Pernyataan-pernyataan dalam AIO ini dapat berupa pernyataan-pernyataan umum dan pernyataan-pernyataan spesifik lebih berhubungan dengan produk-produk
tertentu atau merek produk tertentu.
c. Value dan Lifestyle VALS
Aplikasi yang paling populer dari penelitian psikografik oleh manajer pemasaran adalah program VALS SRI Consulting Business Intelligences SRIC-BI. Di
kenalkan pada tahun 1978 dan di revisi pada tahun 1989. VALS menyediakan klasifikasi yang sistematik pada orang Amerika dewasa ke delapan segmen yang
berbeda. VALS yang diperbarui mempunyai dasar-dasar psikologis yaitu aktivitas dan minat Hawkins, Best, Coney, 2004.
Luspentry 2009 menyatakan ada beberapa cara melihat gaya hidup, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Gaya Hidup
Teknik Kelebihan
Kekurangan Nas dan v.d.
Sande
Dapat menghasilkan
deskripsi gaya hidup yang sangat terperinci
mengenai kelompok
subjek. •
Tidak memberikan aturan ketat mengenai
bagaimana bermacam-
macam dimensi dapt dirangkum •
Penggunaan metode
kualitatif melalui biografi, sangat menyita
waktu dan tenaga
VALS 1 dan VALS 2
Teknik ini
paling banyak
digunakan karena
segmentasi yang
dihasilkan dipercaya
bersifat universal dan dapat
ditetapkan pada
populasi untuk produk apa saja.
• Walaupun VALS sangat popular,
tetapi system
ini sedikit
sekali dievaluasi oleh kalangan akademisi
kaena formula untuk mendapatkan tipologi ini merupakan rahasia dagang
• Sulit digunakan untuk meramalkan
perilaku konsumen •
VALS dapat
digunakan untuk
peramalan tetapi
tidak dapat
digunakan untuk pemahaman
AIO AIO
memiliki kemampuan
untuk mendefinisikan
kegiatan dan minat yang sangat tepat dan
juga opini mengenai target pasar.
• Hanya
dapat ditentukan
dengan statistik dan tidak dapat menerangkan
bagaimana tipe-tipe saling berkaitan •
Dikembangkan untuk
mencari pemahaman dan peramalan konsumen
yang kaitannya
tentang produk
tertentu, tetapi tidak dapat dipakai untuk memberikan insight diluar
konteks tersebut.
2.3 Sikap
Sebelum membahas tentang sikap terhadap produk smartphone blackberry, maka akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai teori sikap dan teori produk.
2.3.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam studi perilaku konsumen. Karena sikap dapat meramalkan perilaku konsumen. Sikap merupakan organisasi
kognitif yang dinamis, yang banyak dimuati unsur-unsur emosional afektif dan kesiagaan untuk bereaksi Kartono, 1991.
Sedangkan menurut Schiffman dan kanuk 2007 sikap adalah kecenderungan belajar untuk berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak,
sehubungan dengan objek tertentu. Sementara menurut Bogardus dalam Kartono, 1991 sikap adalah
kecenderungan untuk bereaksi tertentu terhadap faktor-faktor lingkungan dan bisa bersifat positif atau negatif.
Menururt Marhaeni 2008 yang mengutip dari Fishbein dan Ajzen Engel, et al., 1992; 339 dalam jurnal yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Dalam
Pembelian Computer Merek Acer Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menyatakan sikap adalah organisasi yang relatif
menetap dari perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide, ataupun objek tertentu. Dari pengertian ini ada tiga hal
penting terkandung dalam sikap yang selanjutnya disebut komponen sikap yakni:
aspek afeksi perasaan, aspek kognitif keyakinan, dan aspek konatif atau kecenderungan berperilaku dalam bentuk nyata atau kecenderungan.
