat tepat dan juga opini mengenai target pasar. • Hanya dapat ditentukan dengan statistik dan tidak dapat menerangkan bagaimana tipe-tipe saling berkaitan • Dikembangkan untuk mencari pemahaman dan peramalan konsumen yang kaitannya tentang produk tertentu, tetapi tidak dapat dipakai untuk memberikan insight diluar konteks tersebut.

2.3 Sikap

Sebelum membahas tentang sikap terhadap produk smartphone blackberry, maka akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori sikap dan teori produk.

2.3.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam studi perilaku konsumen. Karena sikap dapat meramalkan perilaku konsumen. Sikap merupakan organisasi kognitif yang dinamis, yang banyak dimuati unsur-unsur emosional afektif dan kesiagaan untuk bereaksi Kartono, 1991. Sedangkan menurut Schiffman dan kanuk 2007 sikap adalah kecenderungan belajar untuk berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak, sehubungan dengan objek tertentu. Sementara menurut Bogardus dalam Kartono, 1991 sikap adalah kecenderungan untuk bereaksi tertentu terhadap faktor-faktor lingkungan dan bisa bersifat positif atau negatif. Menururt Marhaeni 2008 yang mengutip dari Fishbein dan Ajzen Engel, et al., 1992; 339 dalam jurnal yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Computer Merek Acer Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menyatakan sikap adalah organisasi yang relatif menetap dari perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide, ataupun objek tertentu. Dari pengertian ini ada tiga hal penting terkandung dalam sikap yang selanjutnya disebut komponen sikap yakni: aspek afeksi perasaan, aspek kognitif keyakinan, dan aspek konatif atau kecenderungan berperilaku dalam bentuk nyata atau kecenderungan. Aspek afeksi dari sikap menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap obyek sikap. Secara umum perasaan ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Contohnya adalah evaluasi terhadap merek. Evaluasi terhadap merek tertentu menunjukkan atribut-atribut merek yang dapat dirasakan komponen, dapat diukur dari penelitian yang diberikan terhadap merek tersebut mulai dari yang paling jelek atau paling disukai sampai yang paling tidak disukai. Aspek kognitif, yakni komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, opini-opini dan persepsi individu terhadap obyek. Keinginan ini diperoleh melalui pemrosesan informasi yang diterima atau melalui interaksi langsung dengan objek tersebut. Komponen kognitif dari sikap adalah keyakinan. Keyakinan komponen tentang merek adalah karakteristik atribut yang dianggap berasal atau memiliki merek tersebut. Aspek konatif adalah komponen yang menunjukkan kecenderunagn seseorang untuk berperilaku terhadap suatu sikap. Asumsi dasarnya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan dipengaruhi perilaku. Artinya komponen ini menyatakan bahwa di dalam diri seseorang untuk melakukan perilaku. Kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap suatu obyek biasanya diukur dalam bentuk minatnya untuk melakukan pembelian. Komponen konatif dari sikap adalah kecenderungan bertindak. Istilah sikap berasal dari kata latin yang berarti “Posture” atau “posisi fisik”. Pengertian umum bahwa sikap adalah posisi phisik dapat menunjukkan berbagai jenis tindakan, di mana seorang akan melaksanakannya. Tapi untuk saat ini, konsep sikap telah diperluas yaitu sikap mencerminkan posisi mental seseorang. Definisi klasik yang menyatakan bahwa sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk menaggapi suatu objek atau kelas obyek secara konsisten dengan cara menyukai atau tidak menyukai Engel et al., 1994. Sikap mempunyai tiga ciri yang terutama yaitu: sikap dipelajari, sikap adalah konsisten, sikap adalah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek. Ciri sikap yang utama yaitu sikap dapat dipelajari, artinya seorang konsumen dalam menanggapi suatu obyek apakah dia menyukai atau tidak menyukai akan dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman-pengalaman di masa lalu. Ciri yang kedua yaitu sikap adalah konsisten berarti seseorang konsumen akan berperilaku secara tetap dan bertahan lama terhadap suatu obyek yang sama. Berdasarkan alasan ini, maka sikap amat sukar berubah. Ciri kekonsistenan inilah yang membedakan konsep sikap dengan konsep lainnya seperti: sifat, motif dan kebiasaan Ajzen dan Fishbein, dalam Engel et al., 1994. Selanjutnya ciri yang ketiga dari sikap adalah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek, berarti sikap mempunyai hubungan dengan perilaku seseorang konsumen yang sesungguhnya. Ini berarti apabila diketahui sikap konsumen terhadap suatu merek tertentu akan membantu para pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen akan bertindak pada merek itu di masa yang akan datang Wilkie, 1990. Dari uraian di atas, maka sikap tidak sama dengan perilaku, tetapi menunjukkan evaluasi penilaian baik atau buruk terhadap obyek sikap, dan sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan sikap mempunyai ciri motivasi, sehingga dapat mendorong konsumen terhadap perilaku tertentu. Jadi komponen yang terpenting dari sikap adalah komponen affects perasaan menyukai atau tidak menyukai; baik atau buruk dll. Oleh karena itu sikap tidak dapat diobservasi langsung, tetapi hanya dapat disimpulkan melalui kegiatan penelitian. Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah pandangan atau perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu objek yang didasari oleh pengalaman serta informasi yang sudah dievaluasi, sehingga memunculkan kecenderungan untuk memutuskan perilaku apa yang akan dilakukan sesuai dengan sikap terhadap obyek tersebut.

