Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Bagian pembukuan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan untuk melakukan pembukuan. Untuk melaksankan tugas, bagian pembukuan
mempunyai fungsi: 1
Melakukan tata usaha pembukuan dan penyusunan perhitungan APBD 2
Melakukan verifikasi dan meneliti keabsahan SPJ dari unit kerja pemakai anggaran.
2. Faktor Pendukung Dalam Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Perangkat pendukung dalam penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat terdiri atas sumber daya manusia pegawai yang bekerja
menyajikan laporan keuangan daerah serta perangkat pendukung yang akan digunakan sehingga penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAP. Untuk
mengoperasikan perangkat pendukung berupa komputer dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintahan Kabupaten Langkat dibutuhkan
sejumlah pegawai dengan kualifikasi khusus yang dapat mengoperasikan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
Jumlah pegawai yang terdapat pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintahan Kabupaten Langkat sebanyak 47 orang. Berdasarkan tingkat
pendidikannya yang terdapat pada badan pengelolaan keuangan tersebut terdiri dari: 3 orang dengan tingkat pendidikan SMP, 9 orang dengan tingkat pendidikan
SMA, 4 orang dengan pendidikan D3, dan 31 orang dengan tingkat pendidikan S- 1. Dari pegawai yang ada tidak lebih dari 50 persen pegawai tersebut yang
mengerti dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, hal ini disebabkan karena
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
dalam mensosialisasikan sistem dan peraturan-peraturan baru menemui hambatan- hambatan dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu penyebabnya adalah
setiap pegawai yang telah mengikuti pelatihan tidak menjamin bahwa mereka telah paham dalam mengoperasikan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan
mampu membaca laporan keuangan. Disamping itu faktor individu atau keinginan untuk menguasai yang dikembannya sehingga mampu menyusun dan menyajikan
laporan keuangan sendiri masih kurang. Oleh karena itu dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintahan Kabupaten Langkat masih
menggunakan bantuan tenaga konsultan dan melakukan pendampingan dari BPK. Dari 47 orang pegawai yang terdapat pada bagian keuangan, hanya 4 orang
yang mahir dalam menjalankan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Selebihnya masih belum menguasai program aplikasi tersebut dan masih memerlukan
pengawasan dan bimbingan lebih lanjut dalam mengopersikan program aplikasi tersebut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang baik. Kondisi
ini jugalah yang sering menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintahan kabupaten Langkat.
Perngakat pendukung yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah perangakat pendukung teknis. Perangkat pendukung
teknis adalah perangkat keras hardware berupa unit komputer. Selain itu juga perangkat software yang digunakan adalah aplikasi khusus yang dinamakan
program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, yaitu suatu aplikasi yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan pemerintahan daerah dan
selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan ketika laporan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dibutuhkan. Pemerintahan daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dari 17 unit komputer dan laptop 13 unit komputer dan 4 unit laptop yang ada pada badab pengelolaan keuangan dan aset daerah, hanya 8 unit dengan
program aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Hal ini disebabkan oleh faktor pegawai sebagai user kurang layak maka komputer sebagai perangkat
pendukung teknis tidak diaktifkan, hal ini menjaga agar tidak timbulnya permasalahan baru dalam sistem. Bagi SKPD yang perangkat pendukungnya tidak
diaktifkan, maka akan menumpang pada SKPD lain yang telah aktif didalam membuat pengajuan anggaran pada masing-masing SKPD. Hal ini tentu akan
menghambat kelancaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, karena rancangan atau usulan APBD pada setiap SKPD terlambat dikirimkan
kepada Badan Pengelolaan Keuangan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Penyusunan rancanngan APBD.
3. Konversi Penyajian Laporan Keuangan Daerah