Petugas kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD dan laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif
terhadap IMD dan ASI Eksklusif. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakannya. Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut,
diharapkan masih dapat meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk melaksanakan IMD dan ASI Eksklusif Roesli, 2008, 2005. Keberhasilan menyusu dini
salah satunya adalah berasal dari dorongan dari petugas kesehatan. Hasil ini juga serupa dengan penelitian Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq 2010, yang menyatakan bahwa masih rendahnya
pemberian ASI eksklusif di Indonesia dan masih kurang optimalnya fasilitasi IMD dikarenakan kebijakan ASI eksklusif belum lengkap dan komprehensif, IMD belum masuk secara eksplisit
dalam kebijakan serta belum diimplementasikan secara maksimal oleh petugas kesehatan.
5.2.2 Pelaksanaan Sosialisasi Bidan di Klinik Kepada Ibu Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian apabila faktor lingkungan memainkan peran yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Studi-studi menunjukkan
bahwa di samping faktor internal ibu, situasi dan kondisi lingkungan eksternal juga penting sebagai penentu keberhasilan pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif. Situasi sosial-ekonomi
masyarakat juga penting mendapatkan perhatian. Terutama yang harus dicermati fenomena pergeseran norma sosial dan kultural terkait pemberian ASI eksklusif, fenomena massifikasi dan
kesetaraan pendidikan tinggi, dan variasi serta jurang sosial-ekonomi pada berbagai kelompok masyarakat baik di wilayah urban maupun pedesaan. Gencarnya pemasaran susu formula melalui
kampanye terselubung, yaitu sebagai hadiah kepulangan ibu dan bayi dari fasilitas persalinan dilaporkan masih marak terjadi. Lebih lanjut, studi kualitatif tentang praktik keberhasilan dan
Universitas Sumatera Utara
kegagalan ASI eksklusif menunjukkan bahwa yang sering menjadi korban dari kampanye demikian adalah ibu-ibu berpendidikan rendah.
Mengenai hambatan dan kendala pelaksanaan ASI eksklusif 6 bulan sebenarnya sudah mulai banyak muncul pada dekade terakhir ini. Kebijakan, selanjutnya, disusun berdasarkan
bukti-bukti empirik dan saintifik yang kuat sehingga tidak menyebabkan kebijakan menjadi tidak realistis saat diterjemahkan menjadi program atau malah menimbulkan dampak negatif yang
merugikan masyarakat
5.2.3 Pelaksanaan Implementasi Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 di klinik X,Y dan Z.
Terlaksananya pemberian ASI secara dini dimulai dari peran petugas kesehatan dalam melakukan proses pertolongan persalinan, karena pada saat itulah peran petugas dalam pemberian
ASI sejak dini bisa dilihat. Hal ini selaras dengan Depkes RI 2001, yang menyatakan bahwa bayi diberikan kepada ibunya segera setelah lahir dan diletakkan di dada ibunya agar bayi
tersebut mencari puting ibunya sendiri sehingga proses IMD akan terjadi. Jadi berhasil tidaknya pelaksanaan IMD sangat bergantung pada peran dari bidan sebagai
tenaga kesehatan penolong persalinan. Peran petugas sangat penting dalam memotivasi ibu untuk memberikan ASI sejak dini pada bayi baru lahir. Ini sesuai dengan penelitian Tatiana O. Vieira,
et.al 2010, yang menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan tingkat menyusui dalam satu jam pertama kehidupan IMD, profesional perawatan kesehatan harus mempromosikan faktor
mendukung praktek ini seperti bimbingan prenatal mengenai keuntungan menyusui, persalinan per vaginam dan kelahiran cukup bulan, dan merangsang praktik ini dalam situasi yang rentan
seperti sebagai ibu dengan operasi caesar dan kelahiran prematur. Peran bidan dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan dan motivasi pada ibu tentang IMD dan ASI eksklusif, manfaat dari
pemberian ASI sejak dini, serta manfaat kolostrum sangat perlu dilakukan mulai sejak ibu tersebut melakukan ANC sampai dengan pasca melahirkan. Pengawasan juga diperlukan dari
Universitas Sumatera Utara
pihak pembuat regulasi dan Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam memantau pelaksaan PP tersebut di klinik – klinik bersalin.
5.2.4 Informasi dan Edukasi tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah di Klinik Bersalin X, Y dan Z