BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian PUPN dan KP2LN Medan
Panitia Pengurusan Piutang Negara PUPN Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Piutang
dan Lelang Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara mempunyai
fungsi dan tugas untuk melaksanakan pelayanan pengurusan piutang dan lelang negara berdasarakan peraturan perundang-undangan yang berlaku c.q Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 445KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang
Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan merupakan
unit kerja operasional dibidang pengurusan piutang dan lelang negara. Dalam pelaksanaan tugas pengurusan piutang negara macet yang berasal dari bank-bank
milik pemerintah, Badan Usaha Milik Negara BUMN atau Badan Usaha Milik Daerah BUMD, lembaga negara, instansi pemerintah dan melaksanakan pelayanan
lelang. Adapun wilayah hukum Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara
meliputi :
77
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
1. Kota Medan ;
2. Kota Binjai ;
3. Kota Tebing Tinggi ;
4. Kabupaten Dairi ;
5. Kabupaten Karo ;
6. Kabupaten Langkat ;
7. Kabupaten Deli Serdang ;
8. Kabupaten Serdang Bedagai hasil pemekaran dari kabupaten Deli Serdang.
B. Pelaksanaan Pengelolaan Terhadap Barang Jaminan Hutang
Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan mempunyai visi menjadi unit operasional terbaik dalam melakukan pengurusan piutang dan
pelayanan lelang yang profesional dan bertanggung jawab serta dibanggakan oleh masyarakat baik sekarang maupun dimasa yang akan mendatang.
Pasal 1 Keputusan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Nomor Kep- 25PL2002 tentang Petunjuk Teknis Piutang Negara, foto copy kelengkapan
persyaratan dokumen dilampirkan bersamaan dengan Piutang Negara Macet Perbankan adalah :
65
a. Perjanjian kredit dan atau perjanjian lain yang sejenis membuktikan adanya
piutang.
65
Wawancara dengan Marlaris Simanjuntak, S.E, M.Si, Kepala Seksi Piutang Negara KP2LN Medan tanggal 12 September 2006.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
b. Rekening koran, prima nota, mutasi piutang dan atau dokumen lain sejenis
yang membuktikan besarnya piutang. c.
Surat menyurat antara penyerah piutang dengan nasabah debitur penanggung hutang dan atau penjamin hutang yang berkaitan dengan upaya penagihan.
d. Surat pemberitahuan dari penyerah piutang kepada nasabah debitur
penanggung hutang bahwa piutang negara macet diserahkan kepada panitia cabang.
e. Bukti pemilikan dan pengikatan jaminan hutang
f. Bukti penjaminan kredit oleh pihak ketiga atau bukti lain yang sejenis.
g. Akta pendirian perusahaan dalam Tambahan Berita Negara beserta Akta
Perubahannya, tanda pengenalpendaftaran perusahaan dan atau identitas lainnya.
h. Izin Usaha, Izin Mendirikan Bangunan dan atau surat-surat izin lainnya.
i. Kartu Identitas Diri penanggung hutang dan atau penjamin hutang
j. Daftar harta kekayaan lain, dan
k. Asli Surat Pernyataan Kesanggupan penyerah piutang untuk mengajukan
permohonan roya dalam hal piutang yang diserahkan didukung dengan barang jaminan
Apabila dokumen-dokumen tersebut di atas tidak dapat diserahkan seluruhnya, maka penyerah piutang dapat menyerahkan dokumen asli perjanjian
kreditperjanjian, dokumen asli barang jaminan dan pengikatannya, serta surat
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
kesanggupan mengajukan permohonan roya jika jaminannya sertifikat tanah, serta besarnya piutang negara dapat dibuktikan, penyerahan pengurusan piutang negara
dapat diterima. Surat Penyerahan Piutang Negara Macet berikut lampirannya tersebut di atas
diteliti oleh KP2LN dan hasil penelitian tersebut dituangkan kedalam Resume Hasil Penelitian Kasus. Lalu berdasarkan Resume dan dokumen penyerahan, KP2LN
menghitung besarnya piutang negara. Jika penyerah piutang atau bank tidak dapat menyampaikan rekening koran, prima nota atau data mutasi keuangan, KP2LN dapat
menghitung sendiri besarnya piutang negara berdasarkan syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian kredit.
66
Piutang negara perbankan terdiri atas hutang pokok, bunga, denda, dan ongkos-ongkos lainnya. Besarnya bunga, denda dan ongkos-ongkos lainnya
ditetapkan paling lama 6 enam bulan setelah kredit dikategorikan macet berdasarkan peraturan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif.
Pasal 12 ayat 1 dan 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 300KMK.012002, besarnya piutang negara non perbankan dihitung berdasarkan
pada saat piutang negara macet tersebut jatuh tempo. Dalam hal ini terdapat pembebanan bunga, denda atau beban lainnya ialah besarnya ditetapkan paling lama
66
Wawancara dengan Dotor Silaen, S.H, Staf Seksi Piuatang Negara pada KP2LN Medan, tanggal 24 September 2006.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
6 enam bulan setelah jatuh tempo, kecuali ditetapkan tersendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hasil perhitungan besarnya piutang negara oleh PUPN dan KP2LN Medan dikonfirmasikan kepada penyerah piutangkreditur bank. Dalam hal ini BKPN dapat
dibuktikan adanya dan besarnya piutang negara, maka panitia cabang menerima penyerahan piutang negara macet dengan menerbitkan SP3N.
Dengan terbitnya SP3N, maka piutang negara macet yang diserahkan krediturbank beralih kepada panitia cabang yang pelaksanaannya dilakukan oleh
KP2LN. Dengan demikian terjadilah perubahan ketentuan hukum yang berlaku yaitu dari ketentuan semula yang bersifat hukum privat perdata berubah menjadi ketentuan
hukum publik, karena penyelesaiannya telah diambil alih oleh negarapemerintah dalam hal ini adalah PUPN dan KP2LN Medan.
