Kab. Humbahas Kabupaten. Dairi Kab. Tanah Karo Visitor Center

23 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

4. Kab. Humbahas

A. Gambaran Umum Ibu Kota : Dolok Sanggul Luas : 2.335,33 km 2 Jumlah Kecamatan: 1. Kec. Baktiraja 2. Kec. Paranginan 3. Kec. Dolok Sanggul 4. Kec. Parlilitan 5. Kec. Lintong Nihuta 6. Kec. Pollung 7. Kec. Onan Ganjang 8. Kec. Sijama Polang 9. Kec. Pakkat 10. Kec. Tarabintang Gambar 2.16 Peta Wilayah Kab. Humbahas Universitas Sumatera Utara 24 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B. Potensi-potensi Gambar 2.17 Potensi-potensi di Kab. Humbahas Universitas Sumatera Utara 25 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

5. Kabupaten. Dairi

A. Gambaran Umum Ibu Kota : Sidikalang Luas : 1927,8 km 2 Jumlah Kecamatan : 1. Kec. Berampu 2. Kec. Gunung Sitember 3. Kec. Lae Parira 4. Kec. Parbuluan 5. Kec. Pegagan Hilir 6. Kec. Sidikalang 7. Kec. Siempat Nempu 8. Kec. Siempat Nempu Hilir 9. Kec. Siempat Nempu Hulu 10. Kec. Silahisabungan 11. Kec. Silima Pungga-pungga 12. Kec. Sitinjo 13. Kec. Sumbul 14. Kec. Tanah Pinem 15. Kec. Tigalingga Gambar 2.18 Peta Wilayah Kab. Dairi Universitas Sumatera Utara 26 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B. Potensi-potensi Gambar 2.19 Potensi-potensi di Kab. Dairi Universitas Sumatera Utara 27 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

6. Kab. Tanah Karo

A. Gambaran Umum Ibu Kota : Kabanjahe Luas : 2127,25 km 2 Jumlah Kecamatan : 1. Kec. Barusjahe 10. Kec. Merek 2. Kec. Berastagi 11. Kec. Munthe 3. Kec. Dolat Rayat 12. Kec. Naman Teran 4. Kec. Juhar 13. Kec. Payung 5. Kec. Kabanjahe 14. Kec. Simpang Empat 6. Kec. Kuta Buluh 15. Kec. Tigabinanga 7. Kec. Laubalen 16. Kec. Tiganderket 8. Kec. Mardingding 17. Kec. Tigapanah 9. Kec. Merdeka Gambar 2.20 Peta Wilayah Kab. Tanah Karo Universitas Sumatera Utara 28 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B. Potensi-potensi Gambar 2.21 Potensi-potensi di Kab. Tanah Karo Universitas Sumatera Utara 29 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

