Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
2.1. C-peptide 2.1.1. Sejarah penggunaan C-peptide
C-peptide pertama kali digambarkan oleh Steiner pada tahun 1967 sebagai suatu produk sampingan dari biosintesa insulin.
23,24
Selama bertahun-tahun dianggap bahwa C-peptide merupakan molekul biasa yang tidak mempunyai peran
fisiologis intrinsik. Pandangan ini dibuat oleh ketidakmampuan peneliti-peneliti untuk menunjukkan aktivitas biologi yang nyata dari C-peptide dalam penelitiannya,
dan belum adanya penjelasan yang memuaskan dari peran C-peptide sebagai suatu substan dari hasil pemecahan molekul proinsulin.
24
Pandangan ini perlahan- lahan berkurang selama dekade terakhir setelah banyaknya data dari penelitian
pada C-peptide.
24
2.1.2. Biokimia dan Fisiologi dari C-Peptide
C-peptide merupakan rantai tunggal 31 asam amino dengan berat molekul 3021 dalton Da, menghubungkan polipeptida A dan B pada molekul
proinsulin.
25,26
Dalam proses biosintesa insulin, C-peptide dibentuk sebagai suatu produk bersama-sama dengan insulin oleh pemecahan proteolitik dari molekul
prekusor proinsulin, disimpan di dalam granul sekretori dalam kompleks Golgi dari sel beta pankreas. Sedangkan proinsulin dipecah dari preproinsulin.
26,27
C-peptide mempunyai suatu fungsi yang penting dalam penggabungan 2 rantai struktur insulin rantai A dan B dan pembentukan dari 2 ikatan disulfida
dalam molekul proinsulin Gambar 2. Insulin dan C-peptide disekresi dalam jumlah ekuimolar dan dilepaskan ke dalam sirkulasi melalui vena porta. Sebagian
dari insulin dimetabolisme di hepar, tapi hampir tidak ada C-peptide dimetabolisme
Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
di hepar sehingga C-peptide mempunyai waktu paruh yang lebih panjang ± 35 menit dibandingakan insulin. Konsentrasi C-peptide di dalam sirkulasi perifer
5-10 kali lebih tinggi dibandingkan insulin, dan kadar ini berfluktuasi sedikit dibandingkan dengan insulin.
26,27,28,29
Gambar 2.1. Struktur C-peptide
30
Hepar tidak mengekstraksi C-peptide, tapi C-peptide ini diekskresi dari sirkulasi oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Konsentrasi C-peptide di urine kira-
kira 20-50 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dalam serum. Oleh karena itu konsentrasi C-peptide akan meningkat pada penderita gagal ginjal.
25,26,27,30
2.1.3. Indikasi Klinis Pemeriksaan C-peptide
Dahulu C-peptide dianggap tidak aktif secara biologi. Akan tetapi, pada beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa C-peptide sebenarnya adalah
suatu peptida bioaktif.
16,17
Pengukuran C-peptide, insulin, glukosa digunakan sebagai bantuan dalam diagnosa banding hipoglikemia untuk memastikan suatu manajemen dan terapi
yang tepat pada pasien. Pemeriksaan C-peptide dapat digunakan untuk mengukur
Denrison Purba : Perbandingan Kadar C-Peptide Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Baru Didiagnosa Dengan Non Diabetes Melitus, 2010.
sekresi insulin endogen. Karena prevalensi yang tinggi dari antibodi anti insulin endogen, konsentrasi C-peptide menggambarkan sekresi insulin endogen
pankreas lebih dapat dipercaya pada pasien DM yang diobati dengan insulin dibandingkan dengan pengukuran kadar insulin sendiri. Oleh karena itu,
pengukuran C-peptide dapat digunakan sebagai bantuan dalam penilaian fungsi sekresi sel beta pankreas.
26,27,29
Pemeriksaan C-peptide juga digunakan untuk menilai berhasilnya transplantasi sel islet pankreas dan untuk monitoring setelah pankreatektomi.
26,27
Peninggian kadar C-peptide dapat terjadi pada keadaan-keadaan seperti hiperinsulinemia dan gagal ginjal.
6,30
Penurunan kadar C-peptide dijumpai pada keadaan - keadaan seperti hipoinsulinemia, factitious hypoglycemia,
setelah radical pancreatectomy.
6,26,30
2.1.4. Nilai Referensi Interval dari C-peptide