Return Saham Penelitian Terdahulu

24 Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu; waktu dasar dan waktu berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berlaku merupaka waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Pergerkan nilai indeks akan menunjukan perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi aktif, ditunjukan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya menunjukan keadaaan yang diinginkan. Keadaan yang stabil ditunjukan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan. Untuk mengetahui besarnya Indeks Harga Saham Gabungan, digunakan rumus sebagai berikut Anoraga dan Pakarti, 2008:102: Dimana: Σ Ht : Total harga semua saham pada waktu tertentu Σ Ho : Total semua harga saham pada waktu dasar

D. Return Saham

Jenis return saham menurut Jogiyanto 2003:109 saham dapat dibedakan menjadi dua: 1 return realisasi yang merupakan return yang telah terjadi, 2 = � � × 25 return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang.Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengna periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka akan ditulis rumus: Dimana: R i : Return saham P t : Harga saham periode tahun P t-1 : Harga saham periode tahun sebelumnya Selain return saham terdapat juga return pasar Rm yang dapat dihitung dengan rumus Jogiyanto, 2003:232: Dimana: R m : Return market IHSG t : IHSG pada paeriode tahun IHSG t-1 : IHSG pada periode tahun sebelumnya Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi R i = � −� − � − R m = � − � − � − 26 dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada pada perbankan, return yang diharapkan juga lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan teori investasi yang dikemukakan oleh Widiatmojo 2008:84.

