Penutup berisi tentang Penggunaan Blackberry Dalam
modernisasi itu berjalan melalui proses akulturasi, bahwa modernisasi terjadi melalui suatu kontak dengan masyarakat barat dan melalui suatu
pengambilalihan kebudayaan. Modernisasi menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya
untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai fisik, material, dan sosial yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya,
modernisasi selalu dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi adalah dimana modernisasi dapat dilihat sebagai suatu perubahan fisik
yaitu cara-cara tradisional kearah modern atau penggunaan teknologi atau mesin serta dari pola pikir yaitu pola pikir tradisional menjadi pola pikir
rasional, praktis dan efisien. Modernisasi adalah tindakan bergaya modern, tindakan atau proses menyebabkna untuk memenuhi berpikir
modern atau bertindak. Adam Kuper dan Jessica Kuper, 200: 672 Modernisasi adalah kumpulan paradoks yang setiap saat selalu diuji,
paradoks modernitas sangat berhubungan dengan diskontinuitas antara pertumbuhan penalaran, logika industrialisme, kekuasaan negara-bangsa,
dan pencarian kebebasan dari realisasi diri. Adam Kuper dan Jessica Kuper, 200: 673 Negara kita Indonesia sudah mencapai tahap pemikiran
yang sangat modern, kita mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti TV, Handphone, Komputer, Laptop, dan lain-
lain dan karena kita sudah mampu mengolah sumber daya kita dengan baik dan efisien maka kita bisa gunakan untuk rakyat.
Giddens menggambarkan kehidupan modern berawal di Eropa abad 17
sebagai sebuah “Juggernaut” panser raksasa. Pada akhir abad ke-20, banyak yang berpendapat, kita bertahan di pembukaan zaman baru,
dimana ilmu pengetahuan sosial harus menanggapi dan kita yang melakukan melebihi modernitas itu sendiri. Giddens, 2005: 10
Modernitas dalam bentuk panser raksasa ini sangat dinamis. Kehidupan modern adalah sebuah “dunia yang tak terkendali” dengan langkah,
cakupan, dan kedalaman perubahannya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Ritzer dan Goodman, 2004:
553 Sedangkan modernitas menurut Giddens terdiri dari tiga ciri
dinamis: ciri pertama ruang dan waktu. Dalam masyarakat pramodern, waktu selalu dikaitkan dengan ruang dan pengukuran waktu biasanya tidak
tepat. Dengan modernisasi, waktu dibakukan ukurannya dan kaitan antara waktu dan ruang diputus. Dalam hal ini, baik waktu maupun ruang
“dikosongkan” dari isinya; tak ada waktu dan ruang khusus yang istimewa; keduanya menjadi bentuknya yang murni. Dengan datangnya modernitas,
ruang makin lama dipisahkan dari tempat, berhubungan dengan orang yang berjauhan jarak fisik makin lama makin besar peluangnya.
Ciri kedua yakni pemisahan; pemisahan adalah “pelepasan” relasi sosial dari konteks lokal interaksi dan restrukturisasi mereka pada rentang
waktu dan ruang yang tidak terbatas. Dalam pemisahan terdapat sistem keahlian, yakni sistem kecakapan teknis atau keahlian profesional yang