Pengembangan Ecotourism Kab. Simalungun

45 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Wisata,dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki objek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi UNEP, 1980 sebagai berikut: a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan; b. Melindungi keanekaragaman hayati; c. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik. Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood 1999 [4] memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet the needs of local rural populations ”. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.

C. Pengembangan Ecotourism

Dilihat dari sudut pandnag Konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan mau itu alam ataupun budayanya dan [4] Eplerwood, Succesfull Ecotourism Bussiness, The Right Approach, Kota Kinibalu Sabah : World Ecotourism and Conference. 1999 Universitas Sumatera Utara 46 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberimanfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

a. Prinsip Konservasi

Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip Konservasi juga dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Prinsip Konservasi Alam Prinsip ini memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Adapun kriteria konservasi alam antara lain:  Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi.  Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan.  Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya.  Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism.  Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan.  Mengelola usaha secara sehat. 2. Prinsip Konservasi Budaya Prinsip ini mengharuskan bagaimana masyarkat setempat juga pengunjung lebih menghargai dan menghormati ragam budaya maupun kepercayaan daerah yang dinyatakan sebagai daerah ekowisata. Universitas Sumatera Utara 47 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Kriteria konservasi budaya antara lain:  Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.  Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.  Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokohpemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata.  Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.

b. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta dapat menghormati dan menghargai nilai-nilai dari budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan. Adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut : a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata. b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata. d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata. e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata. Universitas Sumatera Utara 48 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat multi-stakeholders dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.

c. Prinsip Ekonomi

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat melakukan pengembangan pembangunan yang berimbang balance development antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan. Kriteria : a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif. b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat. c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata. d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan leakage serendah-rendahnya. e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

d. Prinsip Edukasi

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai Universitas Sumatera Utara 49 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait. Pengembangan produk ekowisata meliputi: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah. c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata. d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif. f. Prinsip Ekowisata Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata yang dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung. Adapun hal-hal yang termasuk didalamnya ialah : a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata outstanding. b. Membuat Standar Prosedur Operasi SPO untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal. d. Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa. e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar. f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan. Universitas Sumatera Utara 50 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

D. Konsep Dasar Ecotourism

Ada lima prinsip yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan ecotorusimekowisata, yaitu : a. Nature based Berbasis alam Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b. Ecologically sustainable Berkelanjutan secara ekologis Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan. c. Environmentally educative Pendidikan Lingkungan Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. d. Locally beneficial Manfaat bagi Masyarakat Lokal Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan. e. Generates tourist satisfaction Menghasilkan kepuasan wisatawan Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk memperhatikan aspek Universitas Sumatera Utara 51 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.

E. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Aspek Pencegahan Mengurangi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:  Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang  Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.  Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.  Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan itu sendiri.  Memilih Segmen Pasar yang sesuai. 2. Aspek Penanggulangan  Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of visitor.  Menentukan waktu kunjungan  Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3. Aspek Pemulihan  Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.  Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata. Universitas Sumatera Utara 52 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Usulan Konsep Rancangan GEOPARK KALDERA TOBA : 1. Konservasi ialah menjaga dan melindungi warisan alam geosite, warisan budaya; [menjadi sesuatu yang outstanding akan menjadi goal utama pada kasus ini.] 2. Revitalisasi tujuan untuk memvitalkan kembali perkampungan tradisional batak dengan mengangkat unsur-unsur tradisional Batak Toba; [tahap ini dimasukkan konsep utama ecotourism atau ekowisasta dengan memberdayakan unsur lokal. Salah satunya dengan membuat hunian bersifat homestay, sehingga turis pengunjung bisa menikmati dan merasakan gaya hidup, budaya dan adat istiadat, kuliner serta kebiasaan masyarakat lokal] 3. Relokasi dengan metode penghancuran bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi tambahan yang dinilai merusak citra lokal dan memindahkannya ke tempat yang lebih sesuai; [misalnya pada bibir pantai danau toba di kawasan parbaba, pondok- pondok atau bangunan liar melanggar GSB yang difungsikan sebagai area penjualan souvenir dan area penjualan makananminuman akan dihancurkan dan pantai akan dirancang bebas dari bangunan dengan lebar minimal 20 meter. Sehingga pantai dapat difungsikan sebagai area olahraga, area santairekreasi dan area edukasi.] 4. Edukasi pemanfaatan alam menjadi sebuah sarana pendidikan; Universitas Sumatera Utara 53 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

a. Usulan konsep MAKRO pada kawasan :

Pembagian menjadi beberapa Kluster sebisa mungkin pada setiap spotpotensi di kawasan akan mempermudah penataan dan perancangan masterplan. 1. Rencana Penataan Kawasan [secara umum] 2. Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman 3. Rencana Penataan Kawasan Akomodasi Wisata [Jembatan, Jalan, Pelabuhan, Parkir, dll] 4. Rencana Penaataan Geosite 5. Rencana Penataan Kawasan Drop Off Tracking 6. Rencana Penataan Kawasan Perkampungan Tradisional Batak Toba 7. Rencana Penataan Pengembangan Natural Hot Spring

b. Usulan konsep MESO pada kawasan Pangururan :

1. Konsep Zona Inti  Meningkatkan citra kawasan sebagai Obyek Daya Tarik Wisata Khusus [GEOPARK]  Meningkatkan image Natural Hot Spring dan balai seni tradisional batak Toba  Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi permukiman; perdagangan dan jasa; dan pariwisata 2. Konsep Zona Pendukung  Meningkatkan fungsi kawasan sebagai zona perlindungan dan pemeliharaan [konservasi]  Meningkatkan citra kawasan dengan pengembangan spot view dan jalur alternatif 3. Konsep Zona Pengembangan  Meningkatkan image kawasan sebagai obyek wisata khusus  Meningkatkan fungsi kawasan untuk mendukung zona inti  Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi permukiman dan pariwisata Universitas Sumatera Utara 54 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 3.9 Konsep Makro Setelah mengusulkan perencanaan dalam bentuk makro dan meso kami selanjutnya beralih ke usulan mikro. Dimana usulan-usulan yang diajukan akan dirancang dan ditata mengikuti keadaan kota pangururan. Adapun usulan-usulannya yaitu signage, tong sampah, gerbang tano ponggol, penataan sungai tano ponggol, souvenir shoplocal craftsmanship, gantole, beachsports, penataan hotspring, dermaga, homestay, peltakan toilet umum, shelter di area kebun raya samosir, pasar tradisional, gallery geopark, taman kota, shelter hiking, jogging dan bicycling track, agricultural field, area pemancingan, museum sejarah dan budaya, bangunan riset dan edukasi, area kuliner, green walk, dan rekreasi air. Fungsi-fungsi tersebut dirancang dan ditata tersebar diseluruh kawasan pangururan dan sekitarnya. Dengan pembagian secara random, saya mendapat fungsi penataan terusan tano ponggol, visitor center, souvenir shop, signage, trash, gate gerbang, dan homestay. Universitas Sumatera Utara 55 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

1. Visitor Center