BAB IV POTENSI ZAKAT DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
A. Pengertian Zakat dan Dasar Hukumnya
Zakat yang
secara harfiah
berarti bersih
at-thaharah, tumbuhberkembang an-nama, tambah az-ziyadah, berkah al-barakah
bahkan juga kebaikan as-shalah dan pujian al-madh, adalah sebutannama bagi harta-harta tertentu yang diberikan kepada kelompok masyarakat tertentu
para mustahik dalam kadarhitungan tertentu, pada waktu tertentu, dan menurut tata cara tertentu sebagaimana yang diatur oleh syariat.
22
Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, disebutkan
bahwa Zakat adalah harta yang wajib disisikan oleh seorang muslim, atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.
23
Yusuf Al-Qaradhawi, salah seorang pakar zakat terkemuka dewasa ini, mengemukakan bahwa secara syari, zakat digunakan sebagai sebutanliteratur
untuk bagian yang telah ditentukan dari harta kekayaan yang diwajibkan Allah untuk para mustahik, sebagaimana juga digunakan untuk keluaran benda yang
dibagikan itu sendiri.
24
22
Prof.Dr.Drs.M.Amin Suma, SH., MM. 5 Pilar Islam Membentuk Pribadi Tangguh. Jakarta: Kolam Publising, 2007. Cet. I
23
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolan Dana Zakat Pasal 1 ayat 2
24
Prof.Dr.Drs.M.Amin Suma, SH., MM. Jakarta: Kolam Publising, 2007. Cet. I h. 105
16
Baik dalam al-Quran maupun dalam al-Hadits, zakat sering disebut dengan shadaqah sampai-sampai al-Mawardi w. 450 H menyamakan kedua istilah itu
dalam ungkapannya bahwa shadaqah adalah zakat dan zakat adalah shadaqah as- shadaqatu zakatun, wazzakatu shadaqatun. Keduanya hanya berbeda dalam nama,
tetapi sama dalam arti.
25
Zakat merupakan salah satu kewajiban yang disyariatkan oleh Allah swt kepada umat Islam, sebagai salah satu perbuatan ibadah yang setara dengan
shalat, puasa, dan ibadah haji. Zakat tergolong ibadah maliyah, yakni ibadah melalui harta kekayaan dan bukan ibadah badaniyah yang pelaksanaannya
melibatkan fisik. Zakat memiliki dua dimensi ibadah secara vertikal dapat lebih
mendekatkan diri kepada Allah swt dan dimensi sosial ekonomi antara sesama manusia dalam masyarakat. Zakat merupakan salah satu sendi pokok dalam ajaran
Islam.
26
Bahkan al-Quran menjadikan zakat dan shalat sebagai lambang dari keseluruhan ajaran Islam, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka
mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-
ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” Q.S.at- Taubah9:11
25
Prof.Dr.Drs.M.Amin Suma, SH., MM. Jakarta: Kolam Publising, 2007. Cet. I h. 106
26
Quraish Shihab, membumikan al-Quran. Bandung:PT.Mizan, 1998, cet. XVII. h. 232