Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
2. Laporan keuangan daerah adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi keuangan dari entitas pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang
memerlukannya. 3.
Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
daerah. 4.
Perangkat pendukung lainnya adalah ketersediaan perangkat pendukung yang akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas seperti tersedianya
software yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan insrtumen atau alat pengumpualan data sebagai berikut:
a. Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung secara lisan
dengan beberapa pihak yanng berkompeten dan berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah sehubungan dengan analisis penyajian laporan keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Langkat sesuai dengan SAP.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
b. Teknik dokumentasi, yaitu melakukan penghimpunan atas data-data sekunder
untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini, seperti laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,dan catatan atas laporan keuangan.
E. Metode Analisis Data
Dalam menganalis data, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga
memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penulisan proposal hingga ujian skripsi. Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Januari 2008 pada Bagian
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintahan Kabupaten Langkat di Jln. Teungku Amir Hamzah No. 1 Stabat.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. DATA PENELITIAN
1. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Langkat
a. Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat
Kesultanan langkat adalah salah satu Kesultanan Melayu yang ada di Sumatera. Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus
keresidenan dan kesultanan kerajaan dengan pimpinan pemerintah yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Pada
awal kemerdekaan Republik Indonesia Sumatera dipimpin oleh seorang gubernur yaitu Mr.T.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan
dengan asisten residen atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur NST yang
berkedudukan di Binjai dengan kepala pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan,
dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.
Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
kepala daerahnya Bupati Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 tiga kewedanan yaitu :
1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai 2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura
3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana
Camat sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher Pak Wongso dan
selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat.
b. Letak Geografis
Secara geografis, kabupaten Langkat terletak pada 3,14º- 4,13º Lintang Utara dan 97,52º- 98,85º Bujur Timur. Topografinya sangat beragam mulai dari 0 – 4
meter hingga 3 – 1200 meter dari permukaan laut. Awalnya Kabupaten Langkat beribukota di Binjai. Namun setelah Binjai menjadi Kotamadya, ibukotanya
dipindahkan ke Kecamatan Stabat. Dengan luasnya yang begitu besar yakni 626.329 Ha. Kabupaten Langkat dibagi atas 20 kecamatam, 226 desa dan 34
kelurahan yang dibagi atas 3 wilayah pembangunan. Batas-batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh - Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II karo.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
- Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang - Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh Aceh Tengah
Jumlah penduduk Langkat tahun 2006 tercatat 1.013.849 jiwa, yang sebagian besar 567.955 berada di usia produktif. Laju pertumbuhan penduduk 1,58 persen
jauh dibawah rata-rata pertumbuhan nasional yang 2 persen, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,14 persen sedangkan jumlah rumah tangga yang ada sebanyak
235.760 KK dan kepadatan penduduk 161,87 jiwakm² dengan anggaran APBD di tahun 2006 adalh sebesar Rp. 663.903.528.154,44. yang lebih besar tentu
berkonsekuensi pada semakin besarnya jumlah tenaga kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Pendapatan terbesar dari Kabupaten Langkat yang memiliki
motto “Bersatu Sekata Berpadu Jaya” ini masih diperoleh dari sektor pertanian dan perkebunan. Lebih dari 40 persen sektor perkebunan memberikan kontribusi
bagi pendapatan Kabupaten Langkat.
c. Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Langkat
Visi Pemerintahan Kabupaten Langkat dirumuskan dan ditetapkan adalah Terwujudnya Kabupaten Langkat Yang Maju dan Sejahtera
Visi
Maju:
1 Masyarakat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan
bertaqwa
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
2 Memiliki rasa kebersamaan
3 Masyarakat bermoral, beretika dan berbudaya
4 Masyarakatnya yang menghormati norma hukum dan penegakan hak azasi
manusia. 5
Masyarakat yang demokratis, yang mengerti hak dan kewajiban serta bertanggungjawab.
6 Masyarakat yang mempunyai rasa memiliki
Sejahtera:
1 Terpenuhi kebutuhan hidup normatif sandang, pangan, pendidikan dan
kesehatan 2
Masyarakat hidup di lingkungan yang aman bebas dari rasa takut dan ancaman.