7. Kab. Simalungun

A. Gambaran Umum Ibu Kota : Pematang Raya Luas : 4.386,60 Km2 Jumlah Kecamatan : 1. Kec. Bandar 17. Kec. Huta Bayu Raja 2. Kec. Bandar Huluan 18. Kec. Jawa Maraja Bah Jambi 3. Kec. Bandar Masilam 19. Kec. Jorlang Hataran 4. Kec. Bosar Maligas 20. Kec. Panei 5. Kec. Dolok Batunanggar 21. Kec. Panombeian Panei 6. Kec. Dolok Panribuan 22. Kec. Pematang Bandar 7. Kec. Dolok Pardamean 23. Kec. Pematang Sidamanik 8. Kec. Dolok Silau 24. Kec. Pematang Silima Huta 9. Kec. Girsang Sipangan Bolon 25. Kec.Purba 10. Kec. Gunung Malela 26. Kec. Raya 11. Kec. Gunung Maligas 27. Kec. Raya Kahean 12. Kec. Haranggaol Horison 28. Kec. Siantar 13. Kec. Hatonduhan 29. Kec. Sidamanik 14. Kec. Silau Kahean 30. Kec. Tapian Dolok 15. Kec. Silimakuta 31. Kec. Ujung Padang 16. Kec. Tanah Jawa Universitas Sumatera Utara 30 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 2.22 Peta Wilayah Kab. Simalungun B. Potensi-potensi Gambar 2.23 Potensi-potensi di Kab. Simalungun Universitas Sumatera Utara 31 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba MATRIKS Kab. Samosir Tabel 2.1 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Samosir Universitas Sumatera Utara 32 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Kab. Toba Samosir Tabel 2.2 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Toba Samosir Kab. Tapanuli Utara Tabel 2.3 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara 33 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Kab. Humbang Hasundutan Tabel 2.4 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Humbahas Kab. Dairi Tabel 2.5 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Dairi Universitas Sumatera Utara 34 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Kab. Karo Tabel 2.6 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Karo Kab. Simalungun Tabel 2.7 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Simalungun Universitas Sumatera Utara 35 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba SUMMARY Data yang kami kumpulkan dan setelah pengerjaan matriksnya, maka didapat beberapa titik yang memiliki potensi potensi terbanyak dan yang terbaik. Gambar 2.24 Potensi-potensi yang terfavorit Terdapat beberapa titik yang diusulkan dan keterangan mengenai potensi- potensi apa saja pada titik-titik tersebut. Setelah melakukan diskusi dan mengulas kembali data data yang ada akhirnya titik-titik tersebut lebih terselektif. Gambar 2.25 Potensi-potensi yang dipilih Universitas Sumatera Utara 36 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Terdapat 4empat titik akhir yang menjadi usulan kami dalam menghadapi Preview 1. Adapun titik-titik tersebut adalah Pantai Pasir Putih Parbaba, G. Pusuk Buhit, Air terjun Sipiso-piso, dan terakhir Danau Sidihoni. Pada pencapaian akhir sebelum kami memasuki preview 1 kami membuat penzoningan usulan fungsi pada keempat titik tersebut. Gambar 2.26 Rencana Pengembangan Lokasi Kaki Gunung Pusuk Buhit Universitas Sumatera Utara 37 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 2.27 Rencana Pengembangan Lokasi Air Terjun Sipiso-piso Gambar 2.28 Rencana Pengembangan Lokasi Pantai Pasir Putih Parbaba Universitas Sumatera Utara 38 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 2.29 Rencana Pengembangan Lokasi Danau Sidihoni Universitas Sumatera Utara 39 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Preview 1 Persiapan preview 1 sudah selesai. Pada saat itu persiapan kami dari mulai mencari data mengenai potensi potensi apa saja yang di punyai 7tujuh kabupaten lalu merangkumnya dalam sebuah matriks, sampai menentukan dan mengusulkan usulan fungsi pada titik akhir yang kami pilih sebelum preview 1. Sampailah dihari preview 1 dimana kami mempresentasikan data dan menjelaskan mengenai bagaimana usulan kami mengenai 4 titik yang menjadi usulan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba kami. Setelah presentasi kami mendapatkan beberapa kritik dan saran dari dosen penguji.

A. Kritik

Pada presentasi dari awal kami tidak ada menjelaskan apa itu Geopark, bagaimana dia berfungsi, dan bagaimana kaitannya dengan Tema Sustainable dan Sybiosiss.