2.3.2 Komponen-komponen Sikap

Schiffman dan Kanuk 2004 mengatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen atau yang disebut tricomponent attitude model. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : • Komponen Kognisi Komponen kognisi merupakan pengolahan informasi pengetahuan dan persepsi tentang obyek sikap. Pengetahuan dan informasi tentang objek sikap membentuk suatu kepercayaan yang mengarahkan kepada suatu perilaku. • Komponen Afeksi Komponen afeksi merupakan emosi atau perasaan terhadap obyek sikap. Yaitu perasaan suka atau tidak suka, baik atau buruk, senang atau tidak senang terhadap obyek sikapnya. • Komponen Konasi Psikomotor Komponen ini merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku. Dalam pemasaran dan penelitian tentang konsumen, komponen tentang konasi sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli. Sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten terhadap objek yang sama. Sementara itu sikap menurut Simamora 2008 menyatakan tiga komponen sikap sebagai berikut : • Cognitive Component Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang objek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka keseluruhan komponen kognitif akan terdukung, yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari sikap itu. • Affective Component Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu objek menunjukkan komponen afektif dari sikap. Evaluasi ini terbentuk tanpa adanya informasi kognitif atau kepercayaan terhadap suatu produk. Atau merupakan hasil evaluasi dari penampilan produk pada setiap atributnya. • Behavioral Component Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap objek atas aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.

2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Pembentukan sikap pada seseorang tidak terjadi begitu saja, melainkan terbentuk melalui proses, yaitu bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya maupun dengan individu lainnya. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah Simamora, 2008 : • Pengalaman Pribadi Pembentukan sikap terutama dipengaruhi oleh pengalaman konsumen terhadap produk. Persoalan yang dihadapi oleh banyak produk adalah bagaimana agar konsum,en mau mencobanya. Sebagus apapun produk, kalau tidak pernah dicoba, konsumen sulit untuk membentuk sikap terhadap produk tersebut. Karena itulah banyak perusahaan yang membagi-bagikan sampel atau kesempatan menjalankan produk. • Pengaruh Keluarga dan Kawan Keluarga, kawan, atau orang yang dihormati, mempengaruhi sikap kita terhadap suatu produk, melalui perkataan, perbuatan, atau teladan. Sikap positif atau negatif bisa dibentuk berdasarkan informasi, anjuran, atau larangan yang disampaikan melalui kata-kata. Sikap konsumen memang bisa dibentuk atau diubah melalui kontak dengan orang yang diteladani konsumen. Di dalam kelompok yang memiliki ikatan sosial yang tinggi, pengaruh pemimpin pendapat opinion leader, sangat kuat membentuk atau mengubah sikap anggotanya. • Media massa Media massa merupakan sumber informasi utama pada saat ini. Setiap hari media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan. Banyak orang membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diperoleh melalui media massa saat ini. • Direct Marketing Pemasaran langsung adalah metode promosi yang mengkombinasikan semua metode promosi dan diarahkan langsung kepada pelanggannya. Para pelanggannya adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan khas dan jumlahnya sedikit niche market. Para pemasar menyesuaikan produk dengan kebutuhan pelanggan secara spesifik. Karena kedekatan spesifikasi produk dengan kebutuhan pelanggan yang unik, maka pelanggan membentuk sikap favourable terhadap produk. • Karakteristik Individu Karakter seseorang mempengaruhi pembentukan sikap karena memiliki cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi. Informasi apa yang diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut dan informasi apa yang masih diingat tergantung dari karakteristik individu, sperti tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin, kepribadian, dan lain- lain.