3 Masyarakat yang mampu mengatasi tantangan dan permasalahan mendasar
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
MISI
1 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik good governance
2 Mewujudkan kehidupan sosial, budaya politik yang sehat dan
demokratis. 3
Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
4 Meningkatkan pemanfaatan seluruh sumber daya daerah menuju ekonomi
kerakyatan 5
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM melalui pendidikan yang berkesinambungan dan disiplin.
Misi 1 :
Misi ini merupakan upaya mewujudkan pemerintahan yang baik, pada era ini tidak cukup hanya mengacu kepada ketentuan ketentuan yang telah baku saja
namun harus berinteraksi dengan komponen komponen diluar pemerintahan.
Misi 2 :
Misi ini agar terciptannya tatanan kehidupan sosial, kesehatan yang optimal, budaya yang religius, kehidupan sosial politiuk yang demokratis, tegaknya
surpremasi hukum dan moralitas dalam suasana keamanan dan ketertiban yang stabil.
Misi 3 :
Misi ini merupakan upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan diharapkan dapat mempertahankan Asean Hertage Warisan Asean pada kawasan
konservasi.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Misi 4 :
Misi ini merupakan potensi sumber daya alam dan potensi geografis yang strategis memiliki keunggulan komparatif. Hal tersebut tidak berguna jika tidak
dibarengi dengan kebijakan kedepan yang dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompeti
Misi 5:
Misi ini peningkatan kualitas SDM sebagai salah satu prasayarat tinggal tandas pembangunan daerah, tidak hanya berorientasi pada pendidikan formal tetapi juga
pendidikan informal.
d. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Langkat dan Uraian
Jabatan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Penyusunan struktur organisasi dalam suatu organisasi sangat penting
dilakukan, guna mempermudah pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan. Struktur organisasi menunjukan tata hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-
bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu struktur
organisasi.
1 Bupati
Bupati Pemerintahan Kabupaten Langkat selaku kepala pemerintahan daerah adalah pemegang kekuasaan pegelolaan keuangan daerah dan mewakili PEMDA
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pemegang kekuasaan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud mempunyai wewenang sebagai berikut:
a Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD
b Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah
c Menetapkan kekuasaan penggunaan anggaran barang
d Menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
e Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah f
Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
g Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah h
Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
2 Sekretaris daerah
Sekretaris Daerah Kabupaten mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,
organisasi, dan tata laksana serta membantu pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah kabupaten. Untuk melaksanakan tugas, sekretaris daerah
kabupaten mempunyai fungsi: a
Pengkoordinasi perumusan kebijakan pemerintah daerah b
Penyelenggara administrasi pemerintahan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
c Pengelola sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana
pemerintahab kabupaten d
Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah e
Menyusun serta menyiapkan Renstra, Renja dan Lakip Sekretaris Daerah Kabupaten
Untuk melaksanakan tugas, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas:
a Menyusun program di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah, b
Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah,
c Melaksanakan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah,
d Melaksanakan pelayanan penunjang terhadap penyelenggaraan keuangan
dan kekayaan daerah oleh instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, e
Memfasilitasi penyelenggaraan keuangan dan aset daerah Pemerintah KabupatenKota,
f Memberdayakan aparatur dan menjalin hubungan kerja dengan mitra
kerja dibidang pengelolaan keuangan dan aset serta menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi pelaksana pengelolaan pendapatan, belanja, kekayaan daerah, serta pemegang kas daerah.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari:
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
a Bagian Pendapatan
Bagian pendapatan mempunyai fungsi perencanaan, penelitian, pengembangan, monitoring dan evaluasi pendapatan daerah yang bersumber
dari Pajak Daerah, penerimaan retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dari Pemerintah Pusat.
