pemberian ASI eksklusif perlu persiapan. Sehingga perlu penanaman sikap yang baik untuk melaksanakan praktik ASI.
Dalam implementasi sanksi terhadap pelanggaran belum ada sejauh ini karena kurangnya pengawasan juga dari pembuat kebijakan. Satu legislasi, yaitu Rancangan Peraturan Pemerintah
RPP Pemberian ASI yang sudah dimulai pembahasannya sejak November 2006 saat itu bernama RPP Pemasaran Susu Formula masih juga belum tuntas dibahas dan belum bisa
diluncurkan sebagai Peraturan Pemerintah. Dalam studi ini, kajian analisis akan dilakukan terhadap Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik
Bersalin Swasta di Kota Medan.
5.2 Proses Implementasi Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik Bersalin Swasta X, Y dan Z.
5.2.1 Sosialisasi tentang Peraturan Pemerintah kepada bidan di klinik
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia terdiri atas tiga ketetapan termasuk Program IMD dan ASI Eksklusif,
pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya, sarana menyusui di tempat kerja dan sarana umum lainnya, dan dukungan masyarakat, tanggung jawab pemerintah, Pemerintah
Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota dalam serta pendanaannya. Penetapan mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai
dengan usia anak 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai, juga ditetapkan bahwa tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada ibu mengenai anjuran ASI eksklusif. Hal
ini sesuai kebijakan Depkes RI 2005 yang menyatakan bahwa dukungan yang diberikan tenaga kesehatan dapat membangkitkan rasa percaya diri ibu untuk membuat keputusan menyusui
bayinya. Informasi tentang perawatan payudara selama masa kehamilan, lama menyusui, keuntungan menyusui, inisiasi menyusui dini, merupakan dukungan tenaga kesehatan yang dapat
menyukseskan kelangsungan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
Petugas kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD dan laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif
terhadap IMD dan ASI Eksklusif. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut,
diharapkan masih dapat meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk melaksanakan IMD dan ASI Eksklusif Roesli, 2008, 2005. Keberhasilan menyusu dini
salah satunya adalah berasal dari dorongan dari petugas kesehatan. Hasil ini juga serupa dengan penelitian Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq 2010, yang menyatakan bahwa masih rendahnya
pemberian ASI eksklusif di Indonesia dan masih kurang optimalnya fasilitasi IMD dikarenakan kebijakan ASI eksklusif belum lengkap dan komprehensif, IMD belum masuk secara eksplisit
dalam kebijakan serta belum diimplementasikan secara maksimal oleh petugas kesehatan.
5.2.2 Pelaksanaan Sosialisasi Bidan di Klinik Kepada Ibu Bersalin