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas kerena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hamper sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang gunakan berbeda, maka terdapat banyal hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk salaing melengkapi. Berikut beberapa ringkasan penelitian terdahulu: 1. Sitinjak dan Kurniasari 2003 Mereka minyimpulkan bahwa jika kurs nilai tukar dollar terhadap rupiah satu satuan maka akan terjadi penurunan indikator pasar IHSG saham sebesar satu satuan. Terutama sekali pada kondisi pasar sedang bearish. Sedangkan pada pasar sedang bullish indikator pasar saham dan indikator pasar uang secara bersam-sama berpengaruh positif. Terutama pada indikator pasar uang SBI, signifikan positif untuk mempengaruhi pasar saham. 2. Maurin Sitorus 2004 Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh variabel makro ekonomi inflasi, suku bunga SBI, kurs dan jumlah uang beredar. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa variabel makro ekonomi berpengaruh 27 secara simultan terhadap kinerja saham pertambangan minyak dan gas bumi. Dan variabel makro ekonomi yang paling berpengaruh sangat besar adalah variabel kurs. 3. Tendi, Trimarto dan Rosi 2005 Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda mereka menyimpulkan bahwa nilai tukar dollar AS merupakan salah satu indikator perkembangan IHSG dengan diketahui bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah per dollar AS dengan IHSG di Bursa Efek Indonesia kuat yaitu sebesar 64,9. Dengan nilai negatif, artinya jika nilai tukar rupiah per dollar AS naik maka IHSG akan menurun sebesar 64,9. 4. Murwaningsih 2008 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Etty Murwaningsih pada periode 1992 samapi 2006 tentang pengaruh volume perdagangan saham, deposito dan kurs terhadap IHSG beserta prediksi IHSG dengan model Garch dan Arima. Menunjukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negative terhadap IHSG dan kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. 5. Moh Mansyur 2009 Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Moh Mansyur yang meneliti sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh tingkat suku bunga SBI dan kurs dollar AS terhadap IHSG di BEI dengan menggunakan analisis jalur memberikan hasil yang menyatakan bahwa pergerakan 28 IHSG sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar AS sebesar 51,55 dengan arah pengaruh negatif, artinya apabila rupiah terdepresiasi terhadap dollar AS maka IHSG cenderung akan melemah dan begitu juga sebaliknya, apabila rupiah terapresiasi terhadap dollar AS, maka IHSG akan mengalami penguatan. 6. Pananda Pasaribu dkk 2009 Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Variabel Makro ekonomi Terhadap IHSG” dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode estimasi ordinary least square OLS menunjukkan bahwa sebagian besar faktor domestik tidak berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Indikator ekonomi domestik seperti: Inflasi, SBI , dan kurs . Sedangkan faktor asing dan informasi mengenai aliran modal mempunyai pengaruh yang cukup signifikan atas pergerakan IHSG. Indeks regional yang diproksi oleh Indeks Hang Seng mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atas pergerakan IHSG. Ketika indeks Hang Seng turun maka IHSG juga akan mempunyai arah yang sama dengan. Kondisi ini yang memungkinkan Indonesia terkena dampak krisis global walaupun kondisi ekonomi Indonesia relatif baik. 7. Zied Ftiti 2009 Makalah ini mengusulkan sebuah metodologi baru untuk memeriksa kinerja ekonomi suatu kebijakan moneter dan khususnya untuk menargetkan kebijakan inflasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi , suku bunga dan pertumbuhan 29 PDB. Dapat disimpulkan bahwa penargetan inflasi menghasilkan lingkungan moneter yang stabil, hasil ini memungkinkan untuk menyimpulkan bahwa kebijakan penargetan inflasi yang relevan dalam kasus negara-negara industri . 8. Rangan Gupta dan Mampho P. Modise 2011 Penelitian ini dilakukan agar dapat memprediksi saham-saham di Afrika dengan variabel makro ekonomi mengunnakan metode analisis regresi. Variabel yang mempunyai nilai signifikan untuk memprediksi saham-saham di Afrika antara lain adalah pertumbuhan minyak bumi, jumlah uang beredar, suku bunga dan inflasi. Laju inflasi menunjukkan prediksi sangat kuat untuk 6 bulan kedepan, dan untuk nilai suka bunga juga menjelaskan prilaku saham-saham di Afrika. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, ringkasan dari penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.1 Table 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Variabel Model penelitian Hasil penelitian 1. Sitinjak dan Kurniasari 2003 - SBI - IHK - Kurs - Pasar Saham Non Liniear Combination Kurs berpengaruh negatif dan SBI berpengaruh positif terhadap pasar saham 2 Maurin Sitorus 2005 - Inflasi - SBI - Kurs - Jumalah Uang Beredar Regresi Kurs memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap return saham 30 - Retun Saham 3. Tendi Haruman dkk. 2005 - Kurs - SBI - Inflasi - IHSG Regresi Kurs memiliki pengaruh terhadap IHSG 4. Etty Murwaningsari 2008 - Volume Perdagangan saham - Suku Bunga Deposito - Kurs - IHSG Garch dan Arima Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap IHSG dan kurs tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG 5. Moh. Mansyur 2009 - SBI - Kurs - IHSG Path Analysis Kurs memiliki pengaruh terhadap IHSG dan SBI tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG 6. Pananda Pasaribu dkk 2009 - Inflasi - SBI - Uang Beredar - Kurs - PDB - Transaksi Berjalan - Cadangan Devisa - Net Buying Asing - Indeks Hangseng - Indeks Dow Jones - Minyak Dunia - Fed Rate Regresi OLS Indikator ekonomi domestik seperti: Inflasi, SBI , dan kurs . Sedangkan faktor asing dan informasi mengenai aliran modal mempunyai pengaruh atas pergerakan IHSG. Indeks regional yang diproksi oleh Indeks Hang Seng mempunyai pengaruh atas pergerakan IHSG. 7. Zied Ftiti 2009 - Inflasi - PDB Path Penelitian ini dilakukan di 31 - Suku Bunga Prancis, dapat disimpulkan bahwa penargetan inflasi menghasilkan lingkungan moneter yang stabil, hasil ini memungkinkan untuk menyimpulkan bahwa kebijakan penargetan inflasi yang relevan dalam kasus negara- negara industri . 8. Rangan Gupta dan Mampho P. Modise 2011 - Inflasi - Suku Bunga - Uang Beredar - Minyak Dunia Regresi Laju inflasi menunjukkan prediksi sangat kuat untuk 6 bulan kedepan, dan untuk nilai suka bunga juga menjelaskan prilaku saham- saham di Afrika.

F. Kerangka pemikiran