B. Saran

Kelompok kami mendapatkan saran yang sangat penting dan sangat bagus. Seperti halnya pada perancanaan Geopark, mungkin pada akhirnya kami tidak perlu mengeluarkan design namun lebih kepenataan dan pengembangan bagaimana menghasilkan Geopark Kaldera Toba tersebut menjadi tempat yang dapat mengembangkan potensi luar biasa pada Danau Toba. Hal ini bisa berupa bagaimana wisatawan dapat nyaman dan dapat menikmati semua fasilitas yang diusulkan namun tetap dapat merasakan suasana Danau Toba itu sendiri. Paket perjalanan bagi pengunjung yang ingin wisata maupun bagi mereka yang tujuannya untuk edukasi. Hal tersebut juga berupa saran yang diberikan dosen penguji kami dikarenakan bagai mana para pengunjung yang ingin datang melalui jalur travel. Pada kebanyakan travel biasanya menawarkan berbagai paket wisata pada para wisatawan sehingga menjadi daya tarik sendiri. Pengembangan dari sebuah tema besar yaitu Sustainable and symbiosiss. Pengembangan tema besar ini juga harus di perkuat lagi bahkan juga bisa berupa menimbulkan sebuah tema yang lebih spesifik lagi. Tujuannya agar benang merah akan timbul pada setiap rancangan kami kedepannya. Universitas Sumatera Utara 40 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba BAB III MELIHAT DENGAN MATA HATI Setelah melalui preview I dengan hasil yang kurang maksimal, perancang dan tim merasa belum mendapat arahan yang jelas mengenai produk akhir dari proyek geopark ini. Proses pengerjaan perancangan kembali stak pada posisi yang sama seperti sebelum preview I. Secara perlahan akhirnya perancang dan tim memberanikan diri untuk mengambil keputusan dalam rangka persiapan menuju preview II. Permasalahan pemilihan site yang terlalu acak dan tidak memiliki landasan dikaji ulang. Setelah melakukan diskusi dengan dosen pembimbing, akhirnya didapatkan cara memilih site berdasarkan data potensi yang telah dikumpulkan.dengan sistem over layer. Sistem ini dilakukan dengan mengumpulkan potensi-potensi tiap kabupaten dan mengelompokkan potensi- potensi yang berada dalam kawasan berdekatan. Pada awalnya potensi-potensi yang telah didaftar dimasukkan kedalam peta ketujuh kabupaten dalam rupa simbol, sehingga didapat area terpilih yang memilki simbol terbanyak yang berkumpul dalam satu kawasan. Site yang menjadi prioritas untuk dikembangkan adalah kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir dan juga kawasan disekitarnya. Dengan tidak meninggalkan daerah yang lain, untuk tahap pertama yang dikelola adalah daerah Pangururan, kemudian untuk selanjutnya secara bertahap keseluruhan daerah yang dicakup oleh Geopark Kaldera Toba akan dikembangkan, sehingga tujuan menjadikan kawasan Danau Toba sebagai destinasi utama pariwisata Sumatera Utara dapat tercapai dengan baik. Gambar 3.1 Pembagian Layer Sesuai Spot Universitas Sumatera Utara 41 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 3.2 Penentuan dengan Sistem Overlayer Setelah melakukan sistem overlayer kami mendapatkan 5 lima kecamatan yang memiliki banyak potensi. Kec. Simanindo, Kec. Pangururan, Kec. Sianjur mulamula, Kec. Baktiraja, Kec. Muara kecamatan-kecamatan inilah yang merupakan hasil dari over layer. Sampai pada titik akhir dimana kami memutuskan mengambil satu titik lokasi sebagai pengembangan awal yaitu Kec. Pangururan, hal ini berdasarkan kecamatan yang memiliki titik paling banyak potensi untuk dikembangkan. Setelah kami mendapatkan lokasi untuk pengembangen Geopark Kaldera toba kami mengumpulkan data mengenai Kec. Pangururan. Data yang kami dapat masi kurang untuk bahan pengembangan Geopark kami dan kami juga mendapatkan dari dosen pembimbing kami untuk melakukan survey pada site yang sudah ditentukan. Kami kembali mendiskusikan bagaimana saran dari dosen kami untuk survey mengingat waktu tinggal 2 minggu lagi sebelum tanggal untuk Preview 2, sampai akhirnya kami memutuskan untuk berangkat survey lokasi. Sampailah pada hari dimana kami melakukan survey. Kami memutuskan untuk berangkat malam pada pukul 12.00 tujuannya agar kami tidak terjebak kemacetan dijalan dan pada niatan awal kami, kami hanya ingin memanfaatkan satu harian penuh untuk survey lokasi dan langsung kembali lagi kemedan. Perjalanan survey pun dimulai perjalanan panjang yang menghabiskan waktu 5 jam diperjalanan. Setelah kami sampai di Kota Pangururan kami mengetari wilayah Tanoponggol, Kota Pangururan, Danau Sidihoni, dan Gunung Pusuk Buhit, dan juga Pantai Parbaba. Kami memiliki tim yang bekerja pada bagian pengukuran lahan, juga ada yang memfoto lokasi-lokasi yang ditentukan, ada Universitas Sumatera Utara 42 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba yang sebagai driver. Bermula pada pagi hari sampai hampir sore hari kami melakukan survey lokasi, pengalaman susah bersama, bertengkar, tertawa semua kami alami saat survey dan pada akhir survey sebelum melakukan perjalanan kembali kemedan kami menutup perjalanan dengan makan bersama. Survey lokasi pada saat itu sangat berkesan dan sangat membantu mempererat hubungan tim Geopark Kaldera Toba kami. Lampiran Foto-Foto Hasil Survey Gambar 3.3 Danau Sidihoni Gambar 3.4 Pasar Pangururan Gambar 3.5 Jalan Kota Gambar 3.6 Dermaga Kota Gambar 3.7 Tano Ponggol Gambar 3.8 Pantai Pasir Putih Universitas Sumatera Utara 43 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Setelah kembali dari menjalankan survey keesokan harinya kami menyiapkan bahan untuk menghadapi Preview 2dua. Kami mendiskusikan kembali bagaimana pengembangan Geopark kami ini lalu kami mendapatkan usulan dari dosen pembimbing kami untuk mengangkat sub tema yaitu Ecotourism dimana tema ini sangat dekat kaitannya dengan Sustainable dan Symbiosis Architecture. Lalu kami menerima usulan tersebut dan menjadikannya sebagai tema pada perencanaan Geopark ini.

