81
3. Menguji dan Memaknai Sub-Stuktur II
Gambar 4.9 Gambar Paradigma Struktur II
Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan dan Engkos, 2008:5
ρx1y2 ε
1
ε
2
r12 ρx1y1 ρy1ε ρy2ε r13 ρx2y2
r14 r23 ρx2y1 ρx3y1
r24 ρx3y2
r34 ρx4y1 ρx4y2
Persamaan Struktur II Y
2
= ρy
2X1
X
1
+ ρy
2
x
2
X
2
+ ρy
2X3
X
3
+ ρy
2X4
X
4
+ ρy
2y2
Y
1
+ ε
2
IHSG = 0,051Rate - 0,425 Kurs – 0,129 PDB + 0,428 M2 +
0,017 Return + 0,08 ε
1
Kurs
Uang Beredar
PDB Return
LQ 45 Kurs
IHSG
82
I. Uji F
Untuk melihat pengaruh variabel Suku Bunga Riil, Kurs, PDB dan Uang Beredar serta Return LQ 45 terhdap IHSG secara
gabungan atau bersama – sama, ditunjukkan pada tabel summary,
khususnya angka R square dibawah ini :
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Stuktur II
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.959
a
.920 .913
271.654265 a. Predictors: Constant, RETURN, M2, KURS, RATE, PDB
Sumber: Data Diolah Besarnya angka R square adalah 0,920. Dalam penelitian ini
IHSG dapat dijelasakan oleh variabel Suku Bunga Riil, Kurs, PDB dan Uang Beredar serta Return LQ 45 secara gabungan adalah
sebesar 92 sedangkan sisanya sebesar 8 100 - 92 dijelaskan oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar model ini.
Tabel 4.13 Analisis Varian ANOVA Struktur II
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.570E7 5
1.114E7 150.945
.000
a
Residual 4870538.613
66 73796.040
Total 6.057E7
71 a. Predictors: Constant, RETURN, M2, KURS, RATE, PDB
b. Dependent Variable: IHSG
Sumber: Data Diolah
83
Pada tabel analisis varian ANOVA struktur II diatas ditampilkan uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel
Suku Bunga Riil, Kurs, PDB dan Uang Beredar Serta Return LQ 45 berpengaruh terhadap IHSG.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator makro ekonomi yang terdiri dari Suku Bunga Riil, Kurs, PDB dan Uang
Beredar serta Return LQ 45 tersebut secara bersama – sama terbukti
mempengaruhi tingkat besarnya nominal yang dilihat dalam bentuk IHSG dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat
probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 0,0000,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya secara bersama
– sama variabel bebas eksogen berpengaruh terhadap variabel terikat endogen.
Indah Yuliana 2012:11 menyatakan bahwa adanya pengaruh secara bersama-sama variabel makro ekonomi jumlah uang yang
beredar, tingkat suku bunga SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.Variabel tingkat
suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap Indeks harga saham Gabungan IHSG. Hal ini berarti jika tingkat suku bunga SBI naik
maka IHSG akan menjadi turun. Pada saat tingkat suku bunga SBI naik maka akan menyebabkan investor untuk cenderung
mengivestasikan dananya di bank, dari pada menginvestasikan dananya di pasar modal. Pada saat tingkat inflasi mengalami
perubahan maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap IHSG.
84
Hasil penelitian Suramaya Suci Kewal 2012:9 juga mengemukakan bahwa hasil tersebut sama seperti dengan penelitian
yg dilakukannya Untuk melihat pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan diperoleh nilai F sebesar
5,231 dengan p = 0,001. Oleh karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,001 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, kurs rupiah, pertumbuhan PDB secara simultan terhadap IHSG di BEI.