Aspek afeksi dari sikap menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap obyek sikap. Secara umum perasaan ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Contohnya adalah evaluasi terhadap merek. Evaluasi terhadap merek tertentu menunjukkan atribut-atribut merek yang
dapat dirasakan komponen, dapat diukur dari penelitian yang diberikan terhadap merek tersebut mulai dari yang paling jelek atau paling disukai sampai yang
paling tidak disukai. Aspek kognitif, yakni komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
opini-opini dan persepsi individu terhadap obyek. Keinginan ini diperoleh melalui pemrosesan informasi yang diterima atau melalui interaksi langsung dengan objek
tersebut. Komponen kognitif dari sikap adalah keyakinan. Keyakinan komponen tentang merek adalah karakteristik atribut yang dianggap berasal atau memiliki
merek tersebut. Aspek konatif adalah komponen yang menunjukkan kecenderunagn
seseorang untuk berperilaku terhadap suatu sikap. Asumsi dasarnya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan dipengaruhi perilaku. Artinya komponen ini
menyatakan bahwa di dalam diri seseorang untuk melakukan perilaku. Kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap suatu obyek biasanya diukur
dalam bentuk minatnya untuk melakukan pembelian. Komponen konatif dari sikap adalah kecenderungan bertindak.
Istilah sikap berasal dari kata latin yang berarti “Posture” atau “posisi fisik”. Pengertian umum bahwa sikap adalah posisi phisik dapat menunjukkan
berbagai jenis tindakan, di mana seorang akan melaksanakannya. Tapi untuk saat ini, konsep sikap telah diperluas yaitu sikap mencerminkan posisi mental
seseorang. Definisi klasik yang menyatakan bahwa sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk menaggapi suatu objek atau kelas obyek secara konsisten
dengan cara menyukai atau tidak menyukai Engel et al., 1994. Sikap mempunyai tiga ciri yang terutama yaitu: sikap dipelajari, sikap
adalah konsisten, sikap adalah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek. Ciri sikap yang utama yaitu sikap dapat dipelajari, artinya seorang konsumen
dalam menanggapi suatu obyek apakah dia menyukai atau tidak menyukai akan dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman-pengalaman di masa lalu. Ciri yang
kedua yaitu sikap adalah konsisten berarti seseorang konsumen akan berperilaku secara tetap dan bertahan lama terhadap suatu obyek yang sama. Berdasarkan
alasan ini, maka sikap amat sukar berubah. Ciri kekonsistenan inilah yang membedakan konsep sikap dengan konsep lainnya seperti: sifat, motif dan
kebiasaan Ajzen dan Fishbein, dalam Engel et al., 1994. Selanjutnya ciri yang ketiga dari sikap adalah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek, berarti
sikap mempunyai hubungan dengan perilaku seseorang konsumen yang sesungguhnya. Ini berarti apabila diketahui sikap konsumen terhadap suatu merek
tertentu akan membantu para pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen akan bertindak pada merek itu di masa yang akan datang Wilkie, 1990.
Dari uraian di atas, maka sikap tidak sama dengan perilaku, tetapi menunjukkan evaluasi penilaian baik atau buruk terhadap obyek sikap, dan
sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan sikap mempunyai ciri motivasi, sehingga dapat mendorong konsumen terhadap perilaku tertentu. Jadi komponen
yang terpenting dari sikap adalah komponen affects perasaan menyukai atau tidak menyukai; baik atau buruk dll. Oleh karena itu sikap tidak dapat diobservasi
langsung, tetapi hanya dapat disimpulkan melalui kegiatan penelitian. Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
pandangan atau perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu objek yang didasari oleh pengalaman serta informasi yang sudah dievaluasi, sehingga memunculkan
kecenderungan untuk memutuskan perilaku apa yang akan dilakukan sesuai dengan sikap terhadap obyek tersebut.
2.3.2 Komponen-komponen Sikap
Schiffman dan Kanuk 2004 mengatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen atau yang disebut tricomponent attitude model. Komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut : •
Komponen Kognisi Komponen kognisi merupakan pengolahan informasi pengetahuan dan
persepsi tentang obyek sikap. Pengetahuan dan informasi tentang objek sikap membentuk suatu kepercayaan yang mengarahkan kepada suatu
perilaku.
