37
6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran
Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimilliki pihak
lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas.
Seperti yang telah diuraikan di atas tentang beberapa cara perolehan aktiva tetap, RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar memperoleh aktiva tetapnya
dengan dua cara, yaitu pembelian yang berdasarkan persetujuan dan pembiayaan dari Pemko Pematangsiantar dan hibahsumbangan dari pihak-pihak yang
mempunyai ikatan kerjasama dengan rumah sakit. Adapun prosedur pengadaan aktiva tetap yang ada di RSUD dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar bersifat Bottom Up, dimana setiap unit merencanakan kebutuhan untuk unit masing-masing dan diusulkan kepada Bidang Perencanaan
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar kemudian Bidang Perencaan mempelajari perencanaan dari masing-masing unit dan membuat skala prioritas
yang akan dirujuk dalam perencanaan. Kemudian diajukan ke Pemko untuk dimasukkan dalam APBD.
D. Penggunaan Aktiva Tetap
Selama masa penggunaan aktiva tetap dalam perusahaan tentu akan mengalami perbaikan atau pertambahan agar aktiva tetap dapat dipergunakan
dengan baik. Oleh karena itu terdapat pengeluaran perusahaan yang meliputi biaya
38
perawatan maupun biaya lain yang menambah kegunaan kemampuan aktiva tersebut.
Selama penggunaan aktiva tetap perusahaan tidak dapat menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap itu. Pengeluaran itu ada dua
macam, yaitu: a.
Pengeluaran Pendapatan revenue expenditure Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang
hanya mendatangkan untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat
sebagai beban. Pengeluaran untuk pemeliharan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari pengeluaran ini. Beban pemeliharaan
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sedangkan beban perbaikan adalah beban-beban untuk
mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik. b.
Pengeluaran modal capital expenditure adalah pengeluaran- pengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva dikapitalisir.
Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini.
Dalam praktek sangat sulit membedakan antara revenue expenditure dengan capital expenditure. Untuk mengatasi kesulitan ini dalam akuntansi
diberikan beberapa pedoman bagaimana untuk membedakannya. Pedoman itu adalah sebagai berikut:
39
a. Segi Keuntungan
jika pengeluaran itu memberikan keuntungan selama lebih dari satu tahun, maka dianggap sebagai capital expenditure. Jika sebaliknya
maka dianggap sebagi revenue expenditure. b.
Kebiasaan Jika pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang sifatnya lazim
dan rutin dikeluarkan dalam periode tertentu maka dianggap sebagai revenue expenditure, jika sebaliknya maka dianggap
sebagai capital expenditure. Jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan sifatnya penting biasanya dianggap sebagai
capital expenditure. Sedangkan jika pengeluaran tersebut relative kecil maka dianggap sebagai revenue expenditure.
c. Jumlah
Jika pengeluarannya relative kecil dianggap sebagai revenue expenditure dan jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan
sifatnya penting maka dianggap sebagai capital expenditure. Berasarkan hal tersebut RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
menggolongkan pengeluarannya menjadi: 1.
Sebagai revenue expenditure apabila dana yang dikeluarkan untuk perbaikan aktiva tetap kurang dari Rp 1 juta dan memiliki manfaat hanya
kurang dari satu tahun.
40
2. Sebagai capital expenditure apabila perbaikan yang dilakukan terhadap
aktiva tetap mempunyai manfaat lebih dari satu tahun dan mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 juta.
E. Penyimpanan dan Pemeliharaan Aktiva Tetap