Informasi dan Edukasi tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah di Klinik Bersalin X, Y dan Z

pihak pembuat regulasi dan Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam memantau pelaksaan PP tersebut di klinik – klinik bersalin.

5.2.4 Informasi dan Edukasi tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah di Klinik Bersalin X, Y dan Z

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di klinik bersalin masih rendah pengetahuannya dan kurang mendapatkan informasi dan edukasi dari penanggungjawab klinik maupun bidan di klinik. Bahkan peraturan tersebut berisi tentang bagaimana proses IMD seharusnya dilaksanakan dan bagaimana peraturan tersebut seharusnya dapat menolak bekerjasama dengan provider susu formula. Namun sejauh ini mereka masih belum dapat menjalankan peraturan tersebut dengan benar karena pengawasan juga masih rendah. Menurut teori Grindle bahwa implementasi harus dilakukan sesuai dengan isi yang ada pada kebijakan dan bagaimana lingkungan menanggapi kebijakan tersebut. Sejauh mana pengaruh yang diinginkan, sejauh mana manfaat yang diinginkan dan perubahan yang diinginkan di klinik tentang peraturan tersebut. 5.3 Output dari adanya implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 di Klinik Bersalin Swasta X, Y dan Z. Aspek partisipatoris dari proses penyusunan kebijakan terkait juga dengan aspek aktor atau pemeran yang menentukan dalam implementasi kebijakan tersebut. Idealnya setiap aktor yang terlibat harus jelas posisi dan perannya, kewenangan dan tanggung jawabnya, sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran atau malah kevakuman peran. Pemetaan aktor yang terlibat mulai dari penyusunan sampai implementasi dan evaluasi harus jelas tercakup dalam suatu kebijakan atau peraturan-peraturan yang menindaklanjutinya serta sesuai secara horisontal lintas sektoral maupun vertikal lintas level. Pemetaan aktor lebih luas lagi juga mencakup pertimbangan dan tinjauan terhadap kemungkinan keberhasilan dan kegagalan implementasi Universitas Sumatera Utara kebijakan tersebut. Misalnya, dalam hal PP Pemberian ASI, perlu dianalisis reaksi yang akan dimunculkan oleh pihak industri susu formula serta kemungkinan kondisi dilematis yang dihadapi oleh tenaga kesehatan penolong persalinan seperti bidan yaitu terkait tuntutan tugas ideal dan keterpaksaan dan desakan ekonomi dan finansial.

5.3.1 Efektivitas Peraturan Pemerintah di Klinik Bersalin X, Y dan Z.

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik/Bidan Bersalin Kota Medan Tahun 2015

6 148 153

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

3 120 134

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Pengaruh Sikap Ibu Menyusui tentang Kebijakan ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010

2 47 94

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

4 66 134

Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik/Bidan Bersalin Kota Medan Tahun 2015

0 0 54

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik/Bidan Bersalin Kota Medan Tahun 2015

0 0 52

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ASI ( Air Susu Ibu ) - Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Klinik/Bidan Bersalin Kota Medan Tahun 2015

0 0 20

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 0 13

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Medan No 5 Tahun 2012 Dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Di Kota Medan

0 1 13