• Komponen Afeksi
Komponen afeksi merupakan emosi atau perasaan terhadap obyek sikap. Yaitu perasaan suka atau tidak suka, baik atau buruk, senang atau tidak
senang terhadap obyek sikapnya. •
Komponen Konasi Psikomotor Komponen ini merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku. Dalam
pemasaran dan penelitian tentang konsumen, komponen tentang konasi sering disamakan dengan ekspresi untuk membeli.
Sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten terhadap objek yang sama. Sementara itu sikap menurut Simamora 2008 menyatakan tiga
komponen sikap sebagai berikut : •
Cognitive Component Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang
objek. Kepercayaan tentang atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan
semakin positif setiap kepercayaan, maka keseluruhan komponen kognitif akan terdukung, yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan dari
sikap itu. •
Affective Component Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu objek menunjukkan
komponen afektif dari sikap. Evaluasi ini terbentuk tanpa adanya
informasi kognitif atau kepercayaan terhadap suatu produk. Atau merupakan hasil evaluasi dari penampilan produk pada setiap atributnya.
• Behavioral Component
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap objek atas aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan
memperlihatkan komponen behavioral.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan sikap pada seseorang tidak terjadi begitu saja, melainkan terbentuk melalui proses, yaitu bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya
maupun dengan individu lainnya. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah Simamora, 2008 :
• Pengalaman Pribadi
Pembentukan sikap terutama dipengaruhi oleh pengalaman konsumen terhadap produk. Persoalan yang dihadapi oleh banyak produk adalah
bagaimana agar konsum,en mau mencobanya. Sebagus apapun produk, kalau tidak pernah dicoba, konsumen sulit untuk membentuk sikap
terhadap produk tersebut. Karena itulah banyak perusahaan yang membagi-bagikan sampel atau kesempatan menjalankan produk.
• Pengaruh Keluarga dan Kawan
Keluarga, kawan, atau orang yang dihormati, mempengaruhi sikap kita terhadap suatu produk, melalui perkataan, perbuatan, atau teladan. Sikap
positif atau negatif bisa dibentuk berdasarkan informasi, anjuran, atau larangan yang disampaikan melalui kata-kata.
Sikap konsumen memang bisa dibentuk atau diubah melalui kontak dengan orang yang diteladani konsumen. Di dalam kelompok yang
memiliki ikatan sosial yang tinggi, pengaruh pemimpin pendapat opinion leader, sangat kuat membentuk atau mengubah sikap anggotanya.
• Media massa
Media massa merupakan sumber informasi utama pada saat ini. Setiap hari media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan. Banyak orang
membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diperoleh melalui media massa saat ini.
• Direct Marketing
Pemasaran langsung adalah metode promosi yang mengkombinasikan semua metode promosi dan diarahkan langsung kepada pelanggannya.
Para pelanggannya adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan khas dan jumlahnya sedikit niche market. Para pemasar menyesuaikan produk
dengan kebutuhan pelanggan secara spesifik. Karena kedekatan spesifikasi produk dengan kebutuhan pelanggan yang unik, maka pelanggan
membentuk sikap favourable terhadap produk. •
Karakteristik Individu Karakter seseorang mempengaruhi pembentukan sikap karena memiliki
cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi. Informasi apa yang diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut dan
informasi apa yang masih diingat tergantung dari karakteristik individu, sperti tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin, kepribadian, dan lain-
lain.
