Pengertian Penalaran Moral Teori Perkembangan Penalaran Moral Menurut Kohlberg

19 suasana hati yang timbul, remaja cenderung lebih sering mengalami suasana hati yang negatif. • Kecenderungan remaja untuk melakukan tingkah laku yang berisiko. Tingkah laku berisiko didefinisikan sebagai tingkah laku yang secara potensial dapat menyebabkan celaka atau kesulitan pada orang lain maupun pada diri sendiri.

2.2 Penalaran Moral

Dalam penalaran moral ini dibahas tentang pengertian penalaran moral, Teori Perkembangan Penalaran Moral Menurut Kohlberg, Tahap-tahap Perkembangan Penalaran Moral Kohlberg, dan Indikator Penalaran Moral

2.2.1 Pengertian Penalaran Moral

Penalaran moral terdiri dari dua kata, yaitu penalaran dan moral. Menurut Chaplin 2006 istilah penalaran atau reasoning yaitu proses berpikir, khususnya proses berpikir logis atau berpikir memecahkan masalah. Kohlberg mendefinisikan moral sebagai bagian dari penalaran reasoning, sehingga iapun menamakannya dengan penalaran moral moral reasoning. Panalaran atau pertimbangan tersebut berkenaan dengan keluasaan wawasan mengenai relasi antara diri dan orang lain, hak dan kewajiban Desmita, 2005. Sedangkan Moral berasal dari bahasa latin “mos” yaitu jamak dari mores yang berarti adat kebiasaan Asmaran, 1994. Moral inilah yang menjadi patokan hidup bagi seseorang. Bagaimana seseorang itu bertingkah laku ditentukan oleh kematangan moral yang dimilikinya. Menurut Berkowitz dalam Lickona 1976, 20 moral adalah evaluasi terhadap tingkah laku yang dipercayai atau diterima oleh anggota masyarakat sebagai ‘benar’. Bertens 1993 mengatakan bahwa “Moralitas” dari kata sifat latin moralis mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan “moral”, hanya lebih abstrak. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Istilah moralisasi sebenernya lebih menunjuk kepada pertimbangan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip, nilai-nilai dan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang dianggap bermoral atau tidak bermoral oleh masyarakat Haricahyono, 1995 Berdasarkan penggalan pengertian penalaran dan moral diatas, maka dapat diartikan penalaran moral sebagai berikut: Penalaran moral adalah cara berpikir yang mendasari keputusan yang mengenai benar dan salah atau baik dan buruk yang digunakan untuk memperkuat norma yang dianut dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi.

2.2.2 Teori Perkembangan Penalaran Moral Menurut Kohlberg

Pendekatan yang paling berpengaruh dalam membahas tentang perkembangan moral adalah pendekatan kognitif Lawrence Kohlberg, yang terinspirasi oleh penelitian sebelumnya dari Piaget pada perkembangan moral anak Berk, 2004. Piaget menjelaskan dua tahap perkembangan moral, tahap yang pertama yaitu tahap heteronomous morality atau realisme moral. Tahap realisme moral muncul saat anak berusia 4-7 tahun. Pada tahap itu, anak cenderung menerima aturan- aturan yang diberikan. Tahap kedua adalah tahap autonomous morality atau independensi moral. Pada tahap ini, anak sudah mempunyai pemikiran akan 21 perlunya memodifikasi aturan unuk disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada Haricahyono, 1995. Dalam teori perkembangan penalaran moral, peneliti menggunakan tahap perkembangan moral yang dikemukan oleh Kohlberg. Kohlberg memperluas teori Piaget, ia mengemukakan bahwa ada tiga tahap perkembangan moral. Tiap tahap terdiri dari dua sub tahap perkembangan yang harus dilalui anak sampai dewasa. Kohlberg lebih menekankan pada penalaran moral daripada tindakan moral itu sendiri Kohlberg, 1995

2.2.3 Tahap-tahap Perkembangan Penalaran Moral Kohlberg