Misi dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN adalah melaksanakan pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang yang efektif dan
efisien dengan meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa. Dalam mengembankan misi yang telah ditetapkan tersebut dengan
berorientasi kepada harapan untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pencapaian target pengurusan piutang dan lelang negara, maka ditetapkan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa stake holder
2. Mengoptimalkan administrasi pengurusan piutang dan lelang negara
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Sedangkan yang menjadi sasaran dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya pelayanan yang prima
2. Terwujudnya tertib admistrasi dalam pengelolaan barang jaminan hutang
Panitia Pengurusan Piutang Negara PUPN dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan melakukan penataan dan pengamatan barang
jaminan hutang baik dokumen asli maupun fisik barang jaminan. Dalam pelaksanaannya menurut hasil penelitian yang diperoleh dilapangan
bahwa Panitia Pengurusan Piutang Negara PUPN dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan telah menyelesaikan pengurusan tentang
pengelolaan jaminan hutang kebendaan milik nasabah debitur pada Tahun 2004-2006 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 1 Data Pengelolaan Barang JaminanYang Telah Selesai Pengurusannya
Tahun 2004 sd 2006 Tahun
No Jenis Penyelesaian
2004 2005
2006
1 Lelang 457
484 520
2 Penebusan 4
3 1
3 Penjualan dibawah tangan
3 3
2 4 Pemblokiran
5 3
4 5 Penyitaan
242 304
239 6 SPPBS
484 343
150
Jumlah 1.195
1.137 916
Sumber : Data Sekunder Tahun 2004-2006 pada KP2LN Medan
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa pada data pengelolaan barang jaminan yang telah selesai pengurusannya tahun 2004 berjumlah 1.195 kasus, tahun 2005 berjumlah
1.137 kasus dan tahun 2006 berjumlah 916 kasus, yang telah diselesaikan pengurusannya secara lelang, penebusan, penjualan di bawah tangan, pemblokiran,
penyitaan dan SPPBS. Adapun masing-masing penyelesaian tersebut dapat dijelaskan pada pembahasan berikut ini.
Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran harga secara lisan
dan atau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat. Ada beberapa lelang yang terdiri dari :
a. Lelang eksekusi adalah lelang untuk melakasanakan putusanpenetapan pengadilan atau dokumen yang dipersamakan dengan itu.
b. Lelang Non Eksekusi adalah lelang barang milikdikuasai negara atau lelang sukarela atas barang milik swasta.
Lelang ada beberapa fungsi yang terdiri dari : b.
Fungsi privat yaitu: karena lelang merupakan institusi pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli, dan lelang berfungsi untuk memperlancar
arus lalu lintas perdagangan barang ; c.
Fungsi publik yang terdapat beberapa bagian yaitu: melakukan pengamanan terhadap penjualan asset yang dimilikidikuasai oleh negara dan meningkatkan
efisiensi serta tertib administrasi, memberikan pelayanan penjualan atas barang
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
yang bersifat cepat, aman, tertib dan mewujudkan harga yang wajar, memberikan konstribusi penerimaan negara dalam bentuk bea lelang dan uang miskin.
67
Perorangan maupun Badan Usaha dapat menjadi pesertapembeli lelang, kecuali yang nyata-nyata dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku
seperti : Hakim, Jaksa, Panitera, Advokat, Pengacara, Pejabata Lelang, Juru Sita, dan Notaris yang sedang menangani pokok perkara yang barangnya akan dilelang.
Sedangkan prosedur lelang adalah : a. Siapapun yang berminat untuk melakukan penjualan secara eksekusi lelang harus
mengajukan permohonana lelang kepada Pejabat Lelang melalui KP2LN b. Setiap permohonan lelang harus dilengkapi dengan dokumen yang berkaitan
dengan barang yang akan dilelang, serta bukti-bukti lain yang berkenaan lelang, dan harus sudah diserahkan kepada KP2LN paling lambat 3 tiga hari sebelum
pelaksanaan lelang. c. Pemohon lelang dapat menentukan syarat-syarat lelang dalam pengumumman,
yang harus diserahkan selambat-lambatnya 3 tiga hari sebelum pelaksanaan eksekusi lelang.
d. Waktu dan tempat pelaksanaan eksekusi lelang ditetapkan oleh Kepala KP2LN dengan memperhatikan keinginan pemohon lelangpenjual.
e. Pemohon lelang wajib mengumumkan lelang atas barang-barang yang akan dieksekusi lelang pada surat kabar harian atau media cetakelektronik lainnya,
berselang 15 limabelas hari untuk barang tidfak bergerak, sedangkan untuk
67
Djamhuri Zein, Pengurusan Lelang Negara, Jakarta: Departemen Keuangan dan BPLK Pusdiklat Keuangan Umum, 1996, hal. 5.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
barang yang bergerak hanya 1 satu kali pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang sesudah 7 tujuh hari. Terhadap barang tidak bergerak dan barang
bergerak yang diumumkan bersamaan surat kabar untuk dilelang berlaku ketentuan 15 limabelas hari.
68
Menurut responden KP2LN Medan bahwa setiap peserta lelang harus menyetor uang jaminan penawaran lelang yang besarnya ditentukan oleh pemohon
lelang. Dalam peserta lelang tidak ditunjuk sebagai pembeli, uang jaminan akan dikembalikan seluruhnya tanpa potongan. Dalam hal peserta lelang ditunjuk sebagai
pembeli uang jaminan akan diperhitungkan dengan pembayaran hasil lelang. Apabila
pembeli tidak melunasi pembayaran hasil lelang wanprestasi, uang jaminan lelang akan menjadi hak pemohon lelang setelah dikurangi bea lelang dan baginya
dikenakan sanksi tidak dibenarkan mengikuti lelang diseluruh wilayah Indonesia dalam waktu 6 enam bulan setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang
69
Pada setiap pelaksanaan lelang, oleh Pejabat Lelang dibuatkan berita acara yang disebut risalah lelang yang merupakan akte autentik dan berkekuatan
pembuktian yang sempurna. Risalah lelang dipergunakan antara lain : a.
Bagi penjual, sebagai bukti penjualan telah dilaksanakan dan penjualan melalui lelang telah sesuai prosedur;
b. Bagi pembeli, sebagai bukti pembelian;
68
S. Mantayborbir, Sistem Hukum Pengurusan Piutang Negara, Pustaka Bangsa Press, Jakarta. 2004, hal. 78.
69
Wawancara dengan Ibu Karmila, Sekretaris Lelang KP2LN Medan, pada tanggal 10 September 2006.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
c. Bagi pihak ketiga, misalnya kantor pertanahan adalah merupakan dasar hukum
untuk pendaftaranbalik nama; d.
Bagi administrasi lelang sendiri adalah sebagai dasar perhitungan bea lelang dan uang miskin serta pertanggungjawaban lelang.
Hak-hak pemohon lelang penjual adalah : 1. Memilih cara penawaran lelang
2. Menetapkan besarnya uang jaminan bagi peserta eksekusi lelang serta menetapkan harga limit yang wajar atas barang yang dilelang.
3. Menetapkan syarat-syarat lelang jika ada.
4. Menerima uang hasil lelang pokok lelang. 5. Menerima uang jaminan dalam hal pemenang lelang mengundurkan diri.
6. Meminta kutipansalinan Risalah Lelang berikut bukti-bukti terkait.
70
Adapun kewajiban-kewajiban pemohon lelang penjual adalah: 1. Mengajukan permohonanpermintaan eksekusi lelang ke KP2LN setempat
2. Melengkapi syarat-
syaratdokumen-dokumen yang diperlukan 3. Mengadakan pengumuman lelang disurat kabar harian setempat dan atau media
cetakelektronik lainnya. 4. Membayar bea lelang penjual, dalam hal penjualannya adalah pemerintah tidak
termasuk BUMNBUMD, maka tidak dipungut bea lelang penjual. 5. Menyerahkan barang kepada pemenang lelang.