2.3.4 Karakteristik Sikap
Menurut Loudon, Della, Bitta 1993 mengatakan bahwa sikap mempunyai beberapa karakteristik penting yaitu sikap memiliki objek, sikap mempunyai arah
dan derajat, sikap mempunyai struktur dan sikap dapat dipelajari. •
Sikap memiliki objek Menurut definisi, sikap harus memiliki objek. Artinya, mereka harus memiliki
titik fokus apakah itu konsep abstrak, seperti perilaku etis, atau item yang nyata, seperti sepeda motor. Objek bisa berupa hal fisik seperti produk, atau
berupa tindakan. Seperti membeli sebuah smartphone blackberry. Selain itu, objek tersebut dapat berupa item, seperti orang, tetapi juga dapat berupa hal
khusus atau umum. •
Sikap memiliki arah dan derajat Sebuah sikap mengungkapkan bagaimana perasaan seseorang terhadap objek.
Ia mengungkapkan dimensi: orang itu baik menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap, atau untuk atau melawan objek. Derajat, berapa
banyak orang suka atau tidak menyukai objek. Dan intensitas: tingkat kepastian atau keyakinan ekspresi tentang objek, atau seberapa kuat seseorang
merasa tentang keyakinan-nya. Meskipun derajat dan intensitas mungkin kelihatannya sama dan sebenarnya terkait, mereka tidak sama.
Arah, derajat, dan intensitas sikap seseorang terhadap suatu produk telah dikatakan untuk memberikan pemasar dengan perkiraan kesiapan nya untuk
bertindak terhadap atau membeli, produk. Namun, pemasar juga harus mengerti betapa pentingnya sikap konsumen lainnya, dan kendala situasional,
seperti kemampuan untuk membayar, yang mungkin menghambat konsumen dari membuat keputusan pembelian.
• Sikap memiliki struktur
Seperti yang dijelaskan di bawah ini, sikap menampilkan organisasi, yang berarti bahwa mereka memiliki konsistensi internal dan memiliki sentralitas
sikap. Mereka juga cenderung stabil, memiliki derajat “sailence” yang
bervariasi, dan menjadi umum. Sikap dekat dengan sistem pusat ini dikatakan memiliki sentralitas tingkat tinggi. Sikap lain yang terletak lebih jauh dalam
struktur memiliki sentralitas rendah. Karena sikap ke dalam struktur, mereka cenderung untuk menunjukkan kestabilan dari waktu ke waktu. Lamanya
waktu mungkin tidak terbatas, tetapi jauh dari sementara. Juga, karena sikap dipelajari, mereka cenderung menjadi lebih kuat, atau setidaknya lebih tahan
terhadap perubahan, semakin lama mereka ditahan. Dengan demikian, sikap yang baru terbentuk lebih mudah untuk berubah dan kurang stabil daripada
yang lebih tua sama kuat. Sikap cenderung digeneralisasikan. Artinya, sikap seseorang terhadap objek tertentu cenderung digeneralisasikan terhadap kelas
objek.
• Sikap dapat dipelajari
Seperti ayunan golf, tenis, dipelajari, begitu juga sikap. Mereka berkembang dari pengalaman pribadi kita dengan realitas, serta dari informasi dari teman-
teman, penjual, dan media berita. Mereka juga berasal dari kedua pengalaman langsung dan tidak langsung dalam kehidupan. demikian, penting untuk
mengakui bahwa belajar mendahului pembentukan sikap dan perubahan.
2.3.5 Fungsi Sikap
Loudon Della Bitta 1993 juga menambahkan sikap mempunyai beberapa fungsi bagi individu, yaitu :
• Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengarahkan seseorang menuju kesenangan atau objek yang berharga, dan menjauhi ketidaksenangan, yang tidak diinginkan. Seperti
konsep utilitarian yang memaksimalkan ganjaran atau penghargaan dan meminimalisasikan hukuman. Dengan demikian, sikap konsumen tergantung
pada besarnya derajat pada persepsinya terhadap kebutuhan yang dipuaskkan dan hukuman. Karena konsumen mempersepsikan produk, pelayanan, dan
toko sebagai penyedia kepuasan kebutuhan atau pengalaman yang tidak memuaskan, kita seharusnya berharap sikap mereka terhadap objek untuk
bervariasi dalam hubungannya dengan pengalaman yang terjadi. •
Fungsi Pertahanan Ego Sikap terbentuk untuk melindungi efo atau citra diri dari ancaman yang
membantu memenuhi fungsi pertahanan ego. Sebenarnya, banyak ekspresi
sikap yang mencerminkan kebalikan dari apa yang orang persepsikan tentang dirinya. Sebagai contoh konsumen yang membuat keputusan membeli yang
salah atau investasi yang salah akan tetap bertahan dengan keputusan tersebut sebagai akibat dari pendapat yang salah dari orang lain. Seperti pertahanan
ego, sikap membantu kita untuk melindungi citra diri dan seringkali kita tidak menyadarinya.
