Perseroan. Dewan Komisaris juga ikut bertanggung jawab dengan Direksi dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim yang telah diambil.
3. Peran Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Dalam Penggunaan Laba Perseroan
Pada hakikatnya pengurusan sehari-hari Perseroan diselenggarakan oleh suatu organ yang dinamakan “Direksi”. Untuk menduduki jabatan Direksi ini dalam
prinsipnya bukanlah karena ia tau mereka pemegang saham. Bahkan secara konsepsional menurut hukum Perseroan, cenderung diarahkan kepada kemampuan
manager professional. Dalam pada itu dirasakan sebagai kebutuhan adanya organ yang mengawasi tindak-tanduk Direksi itu, organ inilah yang dinamakan Dewan Komisaris.
Sebagaimana pada organ Direksi, untuk menduduki jabatan Komisaris dalam konsepnya bukan karena ia atau mereka pemegang saham, melainkan cenderung disediakan kepada
mereka yang professional. Lalu jika keadaannya demikian, bagaimana dengan Pemegang Saham. Bukankah pemegang saham, yang paling berkepentingan dengan
berhasil atau ketidakberhasilan Perseroan. Mereka akan merugi jika Perseroan tidak berhasil mendatangkan keuntungan, hingga akibatnya Pemegang Saham tidak akan
memperoleh pembagian keuntungan yang dinamakan “dividen”. Bahkan kemungkinan Perseroan rugi. Dalam hubungan inilah, maka dalam filosofinya dirasakan perlu
diciptakan adanya wadah di mana para pemegang saham dapat menyalurkan kepentingannya. Wadah inilah yang kita namakan “Rapat Umum Pemegang Saham”
yang disingkat “RUPS”.
109
109
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal.39-40.
Universitas Sumatera Utara
RUPS mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan dan
anggaran dasar. RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan Perseroan dari Direksi dan atau Komisaris. RUPS diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar, tempat tersebut harus terletak di wilayah Negara
Republik Indonesia.
110
RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. RUPS tahunan diadakan dalam waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku. Dalam RUPS tahunan harus
diajukan semua dokumen Perseroan. RUPS lainnya dapat dapat diadakan sewaktu- waktu, berdasarkan kebutuhan. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan dan untuk
kepentingan Perseroan berwenang menyelenggarakan RUPS lainnya. Penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan satu pemegang saham atau lebih yang bersama-
sama mewakili 110 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, atau suatu jumlah yang lebih kecil sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan
yang bersangkutan. Permintaan penyelenggaraan RUPS tersebut harus diajukan kepada Direksi atau Komisaris dengan surat tercatat disertai alasannya.
111
Surat tercatat sebagaimana dimaksud di atas tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris. Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka
waktu paling lambat 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima.
112
Dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS, permintaam penyelenggaraan RUPS diajukan kembali kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris
110
Fran Satrio Wicaksono, Op.cit., hal.21.
111
Ibid.
112
Pasal 79 ayat 5 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
wajib melakukan pemanggilan RUPS tersebut dalam jangka waktu 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima.
RUPS yang diselenggarakan oleh Direksi berdasarkan panggilan RUPS membicarakan masalah yang berkaitan dengan alasan dilakukan RUPS berdasarkan
permintaan satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 110 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, atau suatu jumlah yang lebih
kecil sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar Perseroan yang bersangkutan atau atas permintaan Dewan Komisaris dan membicarakan mata acara rapat lainnya yang
dipandang perlu oleh Direksi. Sedangkan RUPS yang diselenggarakan Dewan Komisaris berdasarkan panggilan RUPS yang dilakukan oleh Dewan Komisaris itu
sendiri hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan alasan dimintakannya RUPS.
Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pemegang saham yang meminta
penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan
pemberian izin kepada pemohon melakukan pemanggilan RUPS tersebut. Jika pemohon secara sumir telah membuktikan bahwa persyaratan dipenuhi
dan pemohon mempunyai kepentingan yang wajar untuk mengadakan RUPS, maka Ketua Pengadilan Negeri akan menetapkan pemberian izin untuk menyelenggarakan
RUPS yang juga memuat ketentuan mengenai: a.
Bentuk RUPS, mata acara RUPS sesuai dengan permohonan pemegang saham, jangka waktu pemanggilan RUPS, kuorum kehadiran, dan atau ketentuan tentang
persyaratan pengambilan keputusan RUPS, serta penunjukan ketua rapat, sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan atau tanpa terikat pada ketentuan Undang-Undang atau anggaran dasar; dan atau
b. Perintah yang mewajibkan Direksi dan atau Dewan Komisaris untuk hadir dalam
RUPS.
