Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
sekresi insulin secara kwantitatif defisiensi insulin, dan kurang sensitifnya jaringan tubuh tehadap insulin resistensi insulin.
7,47
Pejalanan penyakit DM tipe 2 pada awalnya ditentukan oleh kinerja fase 1 sekresi insulin yang kemudian memberikan dampak negatip terhadap kinerja fase
2, dan berakibat langsung terhadap peningkatan kadar glukosa darah hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi tidak hanya disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin defisiensi insulin tapi pada saat bersamaan juga oleh rendahnya respons jaringan tubuh terhadap insulin resistensi insulin.
2,4,47
2.2.4.3. Patogenesis DM Tipe 2
Patogenesis DM tipe 2 adalah kompleks dan melibatkan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan.
2,3,4,5
Beberapa faktor lingkungan menunjukkan peran yang kritis dalam perkembangan penyakit, khususnya asupan kalori yang berlebihan
yang menyebabkan obesitas. Penderita DM tipe 2 secara konsisten menunjukkan 3 abormalitas utama, yaitu :
1. Resisitensi insulin pada jaringan perifer khususnya pada otot dan lemak, dan juga hepar.
2. Defektif sekresi insulin, khususnya dalam respon terhadap stimulus glukosa 3. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar.
5
2.2.4.4. Kwantitasi dari Fungsi Sel Beta Pankreas
Pengukuran konsentrasi insulin perifer dengan radioimmunoassay merupakan metode yang sangat luas digunakan untuk mengukur fungsi sel
beta pankreas secara in vivo. Tapi hal ini terbatas karena 50-60 dari produksi insulin oleh pankreas diekstraksi oleh hepar tanpa pernah mencapai sirkulasi
Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
sistemik. Radioimmunoassay standard juga tidak dapat membedakan antara insulin endogen dan insulin eksogen, sehingga tidak efektif untuk menilai fungsi
cadangan sel beta pankreas pada pasien yang mendapat insulin.
5,29
Karena C-peptide disekresikan dalam jumlah yang ekuimolar dengan insulin dan tidak diekstraksi oleh hepar, beberapa peneliti telah menggunakan kadar C-
peptide sebagai markerpetanda dari fungsi sel beta pankreas.
5,8,29
2.2.4.5. Kadar C-peptide pada DM tipe 2
Pemeriksaan kadar C-peptide dalam darah memberikan suatu penilaian terhadap fungsi sel beta pankreas.
48
Pada pasien DM tipe 2 mungkin didapat kadar C-peptide yang normal, menurun, ataupun meningkat.
19,49,50,51,52
Di Etiopia, Abdulkadir dkk melaporkan bahwa kadar C-peptide puasa maupun setelah stimulasi glukosa lebih tinggi pada pasien DM tipe 2
dibandingkan dengan kontrol maupun DM tipe 1.
18
Pada penelitian yang dilakukan Sari R dan kawan-kawan didapat peningkatan kadar C-peptide puasa, yaitu pada DM tipe 2 dengan dislipidemia
2,96 ± 1,57 ngml, hipertensi 3,36 ± 1,85 ngml, Coronary artery disease 3,72 ± 1,17 ngml, peripheral vascular diseases 4,64 ± 0,85 ngml, autonomic
neuropathy 4,13 ± 2,08 ngml.
19
Pada penelitian DM tipe 2 oleh Kang JM dkk, kadar C-peptide puasa yang lebih tinggi 2,38 ngml, berhubungan dengan sindroma metabolik.
20
Pada penelitian oleh Fernandez dkk, didapat kadar C-peptide puasa 3,85 ±
0,64 ngml, dan berkorelasi dengan hipertensi.
21
Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Disain Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara cross sectional study. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling,
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di DepartemenInstalasi Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraRSUP H. Adam Malik Medan bekerja
sama dengan Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraRSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dimulai pada bulan Mei
2009 sampai dengan Oktober 2009.
3.3. Populasi dan Subjek Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat jalan di poliklinik Penyakit Dalam FK USU RSUP H. Adam Malik
Medan dan kontrol normal diambil dari orang yang tidak menderita DM. Pasien DM tipe 2 ditentukan menurut Kriteria ADA 2006
- Gejala Klinis diabetes melitus Gejala DM dapat berupa poliuri, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.