71
70
Djamhuri Zein, 1996, Pengurusan Lelang Negara, Op.Cit, hal. 48.
71
Ibid., hal. 49.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Kewajiban-kewajiban peserta lelang calon pembeli lelang adalah : a.
Menyetor uang jaminan lelang tunai kepada Pejabat Lelang. b.
Hadir dalam pelaksanaan eksekusi lelang. c.
Mengisi surat penawaran diatas kertas bermaterai dengan huruf yang jelas dan tidak ada coretan dalam hal penawaran lelang secara tertutuptertulis
d.
Membayar pokok lelang, bea lelang dan uang miskin secara tunai dalam hal ditunjuk sebagai pemenang lelang
e.
Mentaati tata tertib pelaksanaan eksekusi lelang.
72
Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat ditunda atau dibatalkan, karena adanya penetapan lembaga peradilan atau permintaan tertulis dari pemohon
lelangpenjual, atau karena objekbarang yang dilelang tersebut terdapat adanya masalahperistiwa hukum.
Berdasarkan tabel 1 tentang data pengelolaan barang jaminan yang telah selesai pengurusannya tahun 2004 sd 2006 di atas, diketahui bahwa yang jaminan
hutang debitur yang pengurusan telah diselesaikan secara lelang, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:
72
Ibid., hal. 51.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 2. Barang Jaminan yang Telah Selesai Pengurusannya Secara Lelang
pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 No
Tahun Jlh Kasus
Telah Dilelang
1 2004 1195
457 38,24 2 2005
1137 484 42,57
3 2006 916
520 56,77
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa barang jaminan yang telah selesai pengurusannya secara lelang, yakni: pada tahun 2004 dari 1195 kasus telah
diselesaikan sebanyak 457 kasus atau 38,24, pada tahun 2005 dari 1137 kasus telah diselesaikan sebanyak 484 kasus atau 42,57, dan pada tahun 2006 dari 916 kasus
dapat diselesaikan sebanyak 520 kasus atau 56.77. Sebagai contoh kasus debitur yang barang jaminannya telah
diselesaikan secara lelang pada tahun 2004 sd 2006 tersebut, diambil sebanyak masing-masing 5 debitur dari setiap tahunnya, sebagaimana dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 3. Beberapa Kasus Yang Jaminan Hutang Kebendaannya Telah Diselesaikan
Melalui Lelang Pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 Barang Jaminan
No. Bergerak
Tidak Bergerak
1 16 Januari 2004
- Sebidang tanah seluas 344 m
2
berikut bangunan yang ada diatasnya.
2 21 Januari 2004
- Sebidang tanah seluas 833 m
2
berikut segala sesuatu yang ada diatasnya.
3 6 Mei 2004
Barang-barang bergerak
berupa-berupa mesin industri untuk membuat
suku cadang kendaraan bermotor roda dua
-
4 19 Mei 2004
- Sebidang tanah seluas 265 m
2
berikut bangunan tempat tinggal permanen di atasnya
5 30 Juni 2004 -
Sebidang tanah darat seluas 265 m
2
berikut segala sesuatu yang di atasnya.
6 30 Juni 2004
- a. Sebidang
tanah darat
seluas 2060 m
2
berikut segala sesuatu yang
diatasnya b.
Sebidang tanah darat seluas 2060 m
2
berikut segala sesuatu yang
diatasnya 7
24 Februari 2005 -
Sebidang tanah seluas 119 m
2
berikut bangunan rumah yang ada di atasnya
8 18 Mei 2005
- a. Sebidang tanah seluas 112
m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
b. Sebidang tanah seluas 135 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
9 19 Mei 2005
- Sebidang tanah seluas 112 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
10 14 Maret 2006
- Sebidang tanah seluas 107 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
11 28 Maret 2006
- Tanah seluas 210 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
12 6 April 2006
- Sebidang tanah seluas 153 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
13 18 April 2006
- Sebidang tanah seluas 7094
m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
14 25 April 2006
- Sebidang tanah seluas 262 m
2
berikut bangunan rumah di atasnya
Sumber: KP2LN Medan Tahun 2006
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah jaminan yang dilelang pada tahun 2004 ada 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaan yang bergerak terdiri
dari 4 empat kasus berupa sebidang tanah dan berikut segala sesuatu diatasnya, dan 1 satu kasus barang tidak bergerak yang berupa mesin-mesin industri untuk
membuat suku cadang kendaraan bermotor roda dua. Pada tahun 2005 jumlah jaminan kebendaan yang dilelang adalah sebanyak 5
lima jaminan kebendaan yang tidak bergerak yaitu berupa sebidang tanah dan berikut segala sesuatu diatasnya, tetapi pada tahun 2005 jaminan hutang kebendaan
yang tidak bergerak adalah tidak ada atau nol. Pada tahun 2006 jumlah jaminan kebendaan yang dilelang adalah sebanyak 5
lima jaminan kebendaan yang tidak bergerak yaitu berupa sebidang tanah dan berikut segala sesuatu diatasnya, tetapi pada tahun 2006 jaminan hutang kebendaan
yang tidak bergerak adalah tidak ada atau nol.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Selain dari pada penyelesaian secara lelang, pencairan barang jaminan hutang juga ada telah dilakukan penebusan, yaitu pencairan barang jaminan yang dilakukan
oleh Penjamin Hutang dalam rangka penyelesaian hutang di KP2LN Medan. Adapun tahap-tahap penebusan adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Permohonan:
1 Penjamin Hutang dapat mengajukan permohonan untuk menebus Barang Jaminan miliknya secara tertulis.
2 Permohonan penebusan paling sedikit sama dengan Nilai Pengikatan. 3 Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang yang menjamin seluruh hutang
Penanggung Hutang tidak boleh mengajukan permohonan penebusan. 4 Surat permohonan penebusan memuat sekurangkurangnya: uraian barang
yang akan ditebus; nilai penebusan; dan cara pembayaran. 5 Dalam hal Penjamin Hutang telah meninggal dunia, permohonan Penebusan
dapat diajukan oleh ahli warisnya, dengan dilengkapi dengan: foto kopi surat Kematian Penjamin Hutang fatwa warissurat keterangan waris dari
DesaKelurahan yang diketahui oleh Camat. kuasa dari para ahli waris, apabila ahli waris lebih dari 1 satu dan para ahli waris menunjuk kuasa.