A. Pengertian Ecotourism

Istilah Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos-Lascurain pada tahun 1987 [2] dengan pengertian sebagai berikut : ”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations both past and present found in the areas.” ”Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan- tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.” Lalu pada tahun 1990 istilah ini juga disempurnakan oleh The International Ecotourism Society TIES [3] yaitu sebagai berikut: “Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.” ”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.” Western dalam Fendeli 1998 mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempatnya. Universitas Sumatera Utara 44 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Fenell 1999 mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus pada mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal kontrol, manfaat dan keuntungan dan skala. Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan sustainable development. Ecotourism merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada mesyarakat yang ada disekitarnya. Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar back to nature ini merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Maka pengertian Ecotourism itu sendiri adalah gabungan antara konservasi dan pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.

B. Pengelolaan Ecotourism

Ekowisata merupakan bentuk dari sebuah wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi sendiri merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu saat ini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources 1980, bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang. Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotourism adalah daerah yang masih alami dan belum terlalu banyak dicampuri oleh tangan manusia. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman [2] Hector Caballo-Lascurain , The Term of Ecotourism, 1987 [3] The International Ecotourism Society TIES, What is Ecotourism?: The Definition, 1990. Entry from : http:www.ecotourism.orgwhat-is-ecotourism Universitas Sumatera Utara 45 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Wisata,dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki objek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi UNEP, 1980 sebagai berikut: a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan; b. Melindungi keanekaragaman hayati; c. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik. Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood 1999 [4] memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet the needs of local rural populations ”. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.

