d. Perseroan merupakan persero;
e. Perseroan mempunyai aset danatau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai
paling sedikit Rp50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah; atau f.
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
147
Dalam hal kewajiban sebagaimana untuk diperiksa oleh akuntan publik tidak dipenuhi maka laporan keuangan tidak disahkan oleh RUPS. Laporan atas hasil audit
akuntan publik disampaikan secara tertulis kepada RUPS melalui Direksi. Khusus untuk Perseroan yang bidang usahanya adalah menghimpun danatau mengelola dana
masyarakat dan atau menerbitkan surat pengakuan hutang kepada masyarakat danatau Perseroan terbuka , mereka diwajibkan untuk mengumumkan neraca dan laporan laba
rugi dari laporan keuangan dalam 1 satu surat kabar setelah mendapat pengesahan RUPS. Pengumuman tersebut paling lambat 7 tujuh hari setelah mendapat pengesahan
RUPS.
2. Penyelenggaraan RUPS
RUPS memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang
berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan
Perseroan. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan, kecuali semua pemegang saham hadir danatau diwakili dalam RUPS dan menyetujui
penambahan mata acara rapat. Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.
148
147
Pasal 68 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
148
Frans Satrio Wicaksono, Op.cit., hal. 69.
Universitas Sumatera Utara
RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama, sebagaimana ditentukan dalam anggaran
dasar. RUPS Perseroan terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa, lokasi saham Perseroan dicatatkan. Yang patut dicatat adalah tempat RUPS harus terletak di
wilayah Negara Republik Indonesia. Jika dalam RUPS hadir dan atau diwakili semua pemegang saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu, RUPS dapat
diadakan dimana pun dengan memperhatikan ketentuan bahwa tempat RUPS harus terletak di wilayah Negara Republik Indonesia. RUPS sebagaimana tersebut dapat
mengambil keputusan jika keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat.
149
Selain penyelenggaraan RUPS dengan cara konvensional sebagaimana tersebut diatas RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video
konferensi, atau sarana media elektronik lain yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung, serta berpartisipasi dalam rapat.
Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perseroan dan atau sebagimana diatur
dalam anggaran dasar Perseroan. Persyaratan tersebut dihitung berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS diatas. Setiap penyelenggaraan RUPS sebagaimana
dimaksud diatas harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditadatangani oleh semua peserta RUPS.
150
RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir.
151
149
Ibid., hal.70.
150
Ibid.
151
Ibid.
Sementara itu, RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya perbedaanya hanyalah sekedar terletak pada “acara” agenda dari rapat tersebut. Disebut “Tahunan” atau “Biasa”, jika rapat ini untuk membicarakan
pertanggungjawaban Direksi dan Komisaris, khususnya bertalian dengan Neraca Untung Rugi Perseroan. Disebut tahunan, karena pasti harus diselenggarakan tiap tahun
paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku berakhir. Sedangkan disebut RUPS luar biasa manakala acaranya tidak membicarakan pertanggungjawaban Direksi dalam
hubungannya dengan neraca untung rugi Perseroan. Untu RUPS Semacam ini dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan Perseroan.
152
Penggunaan laba yang diperoleh Perseroan telah dicantumkan dalam laporan keuangan. Namun untuk mengesahkannya maka terlebih dahulu akan diselenggarakan
RUPS tahunan. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya dengan didahului dengan pemanggilan RUPS. Penyelenggaraan RUPS lainnya tersebut dapat
dilakukan atas permintaan dari satu orang atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan jumlah yang lebih kecil atau atas permintaan dewan komisaris. Permintaan diatas diajukan kepada Direksi dengan surat
tercatat yang disertai alasannya dan disampaikan oleh pemegang saham, lalu tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris.
153
Menurut pasal 79 UU No.40 Tahun 2007, Direksilah yang menyelenggarakan RUPS dengan didahului dengan pemanggilan. Dalam pasal 82 UU No.40 Tahun 2007,
dan dalam pasal 9 Anggaran Dasar, diatur mengenai tata cara pemanggilan. Pemanggilan dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari
152
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal. 59-60.
153
Frans Satrio Wicaksono,Op.cit., hal.71.
Universitas Sumatera Utara
sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan RUPS.
154
Pemanggilan dilakukan dengan Surat Tercatat dan atau iklan dalam surat kabar. Dalam panggilan harus dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara
rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan tersedia di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan sampai tanggal RUPS diadakan.
155
Jika RUPS tidak diselenggarakan seperti ketentuan diatas maka logisnya RUPS menjadi tidak sah. Namun menurut pasal 82 ayat 5 UU No.40 Tahun 2007,
dalam hal pemanggilan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud diatas, maka RUPS tetap sah, jika semua pemegang saham dengan hak suara hadir atau
diwakili secara bulat menyetujui diadakan RUPS tersebut serta semua diantara mereka setuju dengan keputusan RUPS.