Bagian pendapatan mempunyai tugas : 1
Menyusun program kerja bagian pendapatan; 2
Merumuskan perencanaan dan pengembangan untuk meningkatkan pendapatan dan penerimaan;
3 Menyusun kebijakan teknis pemungutan pajak daerah meliputi pendataan,
penetapan, penerimaan, penyetoran dan penagihan; 4
Meneliti dan mengevaluasi tata cara pemungutan, pemasukan, pengumpulan, pembukuan dan menyusun, laporan pajak daerah serta
menyelesaikan sengketa serta keberatan pajak daerah; 5
Menyelenggarakan pemungutan penagihan, pemasukan dan pengumpulan retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan bagi hasil pajak dan
bukan pajak dari pemerintah pusat; 6
Melaksanakan kebijaksanaan teknis di bidang retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak dari
Pemerintah Pusat;
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
7 Melaksanakan monitoring, pengendalian, pengawasan dan evaluasi tata
cara pemungutan, pemasukan, pengumpulan, pembukuan dan menyusun laporan retribusi dan pendapatan lain-lain;
8 Melaksanakan monitoring, pengendalian, pengawasan dan evaluasi tata
cara pemungutan, pemasukan, pengumpulan, pembukuan dan menyusun laporan retribusi dan pendapatan lain-lain;
9 Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan program bagian
pendapatan. b
Bagian perbendaharaan dan gaji Bagian perbendaharaan dan gaji mempunyai tugas:
1 Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis administrasi keuangan,
ketentuan bidang keuangan dan penerbitan surat perintah penagihan, penerimaan, membayar uang serta menguji kebenaran penagihan, meminta
pertanggungjawaban uang kepada pengguna anggaran serta memverifikasikan meneliti kebenarannya
2 Menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk teknis administrasi
pelaksanaan pembayaran gaji pegawai Untuk melaksanakan tugas, bagian perbendaharaan dan gaji mempunyai
fungsi: a
Menerbitkan dan memeriksa surat perintah penagihanpenerimaan dan surat perintah membayar utang dan mengumpulkan bahan penyusunan
APBD
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
b Menerbitkan dan memeriksa SPMU dan mengumpulkan bahan
penyusunan laporan anggaran belanja pegawai c
Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan dan pembinaan petunjuk teknis perbendaharaan dan tata usaha pelaksanaan pembayaran
gaji d
Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan kenaikan gaji berkala pegawai secara otomatis kedalam daftar gaji untuk dapat dibayar kepada
pegawai setiap bulannya dan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah.
e Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan serta pelaksanaan
pembayaran yang berkenaan dengan kenaikan gaji, perubahan gaji, tunjangan dan lain-lain
f Meminta pertanggungjawaban uang kepada pengguna anggaran serta
memverifikasikan meneliti kebenarannya c
Bagian Anggaran Bagian anggaran mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana
APDB dan perubahan APBD, serta nota keuangan yang akan disampaikan kepada DPRD Kabupaten Langkat dan petunjuk pelaksanaan APBD
Untuk menyelenggarakan tugas, bagian anggaran mempunyai fungsi: 1
Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan APBD 2
Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan perencanaan dan perubahan APBD
3 Menyiapkan bahan dan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan APBD
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
4 Menerbitkan Surat Keterangan Otorisasi SKO
d Bagian Pengelolaan Aset
Bagian Pengelolaan Aset Daerah mempunyai fungsi penilaian pemberdayaan dan mengoptimalkan aset daerah, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan dan
pengelolaan aset daerah, serta pembinaan Badan Usaha Milik Daerah BUMD
Untuk melaksanakan fungsinya, bagian Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas :
1 menyusun program kerja bidang Pengelolaan Aset Daerah; 2 merencanakan pengelolaan aset daerah;
3 mengkaji dan menilai aset daerah; 4 menyimpan dan memelihara aset daerah;
5 merumuskan kebijakan pengelolaan aset daerah; 6 memberdayakan dan mengoptimalkan aset daerah;
7 melaksanakan pembinaan administrasi, Bidang Usaha Milik Daerah BUMD yang terdiri dari perusahaan Daerah, Bank Pembangunan
Daerah, dan Badan Usaha Kredit Pedesaan BUKP; 8 menganalisis dan mengevaluasi posisi keuangan BUMD;
9 mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan program Bidang Pengelolaan Aset Daerah
e Bagian Pembukuan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Bagian pembukuan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan untuk melakukan pembukuan. Untuk melaksankan tugas, bagian pembukuan
mempunyai fungsi: 1
Melakukan tata usaha pembukuan dan penyusunan perhitungan APBD 2
Melakukan verifikasi dan meneliti keabsahan SPJ dari unit kerja pemakai anggaran.
