27
8. Kredit dinyatakan macet
Suatu kredit digolongkan sebagai kredit bermasalah ialah kredit-kredit yang tergolong sebagai kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Istilah
kredit bermasalah telah digunakan oleh dunia perbankan Indonesia sebagai terjemahan problem loan yang merupakan istilah yang sudah lazim digunakan di
dunia Internasional. Istilah lain dalam bahasa Inggris yang biasa dipakai juga bagi istilah kredit bermasalah adalah non-performing loan.
Timbulnya kredit-kredit bermasalah dalam dunia perbankan dewasa ini, selain karena indikasi debitur tidak mau membayar hutangnya, juga terlihat dalam prosedur
pelaksanaan pemberian kreditnya yang ternyata juga mengalami penyimpangan. Pemberian kredit ada yang dilakukan dengan tanpa akad perjanjian kredit. Hal ini
sungguh merupakan suatu kejadian yang tidak masuk akal dan jelas akan merugikan keuangan negara dan yang lebih menderita lagi adalah masyarakat. Penyimpangan-
penyimpangan tersebut antara lain karena masih lemahnya profesionalisme pengelola bank.
Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara baik dan berdasarkan asas- asas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan perkreditan yang
tertulis. Untuk itu, Bank Umum harus memiliki dan melaksanakan kebiasaan perkreditan Bank berdasarkan pedoman penyusunan kebijakan perkreditan bank
sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27162KEPDIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 277UPPB masing-
masing tanggal 31 Maret 1995. Dalam ketentuan tersebut ditetapkan pedoman
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
28
penyusunan kebijakan perkreditan bank yang merupakan panduan bagi bank dalam menyusun kebijakan perkreditannya, yang sekurang-kurangnya memuat dan
mengatur hal-hal pokok mengenai prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, organisasi dan manajemen perkreditan, pengawasan kredit dan penyelesaian kredit bermasalah.
Kebijakan perkreditan bank yang telah ditetapkan oleh masing-masing bank tersebut berlaku sebagai ketentuan yang mengikat dan penerapannya oleh bank yang
bersangkutan akan dipantau secara berkala oleh Bank Indonesia.
11
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai kredit macet dijumpai dalam Pasal 37 ayat 1 huruf c yang mengatakan :”dalam hal suatu bank
mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar bank menghapuskan kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.”
Istilah penghapusbukuan kredit macet di dalam literatur disebut dengan write off kredit macet. Menurut Black’s Law Dictionary, write off memiliki arti to remove
from books of account a debt which has become worthless. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan bahwa bank-bank yang telah
memiliki cadangan yang cukup dapat melakukan write off kredit macet setelah memperoleh pertimbangan dan izin Bank Indonesia, selain itu bank-bank perlu juga
meminta persetujuan dari pemegang saham terlebih dahulu. Oleh karena itu, tidak
11
Rachmadi Usman, Op. cit, hal. 259.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
29
mudah untuk mengambil tindakan write off kredit macet sebagai cadangan dana itu adalah untuk pengembangan dan jaminan kelangsungan usaha bank.
Menurut Soedrajad Djiwandono, persyaratan untuk melakukan write off adalah sebagai berikut :
a. Kredit yang dihapusbukukan adalah kredit yang dikategorikan macet sejak 3
tahun atau lebih. b.
Kredit yang akan dihapusbukukan merupakan kredit yang macet kurang dari 3 tahun, jika :
1. Nasabah debiturnya tidak diketemukan lagi atau tidak diketahui dimana
rimbanya; 2.
Nasabah debitur sudah tidak sanggup melunasi kreditnya; 3.
Usaha nasabah debitur sudah tidak memiliki prospek usaha; 4.
Nasabah debitur yang nilai agunan kreditnya yang dikuasai bank di bawah saldo kredit;
5. Nasabah debitur yang meskipun nilai agunannya di atas saldo kreditnya tetapi
pengikatan agunannya secara yuridis lemah. c.
Bank yang akan menghapuskan kredit macetnya sudah memiliki cadangan yang mencukupi untuk penghapusbukuan tersebut.
12
Berdasarkan hal tersebut, Bank Indonesia menghendaki agar bank-bank memiliki standar yang jelas dan tegas dengan mengandung unsur pengawasan
12
Diktat mata kuliah Hukum Piutang Dan Lelang Negara, Kredit Macet Dan Kredit Bermasalah Problem Loan, Op. Cit. hal. 22.
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
30
internal pada semua tahapan dalam proses pemberian kredit, sehingga bank-bank akan benar-benar dan sungguh-sungguh bertanggung jawab dalam melaksanakan
kebijakan perkreditan yang telah dibuatnya sendiri, yang merupakan ketentuan internal bagi bank sendiri self regulation.
B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit
1. Pengertian Perjanjian