6 Apabila permohonan belum lengkap, KP2LN akan menerbitkan surat permintaan kelengkapan.
b. Putusan atas Permohonan 1 Putusan atas permohonan penebusan dapat disetujui atau ditolak dengan
berpedoman pada Nilai Pasar dan Nilai pengikatan barang yang akan ditebus.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
2 Putusan penebusan dapat ditetapkan di bawah Nilai Pengikatan, apabila Nilai Pasar barang jaminan di bawah Nilai Pengikatan. Namun putusan dimaksud
memerlukan persetujuan dari Penyerah Piutang dan Penanggung Hutang. c. Lama
Waktu Putusan:
Putusan atas permohonan penjualan tidak melalui lelang ditetapkan paling lama: 7 tujuh hari sejak surat permohonan diterima secara lengkap oleh KP2LN; atau 2
dua bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap oleh KP2LN, namun pemberian putusan memerlukan persetujuan dari Penyerah Piutang dan
Penanggung Hutang. d. Pembayaran:
1 Nilai Penebusan yang ditetapkan ditambah Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara.
2 Pembayaran atas persetujuan Penebusan dapat dilakukan secara tunai maupun angsuran. Dalam hal nilai Penebusan kurang dari atau sama dengan Rp1
Milyar, pembayaran dilakukan secara tunai paling lama 2 bulan sejak tanggal surat persetujuan. Dalam hal nilai Penebusan lebih dari Rp 1 Milyar rupiah,
pembayaran dapat dilakukan secara angsuran pro rata paling lama 6 bulan sejak tanggal surat persetujuan.
Dalam hal pembeli tidak memenuhi pembayaran sesuai yang ditetapkan dalam persetujuan Penebusan, persetujuan penebusan dibatalkan dan pembayaran yang telah
dilakukan diperhitungkan sebagai angsuran hutang. Untuk lebih lanjut mengenai proses penebusan barang jaminan sebagaimana
terlihat pada bagan di bawah ini:
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Bagan 1. Alur Proses Penebusan Barang Jaminan
Sumber: KP2LN Medan.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Penjelasan dari bagan di atas, adalah: 1. Penjamin Hutang PjH selaku pemilik barang jaminan mengajukan permohonan
penebusan kepada Kepala KP2LN dilampiri dengan foto kopi identitas yang masih berlaku.
2. KP2LN akan melakukan penelitianverifikasi atas kelengkapan berkas permohonan.
3. Apabila berkas permohonan belum lengkap, KP2LN akan meminta agar PjH melengkapinya.
4. Setelah berkas permohonan diterima secara lengkap, KP2LN akan melakukan verifikasi barang jaminan.
5. Apabila berdasarkan hasil verifikasi, nilai permohonan penebusan sama atau di atas Nilai Pengikatan, maka PUPN akan segera menerbitkan Surat Persetujuan
Penebusan. 6. Apabila nilai permohonan penebusan di bawah nilai pengikatan, maka KP2LN
akan melakukan penilaian atas barang jaminan. 7. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, KP2LN meminta persetujuan Penyerah
Piutang dan Penanggung Hutang . 8. Penyerah Piutang dan Penanggung Hutang menyampaikan persetujuan
penolakan. 9. Apabila Penyerah Piutang dan Penanggung Hutang memberikan persetujuan,
maka PUPN akan menerbitkan Surat Persetujuan Penebusan atau akan menerbitkan Surat Penolakan Penebusan apabila Penyerah Piutang dan atau
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Penanggung Hutang menyatakan menolak keberatan atas permohonan penjualan tidak melalui lelang.
10. Setelah PjH melunasi kewajibannya, maka KP2LN akan menyerahkan dokumen asli barang jaminan kepada PjH.
Berdasarkan hasil penelitian, pencairan barang jaminan debitur dengan cara penebusan pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4. Barang Jaminan yang Telah Selesai Pengurusannya Secara Penebusan
pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 No
Tahun Jlh Kasus
Penebusan
1 2004 1195
4 0,33 2 2005
1137 3 0,26
3 2006 916
1 0,11
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dlihat bahwa barang jaminan hutang yang telah selesai
pengurusannya secara penebusan, yakni: tahun 2004 dari 1195 kasus telah diselesaikan sebanyak 4 kasus atau 0,33, tahun 2005 dari 1137 kasus telah
diselesaikan sebanyak 3 kasus atau 0,26, dan tahun 2006 dari 916 kasus dapat diselesaikan sebanyak 1 kasus atau 0,11. Sedangkan debitur yang barang
jaminannya telah diselesaikan secara penebusan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 5. Beberapa Kasus Jaminan Hutang Kebendaannya Yang Telah Diselesaikan
Melalui Penebusan Pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006
Barang Jaminan No. Tahun
Jumlah Kasus
Bergerak Tidak Bergerak
1 2004
2 -
Sebidang tanah berikut bangunan tempat tinggal permanen di
atasnya
2 2005
4 -
Sebidang tanah berikut bangunan tempat tinggal permanen di
atasnya
3 2006
2 -
Sebidang tanah berikut bangunan tempat tinggal permanen di
atasnya
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 jaminan hutang kebendaan yang telah diselesaikan dengan cara
penebusan adalah dimana jaminan hutang kebendaan yang tidak bergerak terdapat sebanyak 8 delapan kasus yang berupa sebidang tanah berikut segala sesuatu
diatasnya, tetapi pada tahun 2004 sampai tahun 2006 bahwa jaminan kebendaan yang bergerak tidak ada nol.
Selanjutnya menurut Pasal 273 ayat 1 Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara,
dinyatakan bahwa jaminan hutang dan atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang dapat mengajukan permohonan penjualan tidak melalui
eksekusi lelang penjualan secara di bawah tangan untuk penyelesaian hutang.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Penyelesaian hutang melalui penjualan atas jaminan hutang secara di bawah tangan tersebut dapat dimohonkan secara tertulis oleh nasabah debitur melalui
KP2LN dengan memuat hal-hal sebagai berikut :
73
a. uraian tentang jaminan hutang yang akan dijual ; b. nilai penjualan;
c. identitas calon pembeli ; dan d. cara pembayaran.
Selanjutnya dalam Pasal 276 Keputusan Menteri Keuangan tersebut dinyatakan bahwa persetujuan penjualan secara di bawah tangan ditetapkan oleh
Ketua Panitia Cabang dengan ketentuan : 1. berpedoman pada laporan Penilaian yang masih berlaku;
2. nilai persetujuan paling sedikit sama dengan nilai Pasar; dan 3. nilai Pasar paling sedikit sama dengan Nilai Pengikatan
Dalam Pasal 277 disebutkan bahwa dalam situasi tertentu dimungkinkan juga bahwa Nilai Pasar di bawah Nilai Pengikatan setelah Penyerah Piutang menyetujui,
dan menyatakan tidak keberatan, atau menyerahkan penjualan sepenuhnya kepada PUPN Cabang melalui KP2LN.
Tanggapan atas surat permintaan persetujuan penjualan di bawah tangan wajib disampaikan oleh penyerah piutang paling lama 15 lima belas hari kerja terhitung
73
Lihat Pasal 273 ayat 3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 300KMK.012002 Tentang Pengurusan Piutang Negara.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
sejak surat permohonan penjualan diterima oleh Penyerah piutang.