Hasil penelitian tersebut tidak terlalu mengejutkan, karena sesuai teori yang dikemukakan Tandelilin 2007:211 Lingkungan
ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari.Kemampuan investor dalam memahami dan
meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam pembuatan investasi yang menguntungkan.Dengan
demikian variabel makro ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja jual beli saham di pasar modal terutama IHSG, karena IHSG
merupakan kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian juga menguatkan temuan penelitian sebelumnya, yakni sebagaimana temuan Rosalita 2006 bahwa perubahan nilai
tingkat bunga SBI, kurs Dollar AS, dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap IHSG; temuan Awaluddin 2006 juga mengungkap
bahwa variabel kurs tengah USD, suku bunga SBI dan inflasi
85
berpengaruh secara serentak terhadap LQ 45; demikian juga temuan Rahmawati 2004 menunjukkan hal yang sama bahwa inflasi dan
suku bunga secara simultan berpengaruh terhadap LQ 45. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Samsul 2006:200 bahwa faktor makro merupakan faktor yang berada diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
II. Uji t
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial t-test Struktur II
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4740.216
492.451 9.626
.000 RATE
1510.843 1362.654
.051 1.109
.272 KURS
-.492 .045
-.425 -10.856
.000 PDB
-.001 .001
-.129 -1.790
.078 M2
.002 .000
.842 10.882
.000 RETURN
30.867 81.147
.017 .380
.705 a. Dependent Variable: IHSG
Sumber: Data Diolah
86
Koefisien – koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan adalah sebagai berikut : ρy
2X1
= 0,051 ρy
2X2
= -0,425 ρy
2X3
= -0,129 ρy
2X4
= 0,842 ρy
2y1
= 0,017
Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Y2 = ρy
2X1
X
1
+ ρy
2X2
Y
1
+ ρy
2X3
X
3
+ ρy
2X3
X
4
+ ρy
2
y
1
Y
1
+ε
1
IHSG = 0,051Rate - 0,425 Kurs – 0,129 PDB + 0,428 M2 +
0,017 Return + 0,08 ε
1
Besarnya koefisien jalur diperlihatkan pada diagram analisis jalur. Harga koefisien jalur keseluruhan variabel dapat dilihat pada gambar
4.10 dibawah ini :
87
Gambar 4.10 Diagram Analisis Jalur Struktur II
Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan dan Engkos, 2008:5
0,0 51 ε
1
ε
2
-0,221 0,468
0,585 0,08
0,202 -0,425
0,428 -0,274 -0,282 0,017 0,749
-0,232 -0,129
0,810 -0,835
0,842
a Pengaruh Suku Bunga Riil terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Bunga Riil tidak berpengaruh terhadap tingkat nominal dalam bentuk
IHSG. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,272, sedangkan koefisien regresinya sebesar 0,051.
Hal ini menunjukkan bahwa Suku Bunga Riil tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG karena nilai signifikansinya lebih
Kurs
Uang Beredar
PDB Return
LQ 45 Kurs
IHSG
88
besar dari 0,05 yaitu 0,272. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Suku Bunga Riil
yang diterapkan oleh Bank Indonesia akan menaikan jumlah nominal dari IHSG. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien
regresi sebesar 0,051 yang berarti setiap kenaikan Suku Bunga Riil sebesar 1 akan menaikan IHSG sebesar 0,051.
Menurut Suci 2012:10 indikator suku bunga tidak berpengaruh terhadap IHSG dapat disebabkan karena tipe
investor di Indonesia merupakan investor yang senang melakukan
transaksi saham
dalam jangka
pendek traderspekulan, sehingga investor cenderung melakukan
aksi profit taking dengan harapan memperoleh capital gainyang cukup tinggi di pasar modal dibandingkan
berinvestasi di SBI Manullang, 2008. Selain itu, perusahaan-perusahaan emiten yang memberikan dividen
yang cukup tinggi bagi pemegang sahamnya juga menjadi salah satu stimulus bagi investor untuk berinvestasi di saham
dibandingkan dalam bentuk surat berharga di pasar uang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Zuldi Amin 2012:15 yang menyatakan tingkat suku bunga berpangaruh positif dan
signifikan Indeks Harga Saham Gabungan.
89
b Pengaruh Nilai Tukar Kurs terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar Kurs berpengaruh negatif terhadap tingkat besarnya nominal dalam
bentuk IHSG. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, sedangkan koefisien regresinya
sebesar -0,425. Hal ini menunjukkan bahwa Kurs memiliki pengaruh yang negatif terhadap IHSG karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Nilai
Tukar Kurs yang diterapkan oleh Bank Indonesia akan menurunkan jumlah IHSG. Hal tersebut dapat dilihat dari
koefisien regresi sebesar -0,425 yang berarti setiap kenaikan Kurs sebesar satu-satuan akan menurunkan IHSG sebesar
0,425 kali. Hasil Penelitian diperkuat juga oleh Suramaya Suci Kewal
2012:12 yg mengemukakan bahwa Pengaruh variabel kurs rupiah terhadap IHSG menunjukkan hasil yang negatif dan
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kurs rupiah dan harga saham berlawanan arah, artinya
semakin kuat kurs rupiah terhadap US rupiah terapresiasi maka akan meningkatkan harga saham, dan sebaliknya. Hasil
yang diperoleh ini konsisten dengan teori, di mana
90
menguatnya kurs rupiah terhadap USD adalah sinyal positif bagi perekonomian sebuah negara.