2. Faktor Pendukung Dalam Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Perangkat pendukung dalam penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat terdiri atas sumber daya manusia pegawai yang bekerja
menyajikan laporan keuangan daerah serta perangkat pendukung yang akan digunakan sehingga penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAP. Untuk
mengoperasikan perangkat pendukung berupa komputer dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintahan Kabupaten Langkat dibutuhkan
sejumlah pegawai dengan kualifikasi khusus yang dapat mengoperasikan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
Jumlah pegawai yang terdapat pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintahan Kabupaten Langkat sebanyak 47 orang. Berdasarkan tingkat
pendidikannya yang terdapat pada badan pengelolaan keuangan tersebut terdiri dari: 3 orang dengan tingkat pendidikan SMP, 9 orang dengan tingkat pendidikan
SMA, 4 orang dengan pendidikan D3, dan 31 orang dengan tingkat pendidikan S- 1. Dari pegawai yang ada tidak lebih dari 50 persen pegawai tersebut yang
mengerti dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, hal ini disebabkan karena
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
dalam mensosialisasikan sistem dan peraturan-peraturan baru menemui hambatan- hambatan dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu penyebabnya adalah
setiap pegawai yang telah mengikuti pelatihan tidak menjamin bahwa mereka telah paham dalam mengoperasikan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan
mampu membaca laporan keuangan. Disamping itu faktor individu atau keinginan untuk menguasai yang dikembannya sehingga mampu menyusun dan menyajikan
laporan keuangan sendiri masih kurang. Oleh karena itu dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintahan Kabupaten Langkat masih
menggunakan bantuan tenaga konsultan dan melakukan pendampingan dari BPK. Dari 47 orang pegawai yang terdapat pada bagian keuangan, hanya 4 orang
yang mahir dalam menjalankan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Selebihnya masih belum menguasai program aplikasi tersebut dan masih memerlukan
pengawasan dan bimbingan lebih lanjut dalam mengopersikan program aplikasi tersebut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang baik. Kondisi
ini jugalah yang sering menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintahan kabupaten Langkat.
Perngakat pendukung yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah perangakat pendukung teknis. Perangkat pendukung
teknis adalah perangkat keras hardware berupa unit komputer. Selain itu juga perangkat software yang digunakan adalah aplikasi khusus yang dinamakan
program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, yaitu suatu aplikasi yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan pemerintahan daerah dan
selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan ketika laporan
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dibutuhkan. Pemerintahan daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dari 17 unit komputer dan laptop 13 unit komputer dan 4 unit laptop yang ada pada badab pengelolaan keuangan dan aset daerah, hanya 8 unit dengan
program aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Hal ini disebabkan oleh faktor pegawai sebagai user kurang layak maka komputer sebagai perangkat
pendukung teknis tidak diaktifkan, hal ini menjaga agar tidak timbulnya permasalahan baru dalam sistem. Bagi SKPD yang perangkat pendukungnya tidak
diaktifkan, maka akan menumpang pada SKPD lain yang telah aktif didalam membuat pengajuan anggaran pada masing-masing SKPD. Hal ini tentu akan
menghambat kelancaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, karena rancangan atau usulan APBD pada setiap SKPD terlambat dikirimkan
kepada Badan Pengelolaan Keuangan Sekretariat Daerah selaku Ketua Tim Penyusunan rancanngan APBD.
3. Konversi Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Penyajian laporan keuangan tahun anggaran 2006 sesuai SAP dapat dilakukan dengan teknik memetakan atau konversi ketentuan-ketentuann di Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 kedalam ketentuan-ketentuan SAP.
Konversi mencakup :
a. Jenis laporan Laporan keuangan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun
2002 terdiri atas Laporan Perhitungan APBD, yaitu Nota perhitungan APBD,
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Laporan Aliran Kas, dan Neraca Daerah. Laporan keuangan menurut SAP terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan. b. Basis akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan daerah menurut Keputusan Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 adalah basis kas modifikasi.
Maksudnya transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dibukukan pada saat uang diterima atau dibayar dasar kas dan pada akhir periode dilakukan
penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian yang
dimaksud belum terealisasi. Sedangkan peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP adalah basis kas menuju akrual cash toward accrual.