74
Dan dalam Pasal 278 ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara, jika penyerah piutang keberatan atas rencana penjualan dengan nilai pasar di bawah pengikatan, penyerah
piutang wajib menyampaikan secara tertulis dengan alasan keberatan disertai data atas penilaian yang masih berlaku.
Persetujuanpenolakan atas penjualan terhadap jaminan hutang secara di bawah tangan ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan sejak surat
permohonan penjualan diterima. Dalam hal nilai pasar dibawah nilai pengikatan, persetujuanpenolakan penjualan secara di bawah tangan sudah harus ditetapkan
paling lama 2 dua bulan sejak permohonan penjualan diterima. Adapun pembayaran penjualan atas jaminan hutang secara di bawah tangan ditetapkan termasuk Biaya
Administrasi Pengurusan Piutang Negara.
75
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa jaminan hutang yang telah diselesaikan dengan cara penjualan dibawah tangan pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006
sebagaimana terlihat pada berikut ini:
74
Lihat Pasal 278 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 300KMK.012002 Tentang Pengurusan Piutang Negara
75
Lihat Pasal 280 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 300KMK.012002 Tentang Pengurusan Piutang Negara.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 6. Barang Jaminan yang Telah Selesai Pengurusannya Secara Penjualan Dibawah
Tangan pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006
No Tahun
Jlh Kasus Penjualan
Dibawah Tangan
1 2004 1195
3 0,25 2 2005
1137 3 0,26
3 2006 916
2 0,22
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dlihat bahwa barang jaminan yang telah selesai
pengurusannya secara penjualan di bawah tangan, yaitu: pada tahun 2004 dari 1195 kasus telah diselesaikan sebanyak 3 kasus atau 0,25, pada tahun 2005 dari 1137
kasus telah diselesaikan sebanyak 3 kasus atau 0,26, dan pada tahun 2006 dari 916 kasus dapat diselesaikan sebanyak 1 kasus atau 0,22. Sedangkan debitur yang
barang jaminannya telah diselesaikan secara penjualan di bawah tangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Beberapa Kasus Yang Jaminan Hutang Telah Diselesaikan Secara Penjualan
Dibawah Tangan Pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 Barang Jaminan
No Tahun Jumlah
Kasus Bergerak
Tidak Bergerak
1 2004
4 1.
Mesin-mesin Industri 2.
Mesin Cutting Paper Type SQZ
3. Mesin-mesin Industri
4. Mesin-mesin Industri
-
2 2005
3 - Sebidang tanah berikut
bangunan rumah di atasnya
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
3 2006
1 - Sebidang tanah berikut
bangunan rumah di atasnya
Sumber: data Sekunder dioleh dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 jaminan hutang kebendaan yang telah diselesaikan dengan cara penjualan dibawah tangan dimana
jaminan hutang kebendaannya yang bergerak terdapat 4 empat kasus yaitu berupa 3 tiga mesin industri dan 1 satu mesin cutting paper type SJK, sedangkan jaminan
hutang kebendaanya yang berupa barang tidak bergerak tidak ada atau nol. Pada Tahun 2005 jaminan hutang kebendaan yang telah diselesaikan dengan
cara penjualan dibawah tangan dimana jaminan hutang kebendaannya yang bergerak adalah tidak ada atau nol, sedangkan jaminan hutang kebendaannya yang tidak
bergerak terdapat sebanyak 3 tiga kasus yaitu berupa sebidang tanah dan segala sesuatu yang ada diatasnya.
Pada Tahun 2006 terdapat sebanyak 1 satu kasus dimana jaminan hutang kebendaannya yang bergerak adalah tidak ada atau nol, sedangkan jaminan hutang
kebendaannya yang tidak bergerak berupa sebidang tanah dan segala sesuatu yang ada diatasnya.
Selanjutnya menurut Pasal 87 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara, disebutkan”Dalam rangka
pengamanan dapat dilakukan kegiatan pemblokiran barang jaminan dan harta kekayaan lain”.
Pengertian pemblokiran terdapat dalam Pasal 91 keputusan tersebut yaitu: 1 Pemblokiran terhadap Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain
dilaksanakan dengan menerbitkan Surat Pemblokiran yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan dan ditujukan kepada instansi yang berwenang.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
2 Pemblokiran terhadap Harta Kekayaan Lain yang tersimpan pada bank dilaksanakan setelah memperoleh izin tertulis dari pimpinan Bank Indonesia.
3 Pemblokiran terhadap surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan setelah memperoleh izin tertulis dari Ketua Badan Pengawasan
Pasar Modal. Pemblokiran dapat dicabut dalam hal:
a. Piutang Negara dinyatakan lunas b. Pengurusan Piutang Negara dinyatakan selesai
c. Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain tidak atau tidak lagi
merupakan jaminan penyelesaian hutang. d. Barang Jaminan dan atau harta Kekayaan Lain telah disita lebih
dahulu oleh instansi lain yang berwenang; atau e. Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain diketahui mengandung
cacat hukum berdasarkan keputusan instansi yang berwenang.
76
Harta kekayaan milik penanggung hutangpenjamin hutang yang tersimpan pada suatu bank dapat dilokir dengan menerbitkan surat pemblokiran yang
ditandatangani oleh Kepala KP2LN dan ditujukan kepada bank bersangkutan setelah memperoleh ijin pimpinan Bank Indonesia setempat. Surat pemblokiran segera dapat
diterbitkan setelah SP3N dan KP2LN mengetahui adanya harta kekayaan penanggung hutangpenjamin hutang yang tersimpan pada suatu bank.
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 376 KMK.091995 tanggal 4 Agustus 1995 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta
Kekayaan Milik Penanggung HutangPenjamin Hutang Yang Tersimpan Pada Bank Oleh Panitia Urusan Piutang NegaraBadan Urusan Piutang Dan Lelang Negara, dan
Pasal 87 sampai dengan Pasal 93 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300 KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara: Pemblokiran adalah tindakan
pengamanan kekayaan milik Penanggung HutangPenjamin Hutang yang tersimpan
76
Pasal 92 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
pada bank dalam bentuk rekening, simpanan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dengan
tujuan agar terhadap harta kekayaan yang dimiliki oleh Penanggung HutangPenjamin Hutang dimaksud tidak terdapat perubahan apapun, kecuali terdapat penambahan
jumlah atau nilai barang yang diblokir. Dalam melaksanakan pemblokiran ada beberapa tahapan-tahapan prosedur
yang harus dilakukan oleh PUPN dan KP2LN, yaitu: a. Pembuatan Surat Pemblokiran
Kepala KP2LN setelah mengetahui adanya harta kekayaan penanggung hutangpenjamin yang tersimpan pada bank dalam bentuk rekening, simpanan, giro
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan danatau bentuk lainnya yanag dipersamakan dengan itu menugaskan kepala seksisub seksi penataan barang
jaminan untuk membuat Surat Pemblokiran dari Kepala KP2LN kepada Bank yang bersangkutan yang diterbitkan setelah Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara
SP3N ditandatangani oleh Ketua PUPN, dan paling lambat 1 satu hari harus disampaikan kepada Kepala KP2LN untuk ditandatangani dengan suatu nota
pengantar dan dikembalikan kepada Sub Seksi BagianUrusan Tata Usaha untuk diberi nomor, tanggal dan stempel dalam waktu 1 satu hari.