156
Untuk sahnya RUPS haruslah terpenuhi tentang “kuorum”. Adapun yang dimaksud denga “kuorum” adalah suatu prosentasi tertentu di antara pemegang saham
yang ada hadir dalam RUPS. Dalam pengertian hadir di sini, dapat dihadiri oleh pemegang saham sendiri atau kuasanya. Sedang yang dimaksud dengan pemegang
saham disini adalah pemegang saham yang mempunyai hak suara untuk hadir dan mempunyai hak memberikan suara dalam RUPS, sebab ada pemegang saham yang
tidak mempunyai hak untuk hadir dan atau memberikan suara. Berapa besarnya kuorum itu, hal ini tidaklah rata sama, melainkan tergantung dari acara rapat. Untuk hal-
hal yang biasa yang tidak ditentukan secara khusus dalam Undang-undang atau anggaran dasar, sebagaimana pasal 86 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007, untuk acara-
acara yang biasa, kuorumnya lebih dari 50 lebih dari separuh.
154
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal.54.
155
Ibid.
156
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi jika acaranya mengenai perubahan anggaran dasar, maka kuorumnya diperberat, yaitu sebagaimana pasal 88 UU No.40 Tahun 2007, kuorumnya menjadi
66,66 23 dari seluruh pemegang saham yang berhak suara, dan putusan RUPS setujui oleh 66,66 23 dari pemegang saham bersuara yang hadir.
Dalam pada itu jika acara rapat mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan atau pengajuan pemohonan agar Perseroan
dinyatakan pailit, atau perpanjangan waktu pendirian Perseroan, atau pembubaran Perseroan, maka RUPS semacam ini hanyalah dapat sah diadakan jika dihadiri paling
sedikit 75 34 dari seuruh pemegang saham yang berhak suara, dan putusan tersebut disetujui oleh 75 34 dari pemegang saham yang hadir.
Oleh karena itu maka untuk RUPS tahunan dengan mata acara pengesahan laporan tahunan dimana termasuk hal-hal yang biasa yang tidak diatur khusus, maka
RUPS tersebut dianggap sah jika dihadiri lebih dari 12 satu perdua bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili. Ketentuan tersebut dapat dijumpai
dalam pasal 86 UU No.40 Tahun 2007 yang berbunyi “RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 12 satu perdua bagian jumlah seluruh saham dengan hak suara
hadir atau diwakili, kecuali Undang-undang dan atau anggaran dasar menetukan jumah kuorum yang lebih besar.”
157
Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana diatas tidak tercapai maka dapat diselenggarakan RUPS kedua. Untuk RUPS dengan acara biasa, menurut pasal 86 UU
No.40 Tahun 2007 dapat diadakan RUPS yang kedua, dan untuk RUPS kedua cukup bila dipenuhi kuorum sebesar 33,33 13 dari seluruh pemegang saham yang
bersuara.
158
157
Pasal 86 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
158
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal.56.
Universitas Sumatera Utara
Manakala RUPS tersebut untuk mengubah anggaran dasar, maka sebagaimana pasal 88 UU No.40 Tahun 2007, kuorum untuk RUPS kedua menjadi
turun, yaitu menjadi cukup paling sedikit 60 35 dari seluruh pemegang saham yang bersuara hadir dan disetujui 66,66 23 dari pemegang saham bersuara yang hadir.
Sedang manakala acara rapat mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, atau permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, atau pembubaran
Perseroan, maka kuorum untuk RUPS yang kedua turun menjadi cukup sebesar 66,66 23 dari seluruh pemegang yang berhak suara hadir, dan cukup disetujui oleh 66,66
23 dari pemegang saham yang berhak suara hadir.
159
Manakala dalam RUPS kedua masih tidak dicapai kuorum kehadiran diatas maka dalam hal ini, sebagaimana pasal 86 ayat 5, pasal 88 ayat 4, dan pasal 89 ayat
4, dapat diadakan RUPS yang ketiga. Untuk menentukan kuorum rapat yang ketiga dapat dimohonkan untuk ditentukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. Penetapan Ketua Pengadilan tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap vide pasal 86 ayat 8 UU No.40
Tahun 2007.
160
159
Ibid.
160
Ibid.
Menurut pasal 90 UU No.40 Tahun 2007 yang berbunyi : 1 Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh
ketua rapat dan paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.”
2 Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak disyaratkan apabila risalah RUPS tersebut dibuat dengan akta notaris.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pasal 90 UU No.40 Tahun 2007, menyebut “risalah” baik jika dicatat secara non- notaris,maupun jika dicatat secara akta autentik oleh notaris. Tetapi dalam praktik,
untuk pencatatan yang dilakukan secara non-notaris itu dinamakan “notulen”. Sebaliknya manakala dicatat oleh notaris sendiri yang hadir dalam rapat itu, maka
biasanya diberi judul : “Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham”. Dengan demikian, untuk suatu RUPS tidak perlu mutlak harus dihadiri dan dicatat oleh
notaris.
161
Dalam pada itu, kadangkala ada ketentuan di aman hasil suatu keputusan RUPS tidak dapat dinyatakan dengan notulen dibawah tangan, melainkan
dipersyaratkan harus dinyatakan dalam akta notaris. Sebagai contoh ketentuan pasal 21 ayat 4 UU No.40 Tahun 2007, dimana dinyatakan untuk perubahan anggaran dasar
harus dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
162
B. Peruntukan Laba Perseroan 1. Penggunaan Laba Sebagai Cadangan