2.3.4 Karakteristik Sikap

Menurut Loudon, Della, Bitta 1993 mengatakan bahwa sikap mempunyai beberapa karakteristik penting yaitu sikap memiliki objek, sikap mempunyai arah dan derajat, sikap mempunyai struktur dan sikap dapat dipelajari. • Sikap memiliki objek Menurut definisi, sikap harus memiliki objek. Artinya, mereka harus memiliki titik fokus apakah itu konsep abstrak, seperti perilaku etis, atau item yang nyata, seperti sepeda motor. Objek bisa berupa hal fisik seperti produk, atau berupa tindakan. Seperti membeli sebuah smartphone blackberry. Selain itu, objek tersebut dapat berupa item, seperti orang, tetapi juga dapat berupa hal khusus atau umum. • Sikap memiliki arah dan derajat Sebuah sikap mengungkapkan bagaimana perasaan seseorang terhadap objek. Ia mengungkapkan dimensi: orang itu baik menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap, atau untuk atau melawan objek. Derajat, berapa banyak orang suka atau tidak menyukai objek. Dan intensitas: tingkat kepastian atau keyakinan ekspresi tentang objek, atau seberapa kuat seseorang merasa tentang keyakinan-nya. Meskipun derajat dan intensitas mungkin kelihatannya sama dan sebenarnya terkait, mereka tidak sama. Arah, derajat, dan intensitas sikap seseorang terhadap suatu produk telah dikatakan untuk memberikan pemasar dengan perkiraan kesiapan nya untuk bertindak terhadap atau membeli, produk. Namun, pemasar juga harus mengerti betapa pentingnya sikap konsumen lainnya, dan kendala situasional, seperti kemampuan untuk membayar, yang mungkin menghambat konsumen dari membuat keputusan pembelian. • Sikap memiliki struktur Seperti yang dijelaskan di bawah ini, sikap menampilkan organisasi, yang berarti bahwa mereka memiliki konsistensi internal dan memiliki sentralitas sikap. Mereka juga cenderung stabil, memiliki derajat “sailence” yang bervariasi, dan menjadi umum. Sikap dekat dengan sistem pusat ini dikatakan memiliki sentralitas tingkat tinggi. Sikap lain yang terletak lebih jauh dalam struktur memiliki sentralitas rendah. Karena sikap ke dalam struktur, mereka cenderung untuk menunjukkan kestabilan dari waktu ke waktu. Lamanya waktu mungkin tidak terbatas, tetapi jauh dari sementara. Juga, karena sikap dipelajari, mereka cenderung menjadi lebih kuat, atau setidaknya lebih tahan terhadap perubahan, semakin lama mereka ditahan. Dengan demikian, sikap yang baru terbentuk lebih mudah untuk berubah dan kurang stabil daripada yang lebih tua sama kuat. Sikap cenderung digeneralisasikan. Artinya, sikap seseorang terhadap objek tertentu cenderung digeneralisasikan terhadap kelas objek. • Sikap dapat dipelajari Seperti ayunan golf, tenis, dipelajari, begitu juga sikap. Mereka berkembang dari pengalaman pribadi kita dengan realitas, serta dari informasi dari teman- teman, penjual, dan media berita. Mereka juga berasal dari kedua pengalaman langsung dan tidak langsung dalam kehidupan. demikian, penting untuk mengakui bahwa belajar mendahului pembentukan sikap dan perubahan.