Surat pemblokiran tersebut harus memuat unsur-unsur identitas penanggung hutangpenjamin hutang, identitas penyerah piutang, identitas bank penyimpanan
uangdana, dan pemblokiran uangdana.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Surat pemblokiran tersebut harus dibuat dalam rangkap 5 lima yang dipergunakan untuk keperluan: bank penyimpan harta kekayaan penanggung
hutangpenjamin hutang, penyerah piutang, penanggung hutangpenjamin hutang bila harta penjamin hutang yang diblokir, jurusita dan pertinggal.
Dalam waktu 1 satu hari setelah Surat Pemblokiran itu diberi nomor, tanggal dan stempel, maka pimpinan kelompok fungsional jurusita untuk
disampaikan kepada bank penyimpanan harta milik penanggung hutang penjamin hutang melalui jurusita yang ditugaskan untuk melaksanakan pemblokiran tersebut
untuk disampaikan kepada bank yang bersangkutan. b. Pelaksanaan
Pemblokiran Setelah proses pembuatan surat pemblokiran dilaksanakan, maka jurusita
menerima surat tugas dan surat pemblokiran dari pimpinan kelompok fungsional jurusita, untuk:
1 Melaksanakan pemblokiran, membuat dan menandatangani Berita Acara Pemblokiran, yang dibuat dalam 5 lima rangkap, untuk keperluan:
a Bank penyimpanan harta kekayaan penanggung hutangpenjamin hutang. b Penanggung hutangpenjamin hutang bila harta penjamin hutang yang
diblokir c
Penyerah piutang
d Jurusita
e Pertinggal.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
2 Membuat laporan tertulis pelaksanaan pemblokiran dan menyampaikan kepada Kepala KP2LN melalui pimpinan Kelompok Fungsional Jurusita, dengan
tembusan kepada SeksiSub Seksi Informasi dan Hukum, SeksiSub Seksi Perbankan atau Non Perbankan, SeksiSub Seksi Penataan Barang Jaminan, dan
Pimpinan Kelompok Fungsional Jurusita. 3 Dalam melaksanakan pemblokiran, jurusita tidak dibenarkan menanyakan jumlah
simpanan penanggung hutangpenjamin hutang yang diblokir pada bank. c. Pembuatan Surat Pencabutan Pemblokiran
Kepala KP2LN setelah menerima hasil verifikasi lunas, atau selesai, atau angsuran hutangupaya penyelesaian yang telah disepakati dari Kepala SeksiSub
Seksi Informasi dan Hukum, menugaskan Kepala SeksiSub Seksi Penataan Barang Jaminan membuat Surat Pencabutan Pemblokiran.
Pembuatan konsep Surat Pencabutan Pemblokiran dalam rangkap 5 lima paling lambat dalam waktu 1 satu hari dan disampaikan kepada Kepala KP2LN
untuk ditandatangani. Setelah ditandatangani dan disampaikan kepada Sub BagianUrusan Tata
Usaha lalu disampaikan kepada Pimpinan Kelompok Fungsional Jurusita untuk disampaikan kepada Bank yang bersangkutan, melalui jurusita yang ditugaskan.
Jurusita menyampaikan surat tersebut kepada bank tempat penyimpanan dana, lalu menyampaikan berita acara pencabutan pemblokiran melalui Pimpinan Kelompok
Fungsional Jurusita dengan tembusannya kepada SeksiSub Seksi Informasi dan
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Hukum, SeksiSub Seksi Perbankan atau Non Perbankan, SeksiSub Seksi Penataan Barang Jaminan, dan Pimpinan Kelompok Fungsional Jurusita.
Jaminan hutang yang telah diselesaikan dengan cara pemblokiran pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 sebagaimana terlihat pada berikut ini:
Tabel 8. Jaminan Utang Kebendaan Milik NasabahDebitur Yang Telah Dilaksanakan
Pengurusannya Secara Pemblokiran pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 No
Tahun Jlh Kasus
Pemblokiran
1 2004 1195
5 0,42 2 2005
1137 3 0,26
3 2006 916
4 0,44
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa barang jaminan yang telah selesai
pengurusannya secara pemblokiran, yaitu: tahun 2004 dari 1195 kasus telah diselesaikan sebanyak 5 kasus atau 0,42, tahun 2005 dari 1137 kasus telah
diselesaikan sebanyak 3 kasus atau 0,26, dan tahun 2006 dari 916 kasus dapat diselesaikan sebanyak 4 kasus atau 0,44.
Kemudian penyelesian dapat dilakukan dengan cara penyitaan sesuai dengan Pasal 1 angka 8 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 376KMK.0091995 yang
menyatakan penyitaan adalah tindakan perampasan harta kekayaan milik Penanggung HutangPenjamin Hutang yang tersimpan pada bank dalam bentuk rekening,
simpanan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan danatau bentuk
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
lainnya yang dipersamakan dengan itu, dalam rangka untuk penyelesaian atau pelunasan hutang Penanggung Hutang.
Tujuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan hutang dari debiturpenanggung hutang. Oleh karena itu, penyitaan dapat dilaksanakan terhadap
semua barang debiturpenanggung hutang, baik yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan debiturpenanggung hutang, atau di tempat lain maup[un
yang penguasaannya berada di tangan pihak lain. Secara hukum tindakan penyitaan tersebut adalah untuk menjamin keutuhan
keberadaan barang yang disita dan dilaksanakan melalui pengadilan negeri. Oleh karena proses beracara di pengadilan negeri biasanya membutuhkan waktu yang lama
dan berkaitan dengan penagihan piutang negara, jika melalui pengadilan negeri akan menimbulkan kerugian negara, maka untuk mempermudah penagihan piutang negara
maka diberikan kewenangan khusus kepada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN untuk melaksanakan sita jaminan terhadap penagihan piutang negara berdasarkan
Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap milik penanggung hutangpenjamin
hutang yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat lain, termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani
dengan hipotik, credietverband, dan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu, berupa barang bergerak termasuk uang yang tersimpan di bank,
mobil, perhiasan, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
modal pada perusahaan lain, dan barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, kapal dengan isi kotor tertentu.