Maksudnya basis kas untuk pendapatan dan beban, sedangkan basis akrual untuk aktiva, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
c. Penilaian pos-pos laporan keuangan, khususnya aktiva. d. Struktur APBD, terutama struktur belanja
e. Klasifikasi anggaran pendapatan dan belanja, serta klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas, arus kas
f. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang
baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan APBD. Catatan atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah PSAP Nomor 4 belum memperoleh porsi pengaturan secara
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
cukup dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, oleh karena itu penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan dapat langsung
mengacu kepada PSAP Nomor 4. Pada tabel berikut dapat dilihat perubahan struktur realisasi anggaran, perbedaan dengan pengkodean yang lalu, struktur
dasar kode akun dan kode rekening penganggaran antara Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 SAP.
Tabel 4.1. Struktur Realisasi Anggaran
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
Klasifikasi belanja menurut bidang kewenangan pemerintah daerah,
oraganisasi, kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja
Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah daerah, oraganisasi,
kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja
Pemisahan secara tegas antara belanja aparatur dan pelayanan
publiik Pemisahan kebutuhan belanja antara
aparatur dan pelayanan publiik tercermin dalam program dan kegiatan
Pengelompokkan BAU, BOP, dan BM cenderung menimbulkan
terjadinya tumpang tindih penganggaran
Belanja dikelompokkan belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga
sehingga mendorong terciptanya efisiensi mulai saat penganggaran
Menggabungkan antara jenis belanja sebagai input dan kegiatan dijadikan
sebagai jenis belanja Restrukturisasi jenis-jenis belanja
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2. Perbedaan Struktur APBD dengan Pengkodean Yang Lalu
Lama Baru
Strukturnya terdiri dari: Pasal dan Ayat Strukturnya terdiri dari: Rekening
Strukturnya tidak standar Strukturnya standar berbasis Gov’t
Financial Statistic Terpisah-pisah dan berorientasi pada
pos-pos Belanja dan Pendapatan Integrated, meliputi Rekening
Pendapatan, Belanja, Pembiayaan dan pos-pos Neraca
Numeric dan Alphabetic Numeric
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005
Tabel 4.3. Tabel Akun
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
1 : Pendapatan
2 : Belanja
3 : Pembiayaan
4 : Aktiva
5 : Utang
6 : Ekuitas
1 : Aset
2 : Kewajiban
3 : Ekuitas Dana
4 : Pendapatan
5 : Belanja
6 : Pembiayaan Daerah
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.4. Kode Rekening Penganggaran
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 X
XX XX
XX XX
XX XX
XX Kode Rekening anggaran,
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode bidang pemerintahan
Kode unit organisasi Kode rekening kelompok
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode Rekening jenis pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening objek pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening rincian objek pendapatan, belanja
dan pembiayaan
Kode rekening bagian belanja
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.5. Kode Rekening Penganggaran
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 X
XX XX
XX XX
XX XX
XX Kode urusan pemerintah
daerah
Kode organisasi
Kode program
Kode kegiatan
Kode akun Kode Rekening jenis
pendapatan, belanja dan pembiayaan
Kode Rekening objek pendapatan, belanja dan
pembiayaan
Kode Rekening rincian objek pendapatan, belanja
dan pembiayaan
Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya perubahan peraturan dari Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 ke PP Nomor 24 Tahun 2005
terjadinya perubahan struktur APBD samapai kepada kode rekening penganggarannya. Struktur APBD yang dimaksud merupakan kesatuanyang
terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan. Struktur ini diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
bertanggung jawab melakasanakan urusan pemerintah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Begitu juga dengan kode rekening sangat
dibutuhkan dalam pengklasifikasian penyusunan rencana anggaran, penatausahaan, pembuatan laporan pertanggung jawaban, serta penyusunan neraca
dan arus kas. Setiap jenis belanja yang dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan
pendanaan dengan keluaran penghasilan yang diharapkan dari program dan kegiatan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut. Belanja daerah yang diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja dibagi kedalam kelompok belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah yang member manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain
meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan social. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang member manfaat dari suatu periode akuntansi. Belanja ini antara lain belanja modal untuk perlehan tanah, gedung, bangunan, peralatan, dan aset
tak berwujud. Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang.
