BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kredit 1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari Bahasa Romawi yaitu dari asal kata “credere” yang berarti percaya.
2
Berarti dengan demikian maka istilah kata “kredit” yaitu kepercayaan, sehingga hubungan yang terjalin dalam kegiatan perkreditan diantara
para pihak sepenuhnya harus didasari oleh adanya saling percaya mempercayai, yaitu bahwa kreditur dalam memberikan kredit harus dipercaya bahwa penerima kredit
nasabah debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan, baik yang menyangkut jangka waktunya maupun prestasi dan kontra prestasinya.
Munir Fuady, sebagaimana dikutip S. Mantayborbir, Imam Jauhari dan Agus Hari Widodo, dalam bukunya disebutkan bahwa ”Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara krediturbank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam dapat melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
3
2
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 365
3
S. Mantayborbir, Imam Jauhari dan Agus Hari Widodo, 2001, Op. cit., hal.15. 8
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.
9
2. Unsur-Unsur Kredit
Usaha perkreditan adalah kegiatan bidang usaha dari perbankan yang cakupannya sangat luas dan membutuhkan penanganan yang profesional serta
dibarengi dengan integritas moral yang tinggi. Hal tersebut tidak berkelebihan karena dari pengertian kredit itu sendiri adalah kepercayaan.
Petunjuk tentang perkreditan dikeluarkan Bank Indonesia sebagaimana tertuang di dalam Surat Keputusan Direksi BI Nomor 27162KEPDIR, tanggal 31
Maret 1992 sebagaimana telah diubahnya surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor : 31147KEPDIR tanggal 12 Nopember 1998 Jo Peraturan Bank Indonesia
Nomor : 46PBI2002, tanggal 6 September 2002 JO. Peraturan Bank Indonesia Nomor 72PB2005 tanggal 20 Januari 2005, tentang kualitas aktiva produktif wajib
untuk dijalankan dan ditaati oleh semua krediturBank yang beroperasi di Indonesia. Pedoman tersebut merupakan petunjuk agar krediturbank mampu mengawasi
pelaksanaan perkreditan secara keseluruhan dan menetapkan standar dalam proses pemberian kredit
Pedoman perkreditan dengan kewajiban pada setiap krediturbank dilandasi dengan ketentuan hukum yang kuat yaitu Pasal 29 ayat 4 Undang-Undang
Perbankan yang berbunyi: “Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, Bank wajib menempuh cara-
cara yang tidak merugikan Bank dan kepentingan nasabah debitur yang mempercayakan dananya kepada bank.”
ADELINA HERNAWATY GULTOM : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PENATAAN TERHADAP JAMINAN HUTANG MILIK NASABAH DEBITURPENJAMIN HUTANG DALAM KAITANNYA
DENGAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan, 2008.