8
Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba
BAB II MELIHAT BUKIT, MEMANDANG DANAU
Dalam Dalam proyek ini, penulis mendapat isu proyek yaitu penataan dan pengembangan kawasan geopark kaldera toba, dimana telah didaftarkannya
kawasan danau toba menjadi salah satu geopark oleh UNESCO. Berdasarkan hal tersebut perancangan ditugaskan untuk mengkaji ulang dan merancang fasilitas-
fasilitas yang dianggap urgen untuk dipenuhi demi tujuannya sebagai warisan dunia serta kelak menjadi kawasan wisata prioritas skala nasional maupun skala
internasional sehingga penulis mengangkat judul proyek yaitu
“Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba”.
Proyek geopark ini merupakan pertama kalinya muncul dalam tugas perancangan arsitektur. Pada awal mula proyek ini diberikan, output yang
diharapkan masih belum jelas dan membingungkan, mengingat bahwa cakupan daerah geopark sangatlah luas, sementara PA 6 biasanya hanya berupa kasus
dalam lingkup kawasan yang tidak terlalu luas 4-10 Ha. Secara garis besar proyek Geopark Kaldera Toba ini bertujuan mengangkat semua potensi-potensi
yang berada ditujuh kabupaten yang termasuk dalam teritori kaldera toba. Sebagai langkah awal, dilakukan pendataan mengenai keadaan geografis dari Danau Toba
itu sendiri.
2.1. Data Eksisting Danau Toba
1. Letak Geografis dan Luas Danau
Danau toba terletak di pulau Sumatera yang berlokasi 176 Km ke arah Selatan kota Medan. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia serta Asia
tenggara. Permukaan danau berada pada ketinggian 903 dpl, dan daerah tangkapan air DTA 1.981 meter dpl. Danau toba sendiri memiliki luasan sekitar
1.103 km
2
, dengan kedalaman maksimal danau 529 m. Total luas Daerah Tangkapan Air DTA Danau Toba lebih kurang 4.311,58 km
2
.
Universitas Sumatera Utara
9
Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba
2. Iklim
DTA Danau Toba juga termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan E2. Hal ini berakibat bulan basah Curah Hujan 200 mmbulan yang juga berturut-
turut pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering Curah Hujan 100 mmbulan berturut-turut antara 2-3
bulan.
3. Curah Hujan
Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba berkisar antara 1.700 - 2.400 mmtahun. Sedangkan puncak musim hujannya
terjadi pada bulan November-Desemberdengan cakupan curah hujan antara 190- 320 mmbulan dan juga puncak musim kemarau terjadi selama bulan Juni - Juli
dengan curah hujan berkisar 54-151 mmbulan.
4. Suhu dan Kelembapan Udara
Suhu udara bulanan di EKDT ini berkisar antara 18,0 - 19,7
o
C di Balige dan antara 21,0 - 20,0
o
C di Sidamanik. Sedangkan angka kelembaban tahunannya berkisar antara 79 - 95 . Pada musim kemarau kelembaban udara cenderung
agak rendah apabila hal ini dibandingkan musim hujan. Evaporasi bulanan di EKDT ini berkisar antara 74 - 88 mmbulan. Angka evaporasi selama musim-
musim kemarau cenderung lebih tinggi dibandingkan selama musim hujan.
5. Hidrologi
Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari : a. Air hujan yang langsung jatuh ke danau ; b. Air yang berasal dari sungai-
sungai yang masuk ke danau. Sedangkan Outlet Danau Toba 1 buah yaitu Sungai Asahan.
Daerah aliran sungai Catchment Area tersebut diatas terdiri dari 26 Sub
DAS. Total jumlah sungai yang masuk ke Danau Toba adalah 289 sungai.
Dari Pulau Samosir adalah 112 sungai dan dari Daerah Tangkapan Air lainnya adalah 117 sungai.
Universitas Sumatera Utara
10
Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba
Dari 289 sungai itu, 57 diantaranya mengalirkan air secara tetap dan sisa 222 sungai lagi adalah sungai musiman intermitten.
6. Topografi