113
Di dalam Perseroan dikenal yang dinamakan dengan “anggaran dasar”. Anggaran dasar itu pada hakikatnya adalah aturan yang mengatur bagaimana aturan
permainan dalam suatu persekutuan.
114
i. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen. Dengan kata lain, selain ketentuan dalam
Undang-Undang Perseroan yang ada, anggaran dasar juga menjadi payung hukum dalam Perseroan.
Menurut Pasal 15 UU No.40 Tahun 2007, Anggaran dasar memuat sekurang- kurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan; b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya Perseroan; d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham;
f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris; g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
h. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
115
113
Pasal 82 ayat 3 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
114
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal.48.
115
Pasal 15 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh RUPS.
116
Tugas lain dari RUPS adalah meliputi tugas pengendalian terhadap kerja Direksi, sebagaimana diatur dalam Pasal 63 sampai dengan Pasal 69 UU No.40 Tahun
2007. Menurut Pasal 63 merupakan kewajiban dari Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan dating. Menurut Pasal 64 rencana
kerja ini harus disampaikan kepada RUPS untuk disetujui oleh RUPS, kecuali menurut anggaran dasar tugas ini dilimpahakan kepada Dewan Komisaris. Demikian RUPS sejak
awal tahun buku sudah dapat mengendalikan kebijaksanaan-kebijaksanaan Direksi. Oleh karena itu RUPS memiliki
peranan yang besar dalam hal penentuan tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
117
Kemudian manakala RUPS menerima baik Laporan keuangan Direksi, RUPS berapat untuk menentukan apakah yang akan dilakukan pembagian keuntungan kepada
para pemegang saham berikut besarnya dividen yang akan dibagikan.
118
Selain penyisihan untuk cadangan dan pembagian dividen, laba bersih dapat juga digunakan untuk pembagian tantieme untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris
serta bonus untuk karyawan. Berdasarkan keputusan RUPS tersebut dapat ditetapkan sebagian atau seluruh laba bersih digunakan untuk pembagian dividen kepada
pemegang saham, cadangan, danatau pembagian lain seperti tansiem tantieme untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta bonus untuk karyawan. Pemberian tansiem
Sebelum dibagikannya dividen, RUPS akan menentukan jumlah penyisihan untuk cadangan sebagaimana yang diwajibkan oleh Undang-Undang. Kewajiban
menyisihkan dana cadangan tersebut menjadi wajib sampai tercapai kumulatif sekurang-kurangnya 20 dari modal yang ditempatkan dan disetor.
116
Pasal 19 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
117
Rudhi Prasetya, Op.cit., hal 49.
118
Ibid., hal.51.
Universitas Sumatera Utara
dan bonus yang dikaitkan dengan kinerja Perseroan telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya.
119
Maksud dari telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya adalah Perseroan harus mengakui biaya tantiem dan bonus sebagai beban
pada tahun berjalan dimana kewajiban konstruktif tersebut telah timbul dan dapat diestimasi secara andal.
120
Pemberian tantiem dan bonus dianggap sebagai beban pada tahun berjalan dan bukan sebagai distribusi laba bersih. Pembebanan tersebut disajikan
pada laporan laba rugi dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
121
Tantieme ini adalah sebenarnya bagian dari keuntungan dan sifatnya adalah gratifikasi. Pada galibnya tantieme diberikan setahun sekali dan berbentuk suatu presentase tetap
dari keuntungan bersih yang didapat dalam tahun baru silam. Jika tidak diperoleh keuntungan maka tantieme pun tidak diberikan.
122
119
Penjelasan Pasal 71 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
120
http:www.bapepam.go.idpasar_modalpublikasi_pminfo_pmBASbas.htm, diakses tanggal 10 Juli 2013.
121
Ibid.
122
Rochmat Soemitro, Perseroan Terbatas Undang-Undang Pajak Perseroan, Jakarta: Eresco Bandung, 1979, hal. 45.
Universitas Sumatera Utara
BAB III MEKANISME PENGGUNAAN LABA PERSEROAN DAN
PERUNTUKAN LABA PERSEROAN
A. Mekanisme Penggunaan Laba Perseroan 1. Laporan Keuangan Perseroan