35
C. Kesehatan Mental
Ada  suatu  dimensi  yang  menarik  didalam  diri  manusia  dan  berpengaruh  besar dalam  kehidupan  manusia  yaitu  mentalkejiwaan  yang  mengendalikan  keadaan
manusia agar dapat hidup sehat, tentram dan bahagia.
1. Pengertian kesehatan mental
Kesehatan berasal dari kata sehat, yang artinya baik seluruh badan serta bagian- bagiannya bebas dari sakit
37
“mental bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang  bukan  bersifat  badan  atau  tenaga,  bukan  hanya  pembangunan  fisik  yang
diperhatikan,  melainkan  juga  pembangunan  batin  dan  watak. ”
38
“kesehatan  mental adalah  terhindarnya  orang  dari  gejala-gejala  gangguan  jiwa  neorose  dan  gejala-
gejala penyakit jiwa psikose .”
39
Menurut  zakia  Daradjat,  “mental  dalam  terminology  psikiatri  dan  psikoterapi seiring  digunakan  sebagai  kata  ganti  personali
ty.”
40
Yang  berarti  bahwa  “mental adalah  semua  unsure-unsur  jiwa  termasuk  pikiran,  emosi,  sikap,  dan  perasaan  yang
37
Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia Jakarta: Balai Puastaka, 2002, Edisi Ke-3. h. 1011
38
Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia , Edisi Ke-3. h. 733
39
Abdul Aziz al-Qussy Terjemahan. Pokok-pokok Kesehatan Mental, Alih Bahasa Zakiah Daradjat Jakarta: Bulan bintang, cet. Ket-II. H. 13
40
Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental Jakarta: Bulan Bintang, 1987, cet. Ke-52, h. 35
36
keseluruhan  dan  kebulatanya  menentukan  corak  laku,  cara  menhadapi  sesuatu  hal yang menekan perasaan mengecewakan, menggembirakan dan sebaginya.
41
Di bawah ini adalah pengertian kesehatan menurut Dr. Zakiah Daradjat: a.
Kesehatan  mental adalah  terhindarnya  orang  dari  gejala-gejala  gangguan  jiwa neorose dari gejala-gejala penyakit jiwa psychose.
b. Kesehatan  mental  adalah  kemampuan  untuk  menyesuaikan  diri  dengan  diri
sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. c.
Kesehatan  mental  adalah  pengetahuan  dan  perbuatan  yang  bertujuan  untuk mengembangkan  dan  memanfaatkan  segala  potensi,  bakat  dan  pembawaan
yang semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
d. Kesehatan  mental  adalah  terwujudnya  keharmonisan  yang  sungguh -sungguh
antara fungsi-fungsi  jiwa,  serta  mempunyai  kesanggupan  untuk  menghadapi problem-problem  biasa  yang  terjadi  dan  merasakan  secara  positif
kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
42
Dari  pengertian  kesehatan  mental  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa kesehatan  mental  adalah  terhindar  dari  gangguan  penyakit  kejiwaan,  mampu
menyesuaikan  diri,  sanggup  menghadapi  masalah-masalah  dan  kegoncangan,  tidak
41
Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. , h. 35
42
Zakia Daradjat. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. , h. 14
37
ada  konflik  dan  merasa  bahwa  dirinya  berharga,  berguna  dan  bahagia  serta  dapat menggunakan potensi yang ada seoptimal mungkin.
Menurut  Hanna  Djumhana  Bastaman  dengan  melihat  pengertian  di  atas  dapat disimpulkan, tolak ukur kesehatan jiwa yakni:
a. Bebas dari gangguan dan penyakit-penyakit kejiwaan.
b. Mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar
peribadi yang bermanfaat dan menyenangkan. c.
Mengembangkan potensi-potensi pribadi bakat, kemampuan, sikap, sifat, dan  sebagainya  yang  baik  dan  bermanfaat  bagi  diri  sendiri  dan
lingkungan. d.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari.
43
Berdasarkan  tolak  ukur  diatas  kiranya  dapat  digambarkan  secara  ideal  bahwa “orang  yang benar-benar sehat mentalnya adalah orang yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha secara sadar, merealisasikan nilai-nilai agama, sehingga kehidupannya itu dijalaninya sesuai dengan tuntunan  agamanya. Ia
pun  secara  sadar  berupaya  mengembangkan  berbagai  potensi  dirinya,  seperti  bakat, kemampuan,  sifat,  dan  kualitas-kualitas  pribadi  lainya  yang  positif.  Sejalan  dengan
itu  iapun  berupaya  untuk  menghambat  dan  mengurangi  kualitas-kualitas  negative
43
Hanna  Djumana  Bastman,  Integrasi    Psikologi  dengan  Islam  Menuju  Psikologi  Islam Yogyakarta: Mustaka Pelajar, 2005, cet. Ke-4, h. 134
38
dirinya,  karena  sadar  bahwa  hal  itu  dapat  menjadi  sumber  berbagai  gangguan  dan penyakit  kejiwaan.  Dalam  pergaulan  ia  adalah  seorang  yang  luwes,  dalam  artian
mampu  menyesuaikan  diri  dengan  situasi  lingkungan  tanpa  ia  sendiri  kehilangan identitas  dirinya  serta  berusaha  secara  aktif  agar  berfungsi  dan  bermanfaat  bagi
dirinya  sendiri  dan  lingkungan  sekitarnya.  Ada  benarnya  bila  oarang  dengan kesehatan  mental  yang  naik  digambarkan  sebagi  seseorang  yang  sehat  jasmani-
ruhani,  otaknya  penuh  denagn  ilmu-ilmu  yang  bermanfaat,  ruhaninya  sarat  denagn nilai-nilai  agama  dan  sosial  budaya  yang  luhur.  Pada  dirinya  seakan-akan  telah
tertaman  dengan  suburnya  moralitas  dan  rasa  makmur  yang  memberi  manfaat  dan melimpah ruah kepada sekelilingnya.”
44
Penulis membatasi bahwa indicator kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan  diri  dengan  lingkungannya,  menggunakan  potensi  yang  dimilikinya,
dan  menghadapi  masalah-masalah  ringan  dengan  baik,  serta  merasakan  ketenangan dalm  jiwanya,  karena  tidak  ada  seorangpun  yang  menginginkan  kesusahan  dalam
hidupnya,  juga  tidak  ada  seorangpun  yang  tidak  ingin  kepada  kesenangan  dan kebahagiaan  yang  tidak  lain  bersumber  dari  sehatnya  mental.  Semua  orang  akan
berusaha  membebaskan  dirinya  dari  berbagi  kesusahan  dan  penderitaan  yang menderanya.
44
Hanna  Djumana  Bastman,  Integrasi    Psikologi  dengan  Islam  Menuju  Psikologi  Islam.  h 135
39
2. Cirri-ciri mental sehat