Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dibutuhkan. Pemerintahan daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dari 17 unit komputer dan laptop 13 unit komputer dan 4 unit laptop yang ada pada badab pengelolaan keuangan dan aset daerah, hanya 8 unit dengan
program aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Hal ini disebabkan oleh faktor pegawai sebagai user kurang layak maka komputer sebagai perangkat
pendukung teknis tidak diaktifkan, hal ini menjaga agar tidak timbulnya permasalahan baru dalam sistem. Bagi SKPD yang perangkat pendukungnya tidak
diaktifkan, maka akan menumpang pada SKPD lain yang telah aktif didalam membuat pengajuan anggaran pada masing-masing SKPD. Hal ini tentu akan
menghambat kelancaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, karena rancangan atau usulan APBD pada setiap SKPD terlambat dikirimkan
kepada Badan Pengelolaan Keuangan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Penyusunan rancanngan APBD.
3. Konversi Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Penyajian laporan keuangan tahun anggaran 2006 sesuai SAP dapat dilakukan dengan teknik memetakan atau konversi ketentuan-ketentuann di Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 kedalam ketentuan-ketentuan SAP.
Konversi mencakup :
a. Jenis laporan Laporan keuangan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun
2002 terdiri atas Laporan Perhitungan APBD, yaitu Nota perhitungan APBD,
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Laporan Aliran Kas, dan Neraca Daerah. Laporan keuangan menurut SAP terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan. b. Basis akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan daerah menurut Keputusan Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 adalah basis kas modifikasi.
Maksudnya transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dibukukan pada saat uang diterima atau dibayar dasar kas dan pada akhir periode dilakukan
penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian yang
dimaksud belum terealisasi. Sedangkan peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP adalah basis kas menuju akrual cash toward accrual.
Maksudnya basis kas untuk pendapatan dan beban, sedangkan basis akrual untuk aktiva, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
c. Penilaian pos-pos laporan keuangan, khususnya aktiva. d. Struktur APBD, terutama struktur belanja
e. Klasifikasi anggaran pendapatan dan belanja, serta klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas, arus kas
f. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang
baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan APBD. Catatan atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah PSAP Nomor 4 belum memperoleh porsi pengaturan secara
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
cukup dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, oleh karena itu penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan dapat langsung
mengacu kepada PSAP Nomor 4. Pada tabel berikut dapat dilihat perubahan struktur realisasi anggaran, perbedaan dengan pengkodean yang lalu, struktur
dasar kode akun dan kode rekening penganggaran antara Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 SAP.
Tabel 4.1. Struktur Realisasi Anggaran
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
Klasifikasi belanja menurut bidang kewenangan pemerintah daerah,
oraganisasi, kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja
Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah daerah, oraganisasi,
kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja
Pemisahan secara tegas antara belanja aparatur dan pelayanan
publiik Pemisahan kebutuhan belanja antara
aparatur dan pelayanan publiik tercermin dalam program dan kegiatan
Pengelompokkan BAU, BOP, dan BM cenderung menimbulkan
terjadinya tumpang tindih penganggaran
Belanja dikelompokkan belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga
sehingga mendorong terciptanya efisiensi mulai saat penganggaran
Menggabungkan antara jenis belanja sebagai input dan kegiatan dijadikan
sebagai jenis belanja Restrukturisasi jenis-jenis belanja
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2. Perbedaan Struktur APBD dengan Pengkodean Yang Lalu
Lama Baru
Strukturnya terdiri dari: Pasal dan Ayat Strukturnya terdiri dari: Rekening
Strukturnya tidak standar Strukturnya standar berbasis Gov’t
Financial Statistic Terpisah-pisah dan berorientasi pada
pos-pos Belanja dan Pendapatan Integrated, meliputi Rekening
Pendapatan, Belanja, Pembiayaan dan pos-pos Neraca
Numeric dan Alphabetic Numeric
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005
Tabel 4.3. Tabel Akun
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
1 : Pendapatan
2 : Belanja
3 : Pembiayaan
4 : Aktiva
5 : Utang
6 : Ekuitas
1 : Aset
2 : Kewajiban
3 : Ekuitas Dana
4 : Pendapatan
5 : Belanja
6 : Pembiayaan Daerah
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.4. Kode Rekening Penganggaran
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 X
XX XX
XX XX
XX XX
XX Kode Rekening anggaran,
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode bidang pemerintahan
Kode unit organisasi Kode rekening kelompok
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode Rekening jenis pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening objek pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening rincian objek pendapatan, belanja
dan pembiayaan
Kode rekening bagian belanja
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.5. Kode Rekening Penganggaran
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 X
XX XX
XX XX
XX XX
XX Kode urusan pemerintah
daerah
Kode organisasi
Kode program
Kode kegiatan
Kode akun Kode Rekening jenis
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode Rekening objek pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening rincian objek pendapatan, belanja
dan pembiayaan
Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya perubahan peraturan dari Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 ke PP Nomor 24 Tahun 2005
terjadinya perubahan struktur APBD samapai kepada kode rekening penganggarannya. Struktur APBD yang dimaksud merupakan kesatuanyang
terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan. Struktur ini diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
bertanggung jawab melakasanakan urusan pemerintah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Begitu juga dengan kode rekening sangat
dibutuhkan dalam pengklasifikasian penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, pembuatan laporan pertanggung jawaban, serta penyusunan neraca
dan arus kas. Setiap jenis belanja yang dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan
pendanaan dengan keluaran penghasilan yang diharapkan dari program dan kegiatan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut. Belanja daerah yang diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja dibagi kedalam kelompok belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah yang member manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain
meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan social. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang member manfaat dari suatu periode akuntansi. Belanja ini antara lain belanja modal untuk perlehan tanah, gedung, bangunan, peralatan, dan aset
tak berwujud. Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Perubahan jenis dan kelompok belanja dari kepmendagri No.29 Tahun 2002 ke SAP dapat digambarkan sebagai berikut :
JENIS DAN KELOMPOK BELANJA KEPMENDAGRI 292002
SAP
BELANJA ADMINISTRASI UMUM
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa
Bunga Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan BELANJA OPERASI DAN
PEMELIHARAAN Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERSANGKA BELANJA BAGI HASIL DAN
BANTUAN KEU BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja barang pakai habis Belanja Pemeliharaan
Belanja Perjalanan Bunga
Subsidi HIbah
Bantuan Sosial BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERDUGA BELANJA BAGI HASIL
Gambar 4.1. Jenis dan Kelompok Belanja
Sumber: Diolah Penulis dari Kepmendagri No.292002 dan SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
NERACA KLASIFIKASI ASET
Kepmendagri 292002 SAP
Aktiva Lancar
Belanja Dibayar Dimuka
Investasi Aktiva Tetap
Dana Cadangan Aktiva Lain-lain
Aset Lancar
Belanja Dibayar Dimuka
Investasi Jangka Panjang Aset Tetap
Dana Cadangan Aset Lainnya
Bangunan Dalam Pengerjaan
Gambar 4.2. Klasifkasi Aset
Sumber: Diolah Penulis dari Kepmendagri No.292002 dan SAP
Tabel 4.6. Tabel Pos-Pos Ekuitas
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Donasi Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009