sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 11.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk : a.
menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya; a.
memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan
b. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.
2.4.1 Sanksi Administratif
1 Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa : a.
teguran lisan; b.
teguran tertulis; danatau c.
pencabutan izin. 2
Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1, Pasal 10 ayat 1, atau Pasal 13 ayat 1
dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa : a.
teguran lisan; danatau b.
teguran tertulis.
Universitas Sumatera Utara
3 Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri.
2.4.2 Kebijakan sehubungan dengan pemberian ASI Eksklusif
Berdasar Pasal 42 PP ASI, semua ketentuan yang mengatur tentang pemberian ASI Eksklusif yang pernah ada sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Dengan begitu ketentuan sebagai berikut masih berlaku kecuali pasal-
pasal yang bertentangan dengan PP ASI ini; 1.
Kepmenkes No 450MenkesSkVi2004 Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Di Indonesia
2. Kepmenkes No.237 tahun 1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu
3. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga
Kerja Dan
Transmigrasi Dan
Meteri Kesehatan
No 48Men.PpXII2008,Per.27MenXII2008dan1177MenkesPbXII2008
Tahun 2008 Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja Di
Tempat Kerja 4.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No 03 Tahun 2010 Tentang Penerapan Sepuluh Langkah
5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No.
HK.OO.O5.1.52.3572 Tgl 10 Juli 2008 Tentang Penambahan Zat Gizi Dan Non Gizi Dalam Produk Pangan
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Tentang Pengelompokan Produk Formula Bayi Dan Formula Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
7. Peraturan Daerah yang telah terbit dan secara langsung maupun tidak langsung14
mengatur mengenai dukungan pemberian Air Susu Ibu, antara lain termasuk tapi tidak terbatas pada :
Beberapa ketentuan PP ASI masih memerlukan pengaturan lebih lanjut melalui peraturan menteri, yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif dari pendonor ASI;
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara pengenaan sanksi terhadap tenaga
kesehatan danatau penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat 1, Pasal 10 ayat 1 dan Pasal 13 ayat 1
PP ASI; 3.
Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara penggunaan susu formula bayi dan produk bayi lainnya;
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara pengenaan sanksi terhadap tenaga
kesehatan danatau penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud Pasal 16; Pada 17; Pasal 18 ayat 1, ayat 2 dan ayat
4; Pasal 19; Pasal 21 ayat 1; Pasal 23; Pasal 25 ayat 1 dan ayat 2; dan Pasal 26 ayat 1 PP ASI;
5. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui
danatau memerah ASI; 6.
Peraturan Menteri Kesehatan atau menteri terkait sesuai tugas dan fungsinya mengenai tata cara pengenaan sanksi administratuf terhadap pengurus tempat kerja danatau
penyelenggara tempat sarana umum yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 1 dan 3; Pasal 34 dan Pasal 35 PP ASI;
Selain Peraturan Menteri sebagaimana disebut di atas, pada dasarnya Menteri Kesehatan dapat menerbitkan Peraturan Menteri lain guna mendukung pelaksanaan program pemberian ASI
Universitas Sumatera Utara
eksklusif, sepanjang masih dalam lingkup kewenangan Menteri Kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Begitupun kementerian terkait, dapat menerbitkan Peraturan Menteri lain guna mendukung pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif sesuai kewenangan masing-masing kementerian,
mengingat PP ASI ini juga menetapkan tanggung jawab Pemerintah untuk menetapkan kebijakan nasional dalam rangka mendukung pelaksanaan program pemberian ASI Ekslusif.
2.5 Inisiasi Menyusui Dini