2.3.5 Fungsi Sikap

Loudon Della Bitta 1993 juga menambahkan sikap mempunyai beberapa fungsi bagi individu, yaitu : • Fungsi Penyesuaian Fungsi penyesuaian mengarahkan seseorang menuju kesenangan atau objek yang berharga, dan menjauhi ketidaksenangan, yang tidak diinginkan. Seperti konsep utilitarian yang memaksimalkan ganjaran atau penghargaan dan meminimalisasikan hukuman. Dengan demikian, sikap konsumen tergantung pada besarnya derajat pada persepsinya terhadap kebutuhan yang dipuaskkan dan hukuman. Karena konsumen mempersepsikan produk, pelayanan, dan toko sebagai penyedia kepuasan kebutuhan atau pengalaman yang tidak memuaskan, kita seharusnya berharap sikap mereka terhadap objek untuk bervariasi dalam hubungannya dengan pengalaman yang terjadi. • Fungsi Pertahanan Ego Sikap terbentuk untuk melindungi efo atau citra diri dari ancaman yang membantu memenuhi fungsi pertahanan ego. Sebenarnya, banyak ekspresi sikap yang mencerminkan kebalikan dari apa yang orang persepsikan tentang dirinya. Sebagai contoh konsumen yang membuat keputusan membeli yang salah atau investasi yang salah akan tetap bertahan dengan keputusan tersebut sebagai akibat dari pendapat yang salah dari orang lain. Seperti pertahanan ego, sikap membantu kita untuk melindungi citra diri dan seringkali kita tidak menyadarinya. • Fungsi Nilai-eksperesif Pemasar seharusnya mengembangkan sebuah pemahaman tentang nilai-nilai apa yang konsumen ekspresikan tentang dirinya, dan pemasar harus membuat suatu produk dan promosi untuk mengikuti ekspresi diri konsumen. • Fungsi Pengetahuan Menunjukkan adanya dorongan dalam diri individu untuk ingin tahu, mencari penalaran dan mengorganisasikan pengalamannya.