C. Pengembangan Ecotourism

Dilihat dari sudut pandnag Konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan mau itu alam ataupun budayanya dan [4] Eplerwood, Succesfull Ecotourism Bussiness, The Right Approach, Kota Kinibalu Sabah : World Ecotourism and Conference. 1999 Universitas Sumatera Utara 46 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberimanfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

a. Prinsip Konservasi

Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip Konservasi juga dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Prinsip Konservasi Alam Prinsip ini memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Adapun kriteria konservasi alam antara lain:  Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi.  Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan.  Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya.  Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism.  Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan.  Mengelola usaha secara sehat. 2. Prinsip Konservasi Budaya Prinsip ini mengharuskan bagaimana masyarkat setempat juga pengunjung lebih menghargai dan menghormati ragam budaya maupun kepercayaan daerah yang dinyatakan sebagai daerah ekowisata. Universitas Sumatera Utara 47 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Kriteria konservasi budaya antara lain:  Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.  Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.  Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokohpemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata.  Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.

b. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta dapat menghormati dan menghargai nilai-nilai dari budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan. Adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut : a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata. b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata. d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata. e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata. Universitas Sumatera Utara 48 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat multi-stakeholders dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.

c. Prinsip Ekonomi

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat melakukan pengembangan pembangunan yang berimbang balance development antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan. Kriteria : a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif. b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat. c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata. d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan leakage serendah-rendahnya. e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

d. Prinsip Edukasi

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai Universitas Sumatera Utara 49 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait. Pengembangan produk ekowisata meliputi: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah. c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata. d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif. f. Prinsip Ekowisata Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata yang dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung. Adapun hal-hal yang termasuk didalamnya ialah : a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata outstanding. b. Membuat Standar Prosedur Operasi SPO untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal. d. Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa. e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar. f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan. Universitas Sumatera Utara 50 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

D. Konsep Dasar Ecotourism

Ada lima prinsip yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan ecotorusimekowisata, yaitu : a. Nature based Berbasis alam Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b. Ecologically sustainable Berkelanjutan secara ekologis Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan. c. Environmentally educative Pendidikan Lingkungan Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. d. Locally beneficial Manfaat bagi Masyarakat Lokal Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan. e. Generates tourist satisfaction Menghasilkan kepuasan wisatawan Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk memperhatikan aspek Universitas Sumatera Utara 51 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.

E. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Aspek Pencegahan Mengurangi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:  Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang  Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.  Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.  Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan itu sendiri.  Memilih Segmen Pasar yang sesuai. 2. Aspek Penanggulangan  Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of visitor.  Menentukan waktu kunjungan  Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3. Aspek Pemulihan  Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.  Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata. Universitas Sumatera Utara 52 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Usulan Konsep Rancangan GEOPARK KALDERA TOBA : 1. Konservasi ialah menjaga dan melindungi warisan alam geosite, warisan budaya; [menjadi sesuatu yang outstanding akan menjadi goal utama pada kasus ini.] 2. Revitalisasi tujuan untuk memvitalkan kembali perkampungan tradisional batak dengan mengangkat unsur-unsur tradisional Batak Toba; [tahap ini dimasukkan konsep utama ecotourism atau ekowisasta dengan memberdayakan unsur lokal. Salah satunya dengan membuat hunian bersifat homestay, sehingga turis pengunjung bisa menikmati dan merasakan gaya hidup, budaya dan adat istiadat, kuliner serta kebiasaan masyarakat lokal] 3. Relokasi dengan metode penghancuran bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi tambahan yang dinilai merusak citra lokal dan memindahkannya ke tempat yang lebih sesuai; [misalnya pada bibir pantai danau toba di kawasan parbaba, pondok- pondok atau bangunan liar melanggar GSB yang difungsikan sebagai area penjualan souvenir dan area penjualan makananminuman akan dihancurkan dan pantai akan dirancang bebas dari bangunan dengan lebar minimal 20 meter. Sehingga pantai dapat difungsikan sebagai area olahraga, area santairekreasi dan area edukasi.] 4. Edukasi pemanfaatan alam menjadi sebuah sarana pendidikan; Universitas Sumatera Utara 53 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

a. Usulan konsep MAKRO pada kawasan :