77
Surat perintah penyitaan dapat diterbitkan setelah lewat waktu 1 x 24 satu kali dua puluh empat jam sesudah pelaksanaan Surat Paksa. Penagihan piutang
negara dapat dilakukan dengan surat paksa, yang diterbitkan dalam hal penanggung hutangpenjamin hutang tidak memenuhi ketentuan Pernyataan Bersama. Karena itu
surat paksa mempunyai kekuatan hukum eksekutorial, karena berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”,.yang mempunyai kekuatan yang
sama seperti grosse dari putusan hakim dalam perkara perdata, yang tidak dapat diminta banding lagi.
Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat, nama penanggung hutang penjamin hutang, besarnya sisa hutang yang harus diselesaikan, alasan yang menjadi
dasar penagihan, dan perintah kepada penanggung hutangpenjamin hutang untuk melunasi seluruh hutangnya dalam jangka waktu 1 x 24 satu kali dua puluh empat
jam terhitung sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa diberitahukan oleh jurusita kepada nasabah debitur dengan
membacakan dan menyerahkan salinan surat paksa kepada penanggung hutangpenjamin hutang. Pemberitahuan surat paksa dituangkan dalam berita acara
yang sekurang-kuranganya memuat hari, tanggal dan pemberitahuan surat paksa,
77
Wawancara dengan Bapak Ramson Damanik, S.H., Staf Seksi Informasi dan Hukum KP2LN Medan, tanggal 3 Agustus 2006.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
nama jurusita, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan surat paksa. Sesudah pelaksanaan surat paksa dapat diterbitkan surat perintah penyitaan
yang memuat pertimbangan hukum, yaitu nama penanggung hutangpenjamin hutang, nomor dan tanggal Surat Paksa, alasan kepentingan pengamanan kekayaan negara,
dan nomor serta tanggal surat pemblokiran dan berita acara pemblokiran khusus untuk pemblokiran atas uang tunai pada bank.
Berita acara penyitaan tetap mempunyai kekuatan mengikat, meskipun penanggung hutangpenjamin menolak menandatangani berita acara penyitaan.
Salinan berita acara penyitaan dapat ditempelkan pada jaminan hutang bergerak atau jaminan hutang tidak bergerak yang disita, atau di tempat barang bergerak atau
barang tidak bergerak yang disita berada di tempat-tempat umum. Tempelan tersebut berupa segel sita yang memuat kata “Disita oleh KP2LN”, nomor dan tanggal berita
acara penyitaan, larangan untuk memindah tangankan, memindahkan hak, meminjamkan, dan merusak barang yang disita.
Berdasarkan hasil penelitian, jaminan hutang yang telah diselesaikan dengan cara penyitaan pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 sebagaimana terlihat pada
berikut ini:
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 9. Jaminan Utang Kebendaan yang Telah Selesai Pengurusannya Secara
Penyitaan pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 No
Tahun Jlh Kasus
Penyitaan
1 2004 1195
242 20,25 2 2005
1137 304 26,74
3 2006 916
239 26,09
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dlihat bahwa barang jaminan yang telah selesai pengurusannya secara penyitaan, yaitu: tahun 2004 dari 1195 kasus telah diselesaikan
sebanyak 242 kasus atau 20,25, tahun 2005 dari 1137 kasus telah diselesaikan sebanyak 304 kasus atau 26,74, dan tahun 2006 dari 916 kasus dapat diselesaikan
sebanyak 239 kasus atau 26,09. Sebagai contoh kasus debitur yang barang jaminan hutang yang dilaksanakan
secara penyitaan pada tahun 2004 sd 2006 tersebut, diambil sebanyak masing- masing 5 debitur dari setiap tahunnya, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Beberapa Kasus Yang Jaminan Hutang Kebendaan Telah Diselesaikan Melalui
Penyitaan Pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 Barang Jaminan
No Tahun
Jumlah Kasus Bergerak
Tidak Bergerak
1 2004 4
- Sebidang tanah berikut
bangunan rumah di atasnya
2 2005 4
Mesin-mesin pabrik
3 tiga bidang tanah berikut bangunan rumah
di atasnya
3 2006 5
- Sebidang tanah berikut
bangunan rumah di atasnya
Sumber: data Sekunder dioleh dari KP2LN Medan Tahun 2006.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Berdasarkan tabel di atas bahwa pada tahun 2004 terdapat 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaannya dilakukan secara penyitaan yaitu berupa jaminan
hutang kebendaannya yang bergerak tidak ada tetapi jaminan hutang kebendaannya tidak bergerak berupa sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Pada Tahun 2005 terdapat 5 lima kasus dimana jaminan hutang kebendaannya yang bergerak terdapat 1 satu kasus yaitu berupa mesin-mesin pabrik
dan 4 empat kasus yang jaminan hutang kebendaannya yang tidak bergerak terdiri dari sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Pada tahun 2006 terdapat 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaannya dilakukan secara penyitaan berupa jaminan hutang kebendaannya yang bergerak tidak
ada tetapi jaminan hutang kebendaannya tidak bergerak berupa sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.381KMK091998 tentang PUPN disebutkan dalam Pasal 2 ayat 1 bahwa PUPN mempunyai
kewenangan dalam melaksanakan pengurusan piutang negara dengan menerbitkan keputusan-keputusan hukum Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan SPPBS.
Piutang negara yang diserahkan oleh penyerah piutang PP kepada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN melalui Sub Bagian Umum KP2LN, kemudian Sub
Bagian Umum melimpahkan kepada Seksi Piutang Negara untuk diproses lebih lanjut. Setelah diteliti kelengkapan data dan ternyata memenuhi kriteriapersyaratan
penyerahan, maka dibuat Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara SP3N.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Selanjutnya KP2LN membuat surat panggilan kepada nasabah debitur penanggung hutang untuk menghadap di KP2LN. Bila nasabah debitur tidak datang
menghadap, maka dibuat panggilan terakhir. Bila nasabah debitur datang menghadap dan diwawancarai kemudian dibuat
Pernyataan Bersama PB dan atau kalau nasabah debitur datang menghadap dan diwawancarai namun tidak mau menandatangi PB, karena satu dan lain hal, dimana
nasabah debitur menghilang, maka dibuat Penetapan Jumlah Piutang Negara PJPN. Setelah itu dikeluarkan Surat Paksa SP dan disampaikan kepada
debiturpenanggug hutang oleh jurusita. Kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Perintah Penyitaan SPP bila jumlah hutang nasabah debitur belum lunas,
maka barang jaminan hutang dapat dilakukan penyitaan oleh jurusita, dan ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan SPPBS.
Namun apabila nasabah debitur tetap tidak bisa menyelesaikan hutangnya, maka alternatif terakhir adalah melakukan penjualan atas barang jaminan hutang
milik nasabah debiturpenanggung hutang setelah diumumkan melalui pengumuman lelang selebaran atau melalui surat kabar harian berselang 15 lima belas hari untuk
dilaksanakan eksekusi lelang berdasarkan Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan SPPBS yang ditandatangani oleh Ketua PUPN.