• Fungsi Nilai-eksperesif
Pemasar seharusnya mengembangkan sebuah pemahaman tentang nilai-nilai apa yang konsumen ekspresikan tentang dirinya, dan pemasar harus membuat
suatu produk dan promosi untuk mengikuti ekspresi diri konsumen. •
Fungsi Pengetahuan Menunjukkan adanya dorongan dalam diri individu untuk ingin tahu, mencari
penalaran dan mengorganisasikan pengalamannya.
2.4 Kerangka Berpikir
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pada zaman sekarang keinginan manusia untuk berkomunikasi meningkat karena manusia ingin
menyampaikan dan menerima informasi dimana dan kapan saja. Oleh karena itu manusia membutuhkan sebuah alat perantara, yang sekarang lebih akrab dengan
sebutan ponsel cerdas smartphone. Banyak produsen yang menawarkan jenis smartphone yang beragam sesuai dengan kelebihan seperti mengambil gambar,
mendengarkan musik, konektifitas dengan internet browsing serta harga yang harus di bayar. Oleh karena itu konsumen di Indonesia sepertinya tidak mau lepas
dari kelebihan-kelebihan yang ditawarkan produsen smartphone. Apalagi diiringi dengan booming nya situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain
sebagainya. Smartphone yang sedang menguasai pasar di Indonesia pada saat ini ialah
blackberry. Banyak pengguna produk smartphone tersebut dari pelajar pada khususnya sampai professional yang menggunakannya. Ponsel cerdas
smartphone begitu cepat perkembangannya hingga menjadi sebuah symbol identitas.
Produk smartphone ini begitu fenomenal karena tidak hanya para pebisnis, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan pelajar juga turut menggunakan
blackberry. Pada saat konsumen khususnya remaja atau pelajar mengambil keputusan membeli smartphone blackberry, tentu saja mereka akan memerlukan
pemikiran yang panjang dan kompleks. Apalagi blackberry merupakan produk dengan harga yang tidak murah. Ditambah lagi anak remaja sebagian besar masih
bergantung kepada penghasilan dari orang tua. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan yang dilakukan oleh konsumen khususnya remaja dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti gaya hidupnya. Misalnya banyak siswa atau pelajar yang
membeli blackberry karena aktifitas dan pergaulannya. Ketertarikan konsumen yang ingin menunjukkan eksistensi mereka di dunia maya melalui situs-situs
sosial media seperti Facebook dan Twitter serta menggunakan fitur BBM Blackberry Messenger untuk berkomunikasi dengan teman atau keluarga. Hal
ini membuat siswa atau pelajar untuk mengambil keputusan membeli blackberry,
sehingga dapat menunjang gaya hidupnya dan mengakibatkan keputusan membeli yang tinggi.