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
Perubahan jenis dan kelompok belanja dari kepmendagri No.29 Tahun 2002 ke SAP dapat digambarkan sebagai berikut :
JENIS DAN KELOMPOK BELANJA KEPMENDAGRI 292002
SAP
BELANJA ADMINISTRASI UMUM
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa
Bunga Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan BELANJA OPERASI DAN
PEMELIHARAAN Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERSANGKA BELANJA BAGI HASIL DAN
BANTUAN KEU BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja barang pakai habis Belanja Pemeliharaan
Belanja Perjalanan Bunga
Subsidi HIbah
Bantuan Sosial BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERDUGA BELANJA BAGI HASIL
Gambar 4.1. Jenis dan Kelompok Belanja
Sumber: Diolah Penulis dari Kepmendagri No.292002 dan SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
NERACA KLASIFIKASI ASET
Kepmendagri 292002 SAP
Aktiva Lancar
Belanja Dibayar Dimuka
Investasi Aktiva Tetap
Dana Cadangan Aktiva Lain-lain
Aset Lancar
Belanja Dibayar Dimuka
Investasi Jangka Panjang Aset Tetap
Dana Cadangan Aset Lainnya
Bangunan Dalam Pengerjaan
Gambar 4.2. Klasifkasi Aset
Sumber: Diolah Penulis dari Kepmendagri No.292002 dan SAP
Tabel 4.6. Tabel Pos-Pos Ekuitas
Kepmendagri No.29 Tahun 2002 SAP
Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Donasi Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan
Sumber: Diolah penulis dari Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
4. Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Berikut ini akan disajikan Laporan Keuangan Tahun 2006 Pemerintahan Kabupaten Langkat:
a. Laporan Realisasi Anggaran
PEMERITAH KABUPATEN LANGKAT LAPORAN PERHITUNGAN APBD
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 AUDITED
URAIAN TAHUN ANGGARAN 2006
ANGGARAN REALISASI
1 2
3 A.
PENDAPATAN I.
Pendapatan Asli Daerah
1. Pendapatan Pajak Daerah
11.718.300.000,00 9.640.258.663,60
2. Pendapatan Retribusi
5.132.290.000,00 4.344.634.675,00
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
3.814.000,00 4.655.609.949,84
Sub Jumlah 20.664.590.000,00
18.640.503.288,44 II.
Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat
1. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
108.587.287.319,00 128.013.886.166,00
2. Dana Alokasi Umum
484.070.000.000,00 484.070.000.000,00
3. Dana Aloksai Khusus
29.699.138.700,00 29.699.138.700,00
4. Bantuan Keuangan
3.480.000.000,00 3.480.000.000,00
Sub Jumlah 625.836.426.019,00
645.263.024.866,00 III.
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Bantuan Dana Adhos dari Pemerintah
Pusat -
- 2.
Dana Darurat -
-
Sub Jumlah -
- TOTAL PENDAPATAN
646.501.016.019,00 663.903.528.154,44
B. PENDAPATAN
I. Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai
341.635.930.857,00 299.412.148.549,10
2. Belanja Barang
79.022.521.329,00 75.922.587.126,00
3. Belanja Perjalanan Dinas
13.145.785.000,00 12.311.869.684,00
4. Belanja Pemeliharaan
79.189.984.435,00 75.873.672.467,00
5. Belanja Subsidi
- -
6. Belanja Operasional
- -
Total Belanja Operasional 512.994.221.621,00
463.520.277.826,10 II.
Pendapatan Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat
1. Belanja Aset Tetap-Publik
92.821.009.565,00 87.569.971.200,00
2. Belanja Aset Tetap-Aparatur
12.505.525.860,00 12.073.839.430,00
Total Belanja Modal 105.326.535.425,00
99.643.810.630,00
Silka Hartina : Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2009. USU Repository © 2009
URAIAN TAHUN ANGGARAN 2006
ANGGARAN REALISASI
1 2
3 III.
Belanja Bagi Hasil Pajak Kepada Pemerintah Desa
1.962.000.000,00 1.962.000.000,00
IV. Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa
3.100.000.000,00 3.100.000.000,00
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Masyarakat
11.331.700.000,00 20.135.135.000,00
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Profesi
5.072.711.500,00 4.548.309.300,00
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kecamatan 130.000.000,00
130.000.000,00
Total Belanja Bantuan Keuangan 30.634.411.500,00
28.013.444.500,00 V.
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga 200.000.000,00
- TOTAL BIAYA
651.117.168.546,00 593.139.532.956,10
C. SURPLUSDEFISIT