Pembagian menjadi beberapa Kluster sebisa mungkin pada setiap spotpotensi di kawasan akan mempermudah penataan dan perancangan masterplan. 1. Rencana Penataan Kawasan [secara umum] 2. Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman 3. Rencana Penataan Kawasan Akomodasi Wisata [Jembatan, Jalan, Pelabuhan, Parkir, dll] 4. Rencana Penaataan Geosite 5. Rencana Penataan Kawasan Drop Off Tracking 6. Rencana Penataan Kawasan Perkampungan Tradisional Batak Toba 7. Rencana Penataan Pengembangan Natural Hot Spring

b. Usulan konsep MESO pada kawasan Pangururan :

1. Konsep Zona Inti  Meningkatkan citra kawasan sebagai Obyek Daya Tarik Wisata Khusus [GEOPARK]  Meningkatkan image Natural Hot Spring dan balai seni tradisional batak Toba  Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi permukiman; perdagangan dan jasa; dan pariwisata 2. Konsep Zona Pendukung  Meningkatkan fungsi kawasan sebagai zona perlindungan dan pemeliharaan [konservasi]  Meningkatkan citra kawasan dengan pengembangan spot view dan jalur alternatif 3. Konsep Zona Pengembangan  Meningkatkan image kawasan sebagai obyek wisata khusus  Meningkatkan fungsi kawasan untuk mendukung zona inti  Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi permukiman dan pariwisata Universitas Sumatera Utara 54 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Gambar 3.9 Konsep Makro Setelah mengusulkan perencanaan dalam bentuk makro dan meso kami selanjutnya beralih ke usulan mikro. Dimana usulan-usulan yang diajukan akan dirancang dan ditata mengikuti keadaan kota pangururan. Adapun usulan-usulannya yaitu signage, tong sampah, gerbang tano ponggol, penataan sungai tano ponggol, souvenir shoplocal craftsmanship, gantole, beachsports, penataan hotspring, dermaga, homestay, peltakan toilet umum, shelter di area kebun raya samosir, pasar tradisional, gallery geopark, taman kota, shelter hiking, jogging dan bicycling track, agricultural field, area pemancingan, museum sejarah dan budaya, bangunan riset dan edukasi, area kuliner, green walk, dan rekreasi air. Fungsi-fungsi tersebut dirancang dan ditata tersebar diseluruh kawasan pangururan dan sekitarnya. Dengan pembagian secara random, saya mendapat fungsi penataan terusan tano ponggol, visitor center, souvenir shop, signage, trash, gate gerbang, dan homestay. Universitas Sumatera Utara 55 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

1. Visitor Center

Visitor Center merupakan sarana yang menyajikan informasi- nformasi yang mencakup seluruh kawasan wisata yang ada didaerah pariwisata tersebut. Visitor center juga berfungsi sebagai tempat untuk informasi tentang kebutuhan guide, tempat penyewaan perlengkapan kendaraan, dll serta berfungsi sebagai sentra pelayanan terpadu khusus di bidang pariwisata di Geopark Kaldera Toba. Selain itu, visitor center ini juga dilengkapi dengan sarana untuk rapatpertemuan dan sebagai tempat untuk pemutaran Filmpertunjukan dalam skala kecil. - Needs USERS ACTIVITY SPACE  Pengunjung Turis [lokal, mancanegara]  Kelompok Wisata  Retreat o Memarkirkan kendaraan o Melakukan Registrasi o Menyewa Alat o  Ruang Komunal  Ruang Pertunjukan  Parkir  KMwc  Rg. Registration  Pengelola [Karyawan]  Petugas Kebersihan  Petugas Parkir o Menyediakan kebutuhan pengunjung o Menyediakan guide,alat, dll.  Kantor Pengelola  KM wc  Pantry  Tempat Penyewaan Alat  Gudang Tabel 3.1 Needs Visitor Center Universitas Sumatera Utara 56 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba - Context Gambar 3.10 Site Visitor Center Foto Eksisting - Form Gambar 3.11 Tampak Visitor Center Universitas Sumatera Utara 57 Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

2. Integrated Resort Homestay