Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belanja Modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan Halim, 2004:73. Belanja Modal memiliki karakteristik spesifik yang menunjukkan adanya berbagai pertimbangan dalam pengalokasianya. Belanja Modal yang dilakukan pemerintah daerah diantaranya Pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatantransportasi, sehingga masyarakat juga memiliki manfaat dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas diberbagai sektor. Produktivitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi. Dalam era desentralisasi fiskal diharapakan terjadinya peningkatan pelayanan diberbagai sektor terutama sektor publik. Konsekuesinya, pemerintah perlu untuk memberikan alokasi belanja yang lebih besar untuk tujuan ini. Dalam penciptaan kemandirian daerah, pemerintah daerah harus beradaptasi dan berupaya meningkatkan mutu pelayanan publik dan perbaikan dalam berbagai sektor. Tuntutan untuk mengubah struktur belanja menjadi semakin kuat, Khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah Halim, 2001. Dalam upaya peningkatan kemandirian daerah pemerintah daerah juga dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektoryang produktif di daerah. Pelaksanaan otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Perimbangan keuangan tersebut tercermin dengan adanya dana perimbangan. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dengan adanya hak otonomi daerah yang disertai perimbangan keuangan pusat-daerah, diharapkan tiap daerah mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya dalam perkembangannya kedua regulasi ini diperbaharui dengan UU No. 32 tahun 2004 dan UU No 33 tahun 2004 menjadi babak baru terkait dengan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Daerah kabupaten dan kota diberikan kewenangan yang lebih luas dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki. Mardiasmo 2005 menyatakan bahwa daerah tidak lagi sekedar menjalankan instruksi dari pemerintah pusat, tetapi dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam mengoptimalkan potensi yang selama ini sebelum otonomi dapat dikatakan terpasung. Yang bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan derah. Gambaran citra kemandirian daerah dalam berotonomi daerah dapat diketahui dari seberapa besar kemampuan dari pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. pemerintahan, pembangunan daerah, dan pelayanan kepada masyarakat daerah. Disamping itu untuk menunjukkan kemampuan untuk bersaing secara sehat dengan daerah lain. Dalam UU No.32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan pemerintah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, Dan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dan sumberdaya alam. Disamping dana perimbangan tersebut, pemerintah daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah PAD, pembiayaan, dan lain-lain Maimunah, 2006. Transfer Pemerintah Pusat berupa Dana Perimbangan dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam pembangunan dan menjadi komponen pendapatan daerah yang digunakan untuk menjalankan pemerintahan disamping pendapatan daerah yang lain. Kontribusi pendapatan asli daerah dalam memenuhi alokasi dana untuk belanja daerah sebenarnya harus menjadi sumber dana utama untuk menjalankan pembangunan daerahnya, namun pada kenyataanya pemerintah daerah belum mampu mengoptimalkan potensi daerahnya untuk menggali sumber pendapatan daerah. Pemerintah Daerah masih saja bergantung terhadap bantuan pusat dan provinsi dalam menjalankan pemerintahan, ini berarti bahwa daerah otonom belum sepenuhnya berhasil menjalankan tugasnya sebagai daerah otonomi. Untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal dan adanya kebutuhan pendanaan daerah yang cukup besar, pemerintah memberikan dana perimbangan yang merupakan transfer pemerintah pusat. Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. Kondisi pemerintahan kabupaten kota di Provinsi Sumatera Utara juga demikian. Transfer Pemerintah Pusat dioptimalkan sebagai potensi pendapatan yang dimiliki untuk memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah. Bantuan pemerintah pusat dan provinsi masih sangat diharapkan dalam menutupi sebagian besar pengeluaran pemerintah daerah. Pemerintahan kabupaten kota di Sumatera Utara masih harus bekerja keras dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah yang dimiliki, untuk mewujudkan tujuan dari otonomi daerah, yaitu mampu meningkatkan kemandirian daerah dalam menjalankan pemerintahannya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota di Sumatera Utara”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: “apakah Transfer Pemerintah Pusat yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh terhadap belanja Modal pemerintah KabupatenKota di Sumatera Utara?” Dana Alokasi Khusus tidak termasuk kedalam variabel penelitian ini walaupun dana alokasi khusus termasuk kedalam transfer pemerintah pusat. Karena dana alokasi khusus dipergunakan untuk pembiayaan yang bersifat Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. khusus. Menurut Ham Widjaja 2004:43, “Dana Alokasi khusus adalah dana yang disediakan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus”. Tiga kriteria kebutuhan khusus yang ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku: 1. kebutuhan tidak dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus dana alokasi umum DAU, 2. kebutuhan merupakan komitmen atau prioritas nasioanal, 3. kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dalam penghijauan oleh daerah penghasil. Dana Alokasi Khusus pada dasarnya merupakan transfer yang bersifat spesifik untuk tujuan-tujuan yang sudah digariskan. Jadi Dana Alokasi Khusus tidak berhubungan dengan belanja modal.

C. Tujuan Penelitian