Besar kecilnya perubahan yang terjadi pada gaya hidup manusia tergantung dari seberapa kuat tuntutan zaman mempengaruhinya. Setiap individdu
memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda. Hal itu lah yang membuat individu mengembangkan gaya hidup yang berbeda-beda, seperti
misalnya gaya hidup brand minded dimana sikap individu atau pola pikir yang cenderung berorientasi pada merek eksklusif atau terkenal. Keseluruhan gaya
hidup dapat dilihat dari aktivitas, minat, dan pendapatnya yang tercermin dari pola perilaku mereka sehari-hari yang berbeda antara satu individu dengan individu
lainnya. Konsumen khususnya remaja dalam pertimbangannya untuk memutuskan
membeli smartphone blackberry selain berdasarkan pada fungsi dan bentuknya, juga tak lepas dari kebutuhan, keinginan, serta harapan konsumen dalam membeli
produk blackberry. Dari hal tersebut bahwa gaya hidup dan penampilan sangat penting dalam
kehidupan remaja agar dapat diterima dikalangan kelompok sosialnya. Untuk memenuhi penampilan dan penerimaan di kelompoknya dan didukung oleh
tuntutan zaman, modernitas, kemampuan ekonomi, kemapanan orang tua serta uang saku yang banyak, sehingga apapun yang dibutuhkan dan diinginkan akan
mudah dan cepat terpenuhi. Hal tersebut dapat menimbulkan gaya hidup individu yang berorientasi pada produk-produk yang bermerek dan eksklusif atau biasa
disebut brand minded di kalangan remaja.
Sikap termasuk faktor yang paling penting dalam menentukan sebuah
pengambilan keputusan membeli. Sikap sendiri terdiri dari tiga komponen- komponen.
Kognisi berperan sebagai pengolahan informasi, kemudian informasi itu akan dievaluasi. Apabila informasi itu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
maka subyek akan melakukan perilaku membeli. Komponen afeksi berperan dalam emosi dan perasaan, yaitu perasaan suka
atau tidak suka, senang atau tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan sikap yang positif. Kemudian sikap yang positif tersebut mendorong terjadinya
perilaku pembelian. Sebaliknya perasaan tidak suka akan menimbulkan sikap yang negatif. Sikap negatif akan menghambat terjadinya perilaku membeli.
Komponen konasi sering disebut sebagai niat untuk melakukan. Subyek
yang berniat untuk membeli produk handphone blackberry, akan cenderung bersikap positif terhadap produk tersebut.
Sebagai contoh, ketika seseorang menerima informasi tentang produk smartphone blackberry, bahwa produk tersebut memiliki fitur yang sama
dengan tipe blackberry lainnya namun berharga lebih murah. Maka informasi itu akan dievaluasi terlebih dahulu dan dipadukan dengan pengetahuan yang
dimiliki. Pengetahuan tentang produk tersebut ia dapatkan ketika ia datang ke toko elektronik tempat dijualnya produk RIM tersebut. Apabila informasi itu
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya maka ia akan melakukan keputusan membeli.
Pengetahuan yang ia punya juga dapat bertambah ketika ia diperbolehkan untuk mencoba produk tersebut. Keberagaman fitur pada produk tersebut
membuat ia merasa senang terhadap produk itu. Perasaan senang terhadap produk handphone blackberry itu menimbulkan sikap yang positif terhadap produk
tersebut. Sikap yang positif itu kemudian membuat ia berniat untuk membeli produk tersebut. Perilaku membeli itu diarahkan oleh sikap positif tersebut.
Sikap merupakan faktor yang tepat untuk meramalkan memprediksikan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap
konsumen terhadap produk smartphone tertentu blackberry diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang terhadap produk
tersebut, berarti konsumen mau menerima atau merasa senang terhadap produk smartphone. Sehingga bila produk tersebut ditawarkan kemungkinan besar akan
dibeli oleh konsumen. Berdasarkan uraian tentang kerangka berpikir, maka penelitian ini dapat dibuat bagan sebagai berikut :
Gambar 2.2 BAGAN KERANGKA BERPIKIR
SIKAP KOGNITIF
AFEKTIF KONASI
GAYA HIDUP AKTIFITAS
MINAT OPINI
DEMOGRAFI PENDAPATAN
ORANG TUA UANG SAKU
KEPUTUSAN MEMBELI
1.
MEMBELI
2.
TIDAK MEMBELI
2.5 Hipotesis 2.5.1 Hipotesis Mayor