2.4 Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pada zaman sekarang keinginan manusia untuk berkomunikasi meningkat karena manusia ingin menyampaikan dan menerima informasi dimana dan kapan saja. Oleh karena itu manusia membutuhkan sebuah alat perantara, yang sekarang lebih akrab dengan sebutan ponsel cerdas smartphone. Banyak produsen yang menawarkan jenis smartphone yang beragam sesuai dengan kelebihan seperti mengambil gambar, mendengarkan musik, konektifitas dengan internet browsing serta harga yang harus di bayar. Oleh karena itu konsumen di Indonesia sepertinya tidak mau lepas dari kelebihan-kelebihan yang ditawarkan produsen smartphone. Apalagi diiringi dengan booming nya situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya. Smartphone yang sedang menguasai pasar di Indonesia pada saat ini ialah blackberry. Banyak pengguna produk smartphone tersebut dari pelajar pada khususnya sampai professional yang menggunakannya. Ponsel cerdas smartphone begitu cepat perkembangannya hingga menjadi sebuah symbol identitas. Produk smartphone ini begitu fenomenal karena tidak hanya para pebisnis, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan pelajar juga turut menggunakan blackberry. Pada saat konsumen khususnya remaja atau pelajar mengambil keputusan membeli smartphone blackberry, tentu saja mereka akan memerlukan pemikiran yang panjang dan kompleks. Apalagi blackberry merupakan produk dengan harga yang tidak murah. Ditambah lagi anak remaja sebagian besar masih bergantung kepada penghasilan dari orang tua. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan yang dilakukan oleh konsumen khususnya remaja dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti gaya hidupnya. Misalnya banyak siswa atau pelajar yang membeli blackberry karena aktifitas dan pergaulannya. Ketertarikan konsumen yang ingin menunjukkan eksistensi mereka di dunia maya melalui situs-situs sosial media seperti Facebook dan Twitter serta menggunakan fitur BBM Blackberry Messenger untuk berkomunikasi dengan teman atau keluarga. Hal ini membuat siswa atau pelajar untuk mengambil keputusan membeli blackberry, sehingga dapat menunjang gaya hidupnya dan mengakibatkan keputusan membeli yang tinggi. Besar kecilnya perubahan yang terjadi pada gaya hidup manusia tergantung dari seberapa kuat tuntutan zaman mempengaruhinya. Setiap individdu memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda. Hal itu lah yang membuat individu mengembangkan gaya hidup yang berbeda-beda, seperti misalnya gaya hidup brand minded dimana sikap individu atau pola pikir yang cenderung berorientasi pada merek eksklusif atau terkenal. Keseluruhan gaya hidup dapat dilihat dari aktivitas, minat, dan pendapatnya yang tercermin dari pola perilaku mereka sehari-hari yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Konsumen khususnya remaja dalam pertimbangannya untuk memutuskan membeli smartphone blackberry selain berdasarkan pada fungsi dan bentuknya, juga tak lepas dari kebutuhan, keinginan, serta harapan konsumen dalam membeli produk blackberry. Dari hal tersebut bahwa gaya hidup dan penampilan sangat penting dalam kehidupan remaja agar dapat diterima dikalangan kelompok sosialnya. Untuk memenuhi penampilan dan penerimaan di kelompoknya dan didukung oleh tuntutan zaman, modernitas, kemampuan ekonomi, kemapanan orang tua serta uang saku yang banyak, sehingga apapun yang dibutuhkan dan diinginkan akan mudah dan cepat terpenuhi. Hal tersebut dapat menimbulkan gaya hidup individu yang berorientasi pada produk-produk yang bermerek dan eksklusif atau biasa disebut brand minded di kalangan remaja. Sikap termasuk faktor yang paling penting dalam menentukan sebuah pengambilan keputusan membeli. Sikap sendiri terdiri dari tiga komponen- komponen. Kognisi berperan sebagai pengolahan informasi, kemudian informasi itu akan dievaluasi. Apabila informasi itu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya maka subyek akan melakukan perilaku membeli. Komponen afeksi berperan dalam emosi dan perasaan, yaitu perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan sikap yang positif. Kemudian sikap yang positif tersebut mendorong terjadinya perilaku pembelian. Sebaliknya perasaan tidak suka akan menimbulkan sikap yang negatif. Sikap negatif akan menghambat terjadinya perilaku membeli. Komponen konasi sering disebut sebagai niat untuk melakukan. Subyek yang berniat untuk membeli produk handphone blackberry, akan cenderung bersikap positif terhadap produk tersebut. Sebagai contoh, ketika seseorang menerima informasi tentang produk smartphone blackberry, bahwa produk tersebut memiliki fitur yang sama dengan tipe blackberry lainnya namun berharga lebih murah. Maka informasi itu akan dievaluasi terlebih dahulu dan dipadukan dengan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tentang produk tersebut ia dapatkan ketika ia datang ke toko elektronik tempat dijualnya produk RIM tersebut. Apabila informasi itu sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya maka ia akan melakukan keputusan membeli. Pengetahuan yang ia punya juga dapat bertambah ketika ia diperbolehkan untuk mencoba produk tersebut. Keberagaman fitur pada produk tersebut membuat ia merasa senang terhadap produk itu. Perasaan senang terhadap produk handphone blackberry itu menimbulkan sikap yang positif terhadap produk tersebut. Sikap yang positif itu kemudian membuat ia berniat untuk membeli produk tersebut. Perilaku membeli itu diarahkan oleh sikap positif tersebut. Sikap merupakan faktor yang tepat untuk meramalkan memprediksikan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen terhadap produk smartphone tertentu blackberry diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang terhadap produk tersebut, berarti konsumen mau menerima atau merasa senang terhadap produk smartphone. Sehingga bila produk tersebut ditawarkan kemungkinan besar akan dibeli oleh konsumen. Berdasarkan uraian tentang kerangka berpikir, maka penelitian ini dapat dibuat bagan sebagai berikut : Gambar 2.2 BAGAN KERANGKA BERPIKIR SIKAP KOGNITIF AFEKTIF KONASI GAYA HIDUP AKTIFITAS MINAT OPINI DEMOGRAFI PENDAPATAN ORANG TUA UANG SAKU KEPUTUSAN MEMBELI 1. MEMBELI 2. TIDAK MEMBELI 2.5 Hipotesis 2.5.1 Hipotesis Mayor