66
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1991 tanggal 1
Juni 1991 tentang Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara. 4.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tanggal 13 Juni 2002 tentang Pengurusan Piutang Negara.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 61KMK.012002 tentang Panitia
Urusan Piutang Negara. 6.
Keputusan Kepala BUPLN No. 38PN2000 tanggal 14 Desember 2000 tentang Petunjuk Teknis Pengurusan Piutang Negara
Ketentuan pokok mengenai lelang diatur dalam Vendu Reglement peraturan lelang Stb. 1908 Nomor 189 jo Stb. 1940 No. 56, dan ketentuan ini masih
diberlakukan berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan dari UUD 1945 yang menentukan bahwa segala badan Negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama belum
diadakan yang baru.
2. Sejarah Lelang
Berdirinya unit lelang negara berkaitan dengan lahirnya Vendu Reglement dan Vendu Instructie, yaitu pada bulan Februari 1908, dimana pada saat itu unitKantor
Lelang Negara di seluruh Indonesia Hindia Belanda, tidak dapat diketahui secara pasti. Demikian halnya “sampai dengan saat terjadinya perubahan atas Vendu
Reglement dengan Stb. 1940 Nomor 56 pada tahun 1940 juga tidak diketahui secara
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
67
pasti jumlah unitKantor Lelang Negara”.
59
Dalam perkembangannya lebih lanjut yaitu pada tahun 1955, unitKantor Lelang Negara dialihkan dan berada di bawah lingkungan Departemen Keuangan
dengan demikian bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Adapun struktur organisasi di tingkat pusat dikenal dengan sebutan Inspeksi
Urusan Lelang dan di tingkat daerah yaitu:
60
1. Kantor Lelang Negara dan pegawainya merupakan pegawai organik Departemen Keuangan, dan
2. Pejabat Lelang Vendumeester Kelas II yang pada mulanya dijabat rangkap oleh NotarisPPAT, dan Pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Bupati, Walikota, dan
para Pejabat Struktural Pemda lainnya. Perkembangan lebih lanjut organisasi unitKantor Lelang Negara digabungkan
dan berada di bawah Direktorat Jenderal Pajak dengan struktur organisasi di tingkat pusat adalah Dinas Inspeksi Lelang setingkat Eselon III dan ditingkat daerah Kantor
Lelang Negeri Kelas I setingkat Eselon IV. Di seluruh Indonesia terdapat 12 dua belas Kantor Lelang Negara Kelas I dan 1 satu orang Pejabat Lelang Kelas II yang
berkedudukan di daerah tingkat II. Pada tahun 1970 penyebutan Kantor Lelang Negeri diubah menjadi Kantor
Lelang Negara. Struktur Organisasi Kantor Lelang Negara pada saat itu masih berada di bawah Direktorat Jenderal Pajak c.q. Dinas Lelang. Tahun 1975 dibentuk unit
59
Djamhuri Zein, 1996, Pengurusan Lelang Negara, Departemen Keuangan RI, Pusdiklat Keuangan Umum, hal. 1.
60
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, 2003, Hukum Pengurusan Piutang Negara di Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, hal. 4.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
68
lelang di tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setingkat Eselon IVa dengan nama Seksi Pembinaan Lelang pada Bidang Pajak Tidak Langsung. Di
tingkat pusat unit lelang disebut Sub Direktorat Lelang dengan kedudukan setingkat Eselon III.
Pada tanggal 1 April Tahun 1990, pembinaan unit lelang negara dialihkan dari Direktorat Jenderal Pajak ke lingkungan Badan Urusan Piutang Negara BUPN
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 428KMK.011990 tanggal 4 April 1990 tetap dengan jabatan Eselon III.
Tujuan dialihkan unitKantor Lelang Negara tersebut adalah untuk mengoptimalkan pelayanan jasa lelang dan memberikan kesempatan kepada
Direktorat Jenderal Pajak untuk lebih meng-konsentrasikan diri pada tugas dan fungsi pokoknya.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 21 tanggal 1 Juni Tahun 1991, BUPN direorganisasi menjadi Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN.
“Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka organisasi unit lelang dapat ditingkatkan statusnya dari jabatan sebagai Eselon III menjadi setingkat biro Eselon II.”
61
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2001 BUPLN direorganisasi menjadi DJPLN yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 445KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001. Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara KP3N
sebanyak 36 dan Kantor Lelang Negara sebanyak 27 di seluruh Indonesia
61
Djamhuri Zein, op. cit., hal. 15.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
69
digabungkan menjadi 1 unitkantor yaitu Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN. Dengan adanya penggabungan 2 dua unitkantor menjadi 1
unitkantor ditetapkan menjadi 56 unitkantor operasional dan berada di bawah pembinaan dan pengendalian 9 Kantor Wilayah DJPLN.
3. Prosedur Pelaksanaan Sistem Lelang Negara a.