Berdasarkan hasil penelitian, jaminan hutang yang telah diselesaikan pengurusannya dengan SPPBS pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006
sebagaimana terlihat pada berikut ini.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Tabel 11. Barang Jaminan yang Telah Selesai Pengurusannya Secara SPPBS
pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 No
Tahun Jlh Kasus
SPPBS 1 2004
1195 484 40,50
2 2005 1137
343 30,17 3 2006
916 150 16,38
Sumber: Data Sekunder diolah dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dlihat bahwa barang jaminan yang telah selesai pengurusannya secara SPPBS, yaitu: pada tahun 2004 dari 1195 kasus telah
diselesaikan sebanyak 484 kasus atau 40,50, pada tahun 2005 dari 1137 kasus telah diselesaikan sebanyak 343 kasus atau 30,17, dan pada tahun 2006 dari 916 kasus
dapat diselesaikan sebanyak 150 kasus atau 16,38. Sebagai contoh kasus nama-nama debitur yang barang jaminannya telah
diselesaikan secara penyitaan pada tahun 2004 sd 2006 tersebut, diambil sebanyak masing-masing 5 debitur dari setiap tahunnya, sebagaimana terlihat pada berikut ini:
Tabel 12. Beberapa Kasus Debitur Yang Jaminan Hutang Kebendaan Telah Diselesaikan
Secara SPPBS Pada KP2LN Medan Tahun 2004 sd 2006 Barang Jaminan
No Tahun Jumlah
Kasus Bergerak
Tidak Bergerak
1 2004
5 Berupa mesin-mesin industri
4 empat bidang tanah berikut bangunan
rumah di atasnya
2 2005
4 1 unit mesin cutting paper type
SQZ 205 A terdiri dari 1 buah dinamo, 2 buah pisau potong, 10
buah plastik penahan kertas 3 tiga bidang tanah
berikut bangunan rumah di atasnya
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
3 2006 5
- Sebidang tanah berikut
bangunan rumah di atasnya
Sumber: data Sekunder dioleh dari KP2LN Medan Tahun 2006.
Berdasarkan tabel di atas bahwa pada tahun 2004 terdapat 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaannya dilakukan secara SPPBS berupa jaminan hutang
kebendaannya yang bergerak 1 satu kasus yaitu mesin-mesin industri dan 4 empat kasus yang terdiri dari sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Pada Tahun 2005 terdapat 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaannya yang bergerak 1 satu kasus yaitu berupa 1 unit mesin cutting paper type SQZ 205
dan 4 empat kasus yang jaminan hutang kebendaannya yang tidak bergerak berupa yaitu sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Pada tahun 2006 terdapat 5 lima kasus yang jaminan hutang kebendaannya dilakukan secara SPPBS yang berupa jaminan bergeraknya tidak ada tetapi jaminan
hutang kebendaannya tidak bergerak berupa sebidang tanah dan segala sesuatu diatasnya.
Dalam melakukan pengelolaan jaminan hutang kebendaan pada KP2LN maka dillakukan pengelolaan terhadap dokumen maupun fisik jaminan hutang tersebut.
Pengelolaan jaminan hutang meliputi tindakan hokum yaitu: menerima, mencatat, menyimpan, memelihara dan mengeluarkan dokumen tersebut. Pencatatan dapat
dilakukan secara sistematis dan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis jaminan hutang. Pengelolaan jaminan hutang dilakukan dengan menginventarisasi seluruh
jaminan hutang serta mencatat proses pengurusan yang terkait dengan jaminan
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
hutang. Pengamanan terhadap jaminan hutang dilakukan dengan cara melakukan
pemblokiran kepada instansi yang terkait dan berwenang, melakukan penarikan terhadap barang bergerak apabila dianggap perlu serta melakukan penyitaan.
Di samping pengamanan dokumen dan fisik jaminan hutang atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang, dilakukan penelitian
juga atas keaslian dokumen dan kebenaran pengikatan jaminan hutang, yakni mengenai jangka waktu berlakunya dokumen kepemilikan, seperti Sertipikat hak
Guna Bangunan HGB dan sertipikat Hak pakai HP dan bukti kepemilikan atas
dokumen lainnya.
Ruang lingkup pengelolaan Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain meliputi kegiatan: penatausahaan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta
Kekayaan Lain, pengamanan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain; dan pendayagunaan Barang Jaminan.
78
Dalam rangka penatausahaan dilakukan tindakan meliputi penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pengeluaranpenyerahan dokumen dan
fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain. Kepala KP2LN menunjuk petugas khusus di unit kerjanya yang bertanggung jawab dalam kegiatan
penatausahaan dokumen dan fisik barang.
78
Pasal 82 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
Dalam rangka pengamanan dapat dilakukan kegiatan:
79
a. Penelitian terhadap keaslian, kebenaran atau jangka waktu berlakunya hak atas dokumen Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lain beserta pengikatannya;
b. Penelitian lapangan; dan atau c. Pemblokiran Barang Jaminan dan atau Harka Kekayaan Lain.
Dalam hal jangka waktu berlakunya dokumen Barang Jaminan akan segera berakhir atau dokumen asli Barang Jaminan rusakhilang, KP2LN melakukan
koordinasi dengan Penyerah Piutang untuk mengurus kepada instansi yang berwenang.
Barang jaminan yang letaknya berada di luar wilayah kerja Kantor Pelayanan, penelitian lapangan dilakukan dengan meminta bantuan kepada Kantor Pelayanan
yang membawahi wilayah kerja letak barang tersebut berada. Dikecualikan dari ketentuan, penelitian lapangan terhadap barang yang berada di luar wilayah kerja
KP2LN dapat dilaksanakan jika dibanding lebih efisien dan efektif dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Kantor KP2LN yang wilayah kerjanya
meliputi tempat barang jaminan tersebut berada. Dalam rangka pendayagunaan Barang Jaminan, dapat dilakukan sewa
menyewa yang hasilnya digunakan untuk pembayaran hutang. Pendayagunaan Barang Jaminan dapat dilakukan dengan cara membuat perjanjian dalam bentuk
79
Pasal 87 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
sewa-menyewa Barang Jaminan dengan ketentuan:
80
a. Sewa menyewa disepakati oleh Kantor Pelayanan, Penyerah Piutang, Penanggung Hutang, dan pemilik Barang Jaminan.
b. Jangka waktu sewa-menyewa ditetapkan paling lama 3 tiga tahun; c. Tidak menghalangi proses pengurusan Piutang Negara terhadap Barang Jaminan
lainnya dan atau Harta Kekayaan Lain, dan atau Harta Kekayaan Lain; dan d. Perjanjian sewa-menyewa antara pemilik Barang Jaminan dengan penyewa dibuat
dengan akta notaris.
C. Hambatan-Hambatan Yang Ditemui Terhadap Pelaksanaan Pengelolaan