21 perlunya memodifikasi aturan unuk disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
ada Haricahyono, 1995. Dalam teori perkembangan penalaran moral, peneliti menggunakan tahap
perkembangan moral yang dikemukan oleh Kohlberg. Kohlberg memperluas teori Piaget, ia mengemukakan bahwa ada tiga tahap perkembangan moral. Tiap tahap
terdiri dari dua sub tahap perkembangan yang harus dilalui anak sampai dewasa. Kohlberg lebih menekankan pada penalaran moral daripada tindakan moral itu
sendiri Kohlberg, 1995
2.2.3 Tahap-tahap Perkembangan Penalaran Moral Kohlberg
Menurut Kohlberg 1995, perkembangan penalaran moral manusian terjadi melalui tahap-tahap tertentu yang harus dilalui, yaitu tahap Pra-konvensional
preconvensional, tahap konvensional convensional, dan tahap paska- konvensional postconvensional serta masing-masing tahap memiliki sub tahap.
Untuk memahami ketiga tahap utama penalaran moral yang dikemukakan Kohlberg di atas, maka akan lebih jelas bila melihat uraian berikut:
1 Tahap 1 Kohlberg: Preconvensional Reasoning Preconvensional Reasoning atau Pra-konvensional adalah tahap terendah
dalam teori perkembangan penalaran moral Kohlberg. Ini terjadi pada anak usia 4-10 tahun. Pada tahap ini, individu tidak menunjukkan adanya
internalisasi nilai-nilai moral-penalaran moral dikendalikan oleh reward dan hukuman eksternal. Seseorang akan begitu responsive terhadap norma-norma
budaya atau label-label kultur lainnya seperti persoalan-persoalan yang
22 berkaitan dengan norma baik dan buruk serta menginterpretasikannya
berdasarkan konsekuensi yang mungkin akan dihadapi dalam Haricahyono, 1995. Tahap ini mempunyai cirri bahwa apa yang benar atau salah itu terbatas
pada aturan-aturan yang konkret atau atas dasar kekuasaan atau hukuman. Tahap ini dibagi menjadi dua sub tahap, yaitu:
a. Sub tahap 1: Orientasi hukum kepatuhan Pada tahap ini, pemikiran moral didasarkan pada hukuman.
Anak mendasarkan perbuatannya atas otoritas konkret orangtua dan guru dan atas hukuman yang akan menyusul bila ia tidak patuh. Seseorang
berperilaku baik untuk menghindari hukuman atau untuk mendapatkan hadiah Haricahyono, 1995.
b. Sub tahap 2: Individualisme tujuan Pada tahap ini, pemikiran moral didasarkan pada reward dan minat
pribadi. Anak mulai menyadari kepentingan orang lain juga, tetapi hubungan antar manusia lebih dianggapnya hubungan timbal balik yang
harus saling menguntungkan. Suatu perbuatan dianggap baik jika dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan juga kadang-kadang kebtuhan orang lain.
2 Tahap 2 Kohlberg: Conventional Reasoning Conventional Reasoning atau konvensional adalah tahap kedua atau menengah
dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, internalisasi sifatnya menengah. Individu mematuhi beberapa standar tertentu internal, tetapi
standar itu merupakan standar orang lain eksternal, misalnya orangtua atau hukum yang berlaku di masyarakat.
23 Pada tahap ini yang ‘benar’ didefinisikan atas dasar hak asasi manusia
yang umum dan universal, nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang wajib digunakan baik oleh masyarakat maupun individu. Mematuhi harapan
kelompok, keluarga atau masyarakat berbangsa dan bernegara dianggap sebagai sesuatu yang terpuji Haricahyono, 1995.
Tahap ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu: a. Sub tahap 3: Norma interpersonal
Pada tahap ini, individu menganggap rasa percaya, rasa sayang, dan kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar untuk melakukan penilaian
moral. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan orang lain dan disetujui oleh mereka.
b. Sub tahap 4: Moralitas sistem social Pada tahap ini, penilaian moral didasarkan pada pemahaman terhadap
aturan, hukum, keadilan dan tugas social. Orientasi pada tahap ini ditekankan pada aturan-aturan tetap, otoritas dan pertahanan ketertiban
sosial. Sesuatu yang baik berdasarkan pertimbangan atas dasar melaksanakan kewajiban, menghormati otoritas dan mempertahankan
ketertiban sosial yang berlaku demi ketertiban itu sendiri 3 Tahap 3 Kohlberg: Postconventional Reasoning
Postconventional Reasoning atau paska-konvensional adalah tahap tertinggi dalam perkembangan Kohlberg. Pada tahap ini dapat dicapai oleh orang
dewasa atau dimulai pada usia 16 tahun. Pada tahap ini, moralitas diinternalisasi sepenuhnya dan tidak lagi didasarkan pada pada standar orang
24 lain. Individu mengetahui adanya pilihan moral yang lain sebagai alternative,
memperhatikan pilihan-pilihan tersebut, dan kemudian memutuskan ssuatu dengan kode moral pribadinya. Tahap ini dibagi menjadi dua sub tahap, yaitu:
a. Sub tahap 5: Hak komunitas dan hak individu Pada tahap ini seseorang memiliki pemahaman bahwa nilai dan hukum
adalah relative dan standar yang dimiliki satu orang akan berbeda dengan orang lain. Disamping apa yang disetjui dengan cara demokratis, baik
buruknya tergantung pada nilai-nilai dan pendapat-pendapat pribadi. Segi hukum ditekankan, tetapi diperhatikan secara khusus kemungkinan untuk
mengubah hukum, asal hal itu terjadi demi kegunaan sosial.
b. Sub tahap 6: Prinsip etis universal Tahap ini adalah tahap tertinggi dari teori perkembangan penalaran moral
Kohlberg. Pada tahap ini, seseorang sudah membentuk standar moral yang didasarkan pada hak manusia secara universal Kohlberg dalam Santrock,
2001. Disini orang mengatur tingkah laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi. Yang mencolok adalah prinsip-prinsip etis
dan hati nurani berlaku secara universal, dimana prinsip-prinsip ini menyangkut keadilan, kesetiaan membantu satu sama lain, persamaan hak
manusia dan menghormati martabat manusia sebagai pribadi.
25
2.3 Religiusitas