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian menurut Sri Adiningsih 1998:160-161 dalam Moh.Mansur 2009:3
bahwa, menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh negatif terhadap
kondisi ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar modal.
c Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh terhadap tingkat besarnya nominal
dalam bentuk IHSG. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,078, sedangkan koefisien regresinya
sebesar -0,129. Hal ini menunjukkan bahwa PDB tidak memiliki
pengaruh terhadap
IHSG karena
nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,078. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi PDB yang diterapkan oleh Pemerintah menurunkan jumlah IHSG.
Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0,129 yang berarti setiap kenaikan PDB sebesar satu-satuan akan
menurunkan IHSG sebesar 0,129 kali. Hasil penelitian serupa dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Suci 2012:11 bahwa PDB tidak mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG. Peningkatan
91
PDB dalam suatu negara mengindikasikan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Adanya
peningkatan kesejahteraan
masyarakat akan
mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi terhadap barang dan jasa sehingga memperluas perkembangan
investasi di sektor riil. Adanya perkembangan investasi di sektor riil tidak diikuti adanya peningkatan investasi pada
pasar modal. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah pemerataan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan PDB
belum tentu meningkatkan pendapatan perkapita setiap individu sehingga pola investasi di pasar modal tidak
terpengaruh oleh adanya peningkatan PDB.
d Pengaruh Uang Beredar terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uang Beredar berpengaruh positif terhadap tingkat besarnya nominal dalam
bentuk IHSG. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, sedangkan koefisien regresinya
sebesar 0,842. Hal ini menunjukkan bahwa Uang Beredar memiliki pengaruh yang positif terhadap IHSG karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Uang
Bereadar yang diterapkan oleh Bank Indonesia akan menaikan jumlah IHSG. Hal tersebut dapat dilihat dari
92
koefisien regresi sebesar 0,842 yang berarti setiap kenaikan Uang Beredar sebesar satu-satuan akan menaikan IHSG
sebesar 0,842 kali. Hasil penelitian ini sama seperti Indah Yuliana 2012:12
yang menyebutkan Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa indikator makro ekonomi, yaitu jumlah uang yang beredar berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sukono 2012:11 Jumlah uang
yang beredar berpengaruh signifikan terhadap IHSG, kondisi ini terjadi karena jika jumlah uang yang beredar meningkat,
maka tingkat bunga akan menurun dan harga saham akan meningkat, kenaikan harga saham ini juga akan berdampak
pada kenaikan IHSG. Hasil ini sesuai dengan pendapat Mohamad Samsul 2006, yang menyatakan jumlah uang
yang beredar berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Penelitian lain juga mengungkapkan hal yang sama dalam
judul “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sbi, Kurs, Jumlah Uang Beredar, Dan Indeks Dow Jones Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Ihsg Di Bursa Efek Indonesia Bei” Data pergerakan jumlah uang beredar dalam
93
penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah uang beredar mengalami pertumbuhan yang wajar sehingga akan
memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pasar ekuitas. Pertumbuhan jumlah uang beredar secara wajar ini tidak
terlepas dari kebijakan moneter ekspansif pemerintah dimana pemerintah hanya akan menambah jumlah uang beredar yang
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat permintaan masyarakat pada saat
perekonomian mengalami resesi atau depresi Kristiyawati, 2012:12.
e Pengaruh Return LQ 45 terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return LQ 45 tidak berpengaruh terhadap tingkat besarnya nominal dalam bentuk
IHSG. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,705, sedangkan koefisien regresinya sebesar 0,017.
Hal ini menunjukkan bahwa Return tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG karena nilai signifikansinya lebih besar dari
0,05 yaitu 0,705. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Return akan menaikan jumlah IHSG. Hal
tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,105 yang berarti setiap kenaikan Return LQ 45 sebesar satu-
satuan akan menaikan IHSG sebesar 0,105 kali.
94
Hasil Penelitian ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Bayu Radtya 2010:93 bahwa Return LQ 45
tidak berpengaruh terhadap IHSG .
4. Menguji dan Memaknai Analisis Jalur Model Trimming Stuktur II