Dana Bagi Hasil Pajak

Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. d. Porsi daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud diatas merupakan proporsi bobot daerah kabupatenkota diseluruh indonesia. Dana alokasi umum DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah, sehingga perbedaan antara daerah yang maju dengan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil.

2. Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, dan Pajak Penghasilan Pasal 21. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang dikenakan atas objek pajak bumi dan bangunan adalah sebesar 0,5. Dasar pengenaan pajaknya adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. Dasar perhitungan pajaknya adalah Nilai Jual Kena Pajak NJKP yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100. Ketentuan dalam peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2002: a. Sebesar 40 dari NJOP untuk objek pajak perkebunan, pajak kehutanan, dan pertambangan, b. Untuk objek pajak lainya sebesar 40 dari NJOPnya Rp1.000.000.000,00 atau lebih, dan 20 dari NJOP apabila NJOP kurang dari Rp1.000.000.000,00. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan penyaluranya diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan peraturan perundang- Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. undangan yang berlaku adalah Peraturan Pemerintah tentang pembagian hasil penerimaan PBB antara pusat dan daerah dan Keputusan Menteri keuangan yang menindak lanjuti peraturan pemerintah tersebut. Penerimaan negara dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi dengan imbangan 20 untuk pemerintah pusat dan 80 untuk daerah. Dana Bagi Hasil Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan DBH BPHTB untuk daerah sebesar 80 dibagi untuk daerah dengan rincian: a. 16 untuk provinsi yang bersangkutan b. 64 untuk kabupatenkota yang bersangkutan Selanjutnya bagian pemerintah sebesar 20 dialokasikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota. Bagian pemerintah dari penerimaan BPHTB Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupatenkota di seluruh Indonesia. Alokasi pembagian didasarkan atas realisasi penerimaan BPHTB tahun anggaran berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyaluran dan penerimaan BPHTB diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan. Dana Bagi Hasil dari penerimaan PPh pasal 25 dan pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri WPOPDN dan PPh pasal 21 dibagi dengan imbangan 60 untuk kabupatenkota dan 40 untuk provinsi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan pasal 8 PP Nomor 55 tahun 2005 tentang dana perimbangan, “Penerimaan negara dari PPh WPOPDN Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPH pasal 21 dibagikan kepada daerah sebesar 20 Gunawan Simanjuntak : Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Belanja Modal Pemerintah KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2010. dengan rincian 8 untuk provinsi yang bersangkutan dan 12 untuk kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan”.

3. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam